Industri musik dan hiburan nampaknya manis, aman-aman saja dari efek resesi ekonomi yang terjadi di dunia.
Namun, ternyata tak demikian halnya dengan apa yang dinyatakan oleh riset. Ada fakta lain yang mungkin tak kita sadari di sana.
Menurut penelitian baru yang dilakukan oleh badan amal Help Musicians, 98% musisi Inggris khawatir tentang bagaimana krisis biaya hidup akan berdampak pada karir mereka. Sebanyak setengah dari 525 responden mengatakan bahwa mereka 'sangat khawatir' bahwa mereka harus meninggalkan industri ini sama sekali.
Selain menjadi masalah akut dan mendesak bagi orang-orang yang terkena dampaknya, hal ini kemungkinan besar juga akan membentuk industri musik di tahun-tahun mendatang.
Musisi Juga Mengalami Kesulitan-kesulitan
Musisi menghadapi kesulitan yang sama seperti kebanyakan populasi umum. Dazed digital mengungkap, ada 91% responden mengatakan mereka khawatir tidak mampu membeli makanan dengan penghasilan mereka saat ini. Masih dianalisis juga dalam laporan tersebut, para musisi juga menghadapi krisis biaya kerja yang khusus untuk tuntutan industri mereka.
Apa yang memicu ini? Tentunya hal ini karena juga meningkatnya biaya bahan bakar dan energi, yang telah membuat perjalanan ke pertunjukan dan ruang latihan untuk pemanasan membuat mereka semakin berat.
Sementara itu, 91% artis yang disurvei mengatakan mereka tidak mampu membeli peralatan musik. Lebih dari setengah musisi mengatakan penghasilan mereka kurang dari setahun yang lalu. Kemudian, delapan dari sepuluh orang mengatakan penghasilan mereka lebih sedikit daripada sebelum pandemi.
"Tingkat kesulitan keuangan ini berdampak buruk: 68% responden mengatakan kesehatan mental mereka sekarang lebih buruk daripada sebelum 2020," demikian tulis Dazed digital, dikutip pada Sabtu (19/11/2022).
Peluang Menghasilkan Uang Makin Menipis
Walau penelitian baru itu berfokus pada Inggris, namun sebenarnya biaya tur yang melonjak menjadi masalah bagi musisi di seluruh dunia. Apalagi kebangkitan laman streaming, membuat 'jalur seni' semakin tidak dapat dipertahankan untuk mencari nafkah.
Misalnya dari penjualan rekaman, Spotify hanya membayar sangat kecil $0,003 per streaming. Dan musik live untuk waktu yang lama dipandang sebagai cara paling layak untuk mereka menghasilkan uang.
Tetapi bagi sebagian besar artis yang tidak menjual konser stadion, tur kemungkinan akan menguras keuangan mereka.
Bayangkan, rapper Inggris Little Simz (yang telah memenangkan Mercury Music Prize dan memiliki hampir 14 juta pendengar Spotify per bulan) dan Animal Collective (salah satu band paling berpengaruh dalam 20 tahun terakhir) saja, terpaksa membatalkan tur atas dasar bahwa 'melanjutkan akan menghabiskan uang mereka'.
Apa yang mereka anggap pemicu? Sebagian disebabkan kenaikan biaya bahan bakar dan energi. Kemudian, sebagian lainnya karena fakta bahwa tempat-tempat yang menghadapi tekanan keuangan yang sangat besar, biasanya mengambil potongan besar dari penjualan barang dagangan.
Tetapi seniman Inggris juga menghadapi beberapa tantangan unik: berkat Brexit, dan kegagalan pemerintah untuk menegosiasikan perjalanan bebas visa, mereka sekarang menghadapi rintangan birokrasi yang mahal sebelum mereka dapat manggung di Uni Emirat. Akibatnya, banyak artis muda memilih untuk tidak peduli, merampas kesempatan penting mereka untuk memperluas basis penggemar dan memajukan karier mereka.
