Para Ilmuwan Menemukan DNA Yang Diyakini Paling Tua di Dunia

Uli Febriarni
Kamis 08 Desember 2022, 23:37 WIB
DNA / freepik

DNA / freepik

Para ilmuwan menemukan DNA yang diyakini sebagai DNA tertua yang diketahui. Temuan ini akan digunakan untuk mengungkapkan seperti apa kehidupan 2 juta tahun yang lalu, di ujung utara Greenland.

Saat ini, lokasi itu berupa gurun Arktik yang tandus. Tetapi dipastikan, di saat itu merupakan lanskap rimbun pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, dengan berbagai hewan, bahkan mastodon yang sekarang sudah punah.

Dalam laman ABC News, penulis utama hasil temuan, Kurt Kjær, mengatakan kalau studi yang tim mereka lakukan telah membuka pintu ke masa lalu yang pada dasarnya telah hilang.

Ahli Geologi dan Gletser di University of Copenhagen itu mengatakan, dengan fosil hewan yang sulit didapat, para peneliti mengekstraksi DNA lingkungan juga dikenal sebagai eDNA, dari sampel tanah.

"Ini adalah materi genetik yang ditumpahkan organisme ke lingkungannya. Misalnya, melalui rambut, limbah, ludah, atau bangkai yang membusuk," terangnya, dikutip pada Kamis (8/12/2022). 

Sampel yang ditemukan para ilmuwan, berasal dari endapan sedimen yang disebut formasi Kap København di Peary Land. Saat ini, daerah tersebut adalah gurun kutub, kata Kjær.

Selain itu juga, mereka menemukan satu kejutan besar adalah menemukan DNA dari mastodon, spesies punah yang terlihat seperti campuran antara gajah dan mammoth.

Mempelajari DNA yang benar-benar tua bisa menjadi tantangan, imbuh dia. Karena materi genetik rusak dari waktu ke waktu, menyisakan para ilmuwan hanya dengan fragmen kecil.

Akan tetapi, seorang Ahli Genetika di University of Cambridge, Eske Willerslev menjelaskan, walau demikian dengan bantuan teknologi terbaru para peneliti tetap dapat memperoleh informasi genetik dari potongan kecil DNA yang rusak.

Dalam studi mereka, yang diterbitkan Rabu (7/12/2022) di jurnal Nature, mereka membandingkan DNA dengan spesies yang berbeda, mencari kecocokan.

Menyinggung lokasi penemuan DNA tertua, menurut Willerslev, jutaan tahun yang lalu wilayah ini mengalami periode perubahan iklim yang intens yang membuat suhu naik. Sedimen kemungkinan besar terbentuk selama puluhan ribu tahun di lokasi tersebut, sebelum iklim mendingin dan menyemen temuan tersebut menjadi permafrost.

Lingkungan yang dingin akan membantu mengawetkan potongan DNA yang halus, sampai para ilmuwan datang dan mengebor sampelnya, mulai 2006.

Selama periode hangat di kawasan itu, -ketika suhu rata-rata 20 derajat sampai 34 derajat Fahrenheit (11 derajat-19 derajat Celcius) atau lebih tinggi dari hari ini-, area tersebut dipenuhi dengan kehidupan tumbuhan dan hewan yang tidak biasa, para peneliti melaporkan.

Fragmen DNA menunjukkan campuran tanaman Arktik, seperti pohon birch dan semak willow, dengan yang biasanya lebih menyukai iklim yang lebih hangat, seperti cemara dan cedar.

DNA juga menunjukkan jejak binatang termasuk angsa, kelinci, rusa dan lemming. Sebelumnya, kumbang kotoran dan sisa-sisa kelinci menjadi satu-satunya tanda kehidupan hewan di lokasi tersebut, imbuh Willerslev.

Banyak fosil mastodon sebelumnya telah ditemukan dari hutan beriklim sedang di Amerika Utara. Itu lautan yang jauh dari Greenland, dan jauh lebih jauh ke selatan, sambung dia.

Pendapat Ilmuwan Yang Tak Ikut Dalam Studi

Seorang peneliti DNA kuno di Institut Antropologi Evolusioner Max Planck Jerman, Benjamin Vernot menyatakan, dengan menarik lusinan spesies dari hanya beberapa sampel sedimen, penelitian ini menyoroti beberapa keuntungan eDNA.

"Anda benar-benar mendapatkan gambaran ekosistem yang lebih luas pada waktu tertentu," kata Vernot.

"Anda tidak perlu pergi dan menemukan potongan kayu ini untuk mempelajari tumbuhan ini, dan tulang ini untuk mempelajari mammoth," sebutnya. 

Sementara itu, pakar eDNA di Universitas Konstanz Jerman, Laura Epp turut menyatakan pendapat.

Berdasarkan data yang tersedia, sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah spesies ini benar-benar hidup berdampingan, atau jika DNA bercampur dari berbagai bagian lanskap. Namun menurut dia, penelitian DNA semacam ini berharga untuk menunjukkan keanekaragaman tersembunyi di lanskap kuno.

Sementara itu seorang peneliti Genomik Evolusioner di Universitas Stockholm, Love Dalen, ia menjelaskan hal dalam konteks lain. Menurutnya, dengan adanya sedimen menumpuk di mulut fyord, maka para peneliti juga bisa mendapatkan petunjuk tentang kehidupan laut dari periode yang dikaji.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)