Techverse.Asia - Belakangan ini viral di media sosial seorang perempuan bernama Mariana yang terpergok mencuri tiga cokelat dan dua botol shampo di Alfamart Sampora, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang. Kejadian itu diketahui oleh pegawai Alfamart Sampora dan merekamnya.
Alih-alih mengakui perbuatannya, perempuan tersebut justru mengancam pegawai perempuan Alfamart yang memvideokannya. Dia diancam dengan UU ITE karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya.
Kasus viral ini pun mendapat perhatian dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang mengaku siap menjadi pengacaranya tanpa dibayar. Pernyataan itu bukan isapan jempol belaka, Hotman menginstruksikan kepada anaknya Frank Hutapea sebagai kuasa hukum Alfamart dan melaporkannya ke Polres Tangerang.
Singkat cerita, kasus ini berakhir damai dan perempuan yang sebelumnya mengancam tadi akhirnya meminta maaf dan mengaku perbuatannya. Menurut keterangan polisi, ibu pengutil cokelat diduga mengidap kleptomania.
Lantas apa itu kleptomania yang ramai dibahas oleh netizen? Apakah memang ada, orang yang mengalami salah satu bentuk kelainan ini?
Berikut beberapa penjelasan mengenai apa itu kleptomania dan bagaimana gejala atau ciri-cirinya:
Kleptomania
Kleptomania merupakan gangguan yang dialami oleh seseorang yang mana sulit menahan diri dari keinginan untuk mencuri sesuatu.
Biasanya, pengidap gangguan ini akan mencuri di tempat umum, tetapi juga ada yang mengutil dari rumah kerabat atau teman-temannya.
Penting untuk diketahui, bahwasannya kleptomania ini termasuk ke dalam kelompok gangguan kendali impulsif.
Gangguan kendali impulsif adalah gangguan yang menyebabkan penderita sulit dalam mengendalikan emosi dan perilakunya, yang biasanya muncul pada fase remaja, atau malah bahkan dewasa sekalipun.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Memahami Digital Parenting, Ini Saran dari Psikolog
Gejala kleptomania yang dialami oleh seseorang tersebut memiliki karakteristik atau tanda-tanda seperti berikut:
- Tak bisa menolak dorongan untuk mencuri
- Merasa cemas di saat mencuri
- Mencuri secara spontan
- Tidak mengenakan barang yang dicuri
- Tak mencuri karena rasa balas dendam
- Mencuri di tempat umum
Apalagi, gangguan ini tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh. Biasanya, sebagian pengidapnya menahan rasa malu akibat dari gangguan yang dimilikinya.
Berdasarkan dari hasil fakta, bahwasannya ditemukan jika 2 dari 3 penderita kleptomania itu ialah seorang wanita.
Penyebab Kleptomania pada Seseorang
Penyakit suka mencuri atau mengutil ini sebenarnya belum bisa diketahui secara pasti.
Akan tetapi, berdasarkan dari teori menunjukkan jika adanya perubahan pada otak pasien dengan kondisi yang bisa bermacam-macam.
Berikut ini beberapa penyebab kleptomania yang sangat mungkin terjadi.
- Adanya masalah dengan hormon serotonin. Hormon serotonin adalah zat kimia alami yang diproduksi oleh tubuh dari asam amino tryptophan dan ditemukan pada otak, sistem pencernaan, hingga trombosit darah. Kadar serotonin yang sangat rendah, bisa menimbulkan seseorang rentan mengalami gangguan impulsif (melakukan suatu hal secara tiba-tiba sesuai suasana hati, tanpa memikirkan akibatnya ke depan).
- Gangguan adiktif. Pada awalnya, tindakan pengutilan mungkin dilakukan karena terpaksa. Akan tetapi, setelah berhasil beberapa kali, bisa menjadi suatu kebiasaan dan ketagihan. Hal ini terjadi karena mengutil atau mencuri bisa melepaskan hormon dopamin, hormon yang bisa merangsang perasaan senang. Sehingga, inilah yang menjadi alasan untuk mendorong seseorang melakukan berkali-kali.
- Ketidakseimbangan sistem opioid pada otak. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti opioid ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan opioid pada otak. Hal ini berakibat seseorang menjadi candu dan ketergantungan dengan obat-obat seperti ini, apalagi bisa merangsang gangguan adiktif, di mana seseorang menjadi tidak mampu dalam menahan diri dalam melakukan suatu hal.
Baca Juga: Tujuh Dampak Kurang Tidur Pada Manusia: Bisa Ganggu Performa Seks
Sadar Jika Tindakannya Salah
Walaupun memang kleptomania ini adalah salah satu gangguan, tetapi penting untuk diperhatikan bahwasannya mereka sebagai pelaku itu sadar.
Sadar jika tindakan tersebut salah dan tidak masuk akal.
Orang yang mengidap penyakit tersebut sering merasa takut saat ditangkap dan merasa tertekan atau bersalah atas kasus pencarian tersebut.
Neurotransmitter yang terkait dengan kecanduan perilaku, termasuk yang berkaitan dengan serotonin, dopamin, dan opioid juga sepertinya berperan dalam kleptomania.
Walaupun sadar, tetapi penderitanya melakukan pencurian atau pengutilan ini bukan bertujuan untuk meraih keuntungan atau memilih barang-barang yang menarik.
Akan tetapi, kesenangan yang salah, di mana kesenangan diperoleh setelah mencuri dan rasa tegang saat mencuri menjadi hal yang disukai oleh para penderita atau pengidap gangguan kleptomania tersebut.
Beberapa langkah atau cara untuk menekan case kleptopmania ini melalui psikofarmakologi atau obat dan psikoterapi.
Lebih dari itu, peranan lingkungan di sekitar, seperti keluarga, sehingga penderitanya bisa menahan atau mengurungkan niat untuk melakukan pengutilan.