Musisi menghadapi krisis biaya hidup tepat pada titik di mana peluang mereka untuk menghasilkan uang semakin menipis.
Krisis Ekonomi Saat Ini Membentuk Musik Di Masa Depan
Dalam menghadapi situasi berat seperti saat ini, dan jika musisi tidak dapat menghasilkan uang dari streaming atau bermain pertunjukan, maka inilah saatnya untuk memikirkan berbagai cara untuk mendanai budaya.
Tahun ini, Irlandia sedang merintis skema yang akan menjamin Penghasilan Dasar Universal bagi para seniman. Para peserta dijamin €353 per bulan, dan program serupa, -meskipun dalam skala yang lebih terbatas- , sudah berjalan di New York.
Sebuah teknik yang logis, meskipun sulit membayangkan jika UBI diimplementasikan di Inggris dalam waktu dekat, lebih dari setengah publik Inggris mendukungnya.
Krisis biaya hidup hampir pasti akan membentuk jenis musik yang dibuat di tahun-tahun mendatang.
Jika biaya rekaman, ruang latihan, dan instrumen menjadi mahal, ini akan semakin mendorong musisi untuk memproduksinya di ruang kamar tidur mereka secara do it yourself (DIY). Sementara keuntungan yang berkurang akan membuat aksi solo lebih layak daripada bekerja dengan grup.
Tom, seseorang yang bekerja untuk label rekaman besar menjelaskan bahwa memproduksi musik solo umumnya lebih murah daripada merekam dengan grup lengkap.
"Dan juga bisa dibilang lebih mudah dan lebih cepat untuk dipelajari," ujarnya.
Tom menyarankan bahwa kendala ekonomi semacam ini merupakan faktor dalam kesuksesan berkelanjutan industri musik EDM. Menurut dia, EDM telah mengalami lonjakan komersial yang besar sejak 2010 dan terus menjadi salah satu genre yang paling sehat secara komersial.
Karena grup-grup musik berbasis gitar masih menghadapi ekspektasi untuk membuat album tersedia dalam bentuk vinyl. Sedangkan artis tari komersial umumnya berbasis single, mampu merilis musik baru secara teratur. Mereka bisa menghasilkan lebih banyak uang dari tur, dan membutuhkan lebih sedikit pengeluaran untuk pemasaran dan pers.
Bahaya Krisis Ekonomi Saat Ini
Soal bahaya krisis ekonomi yang harus dihadapi dunia saat ini, telah dijelaskan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Mereka menjelaskannya dalam World Economic Outlook (WEO): Countering The Cost-of-Living yang dirilis pekan ini. IMF menilai bahwa krisis biaya hidup semakin persisten dan meluas. Hal ini bisa memicu tantangan inflasi yang lebih tinggi ke depannya.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengungkap, risiko penurunan prospek tetap tinggi sedangkan pertukaran kebijakan untuk mengatasi krisis biaya hidup menjadi lebih menantang.
Kenaikan harga di balik krisis ini menjadi ancaman paling mendesak bagi kemakmuran banyak negara di dunia, baik saat ini dan masa yang akan datang.
Gourinchas juga menuturkan kalau krisis biaya hidup dapat menekan pendapatan riil dan merusak stabilitas makroekonomi.
"Krisis biaya hidup ini, harus ditangani dengan kebijakan dari bank sentral," sebutnya.
Seperti kita lihat sekarang, bank sentral sekarang fokus pada pemulihan stabilitas harga, dan laju pengetatan telah meningkat tajam. Tapi yang perlu dipahami oleh negara-negara bahwa, pengetatan yang lemah semakin memperkuat inflasi, mengikis kredibilitas bank sentral, dan membuat ekspektasi inflasi tak terkendali.
Ternyata industri musik tidak segemerlap panggung konser. Saatnya gunakan ilmu literasi keuanganmu, sekarang.