Pergantian tahun, kerap diidentikan dengan 'resolusi'. Bahkan bagi beberapa orang, rasanya kurang lengkap menyambut awal tahun tanpa menyusun resolusi.
Lini masa media sosial kita, kadangkala diwarnai pembaruan laman akun yang isinya berlomba-lomba menyusun resolusi sebagus mungkin. Bagi orang-orang ini, resolusi berguna untuk menambah semangat juang. Selain itu, menjadi pecut semangat agar lebih maju, lebih baik ketimbang diri mereka di tahun sebelumnya.
Hanya saja di sisi lain, nampak ironi terselip di antaranya. Sejumlah resolusi yang dibuat dari tahun ke tahun selalu sama. Bahkan tidak sedikit resolusi tahun sebelumnya, -yang tak tercapai-, telah dilupakan.
Maka saat ini, kita bisa mulai mempertanyakan. Ketika selalu punya daftar resolusi tiap pergantian tahun dan selalu gagal mewujudkannya, apakah tidak penasaran mencari penyebabnya?
Soal Resolusi, Ini Kata Studi
Laman Institut Teknologi Sepuluh November memiliki sebuat artikel yang membahas soal ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh Richard Wiseman dari Universitas Bristol menunjukkan bahwa, 88% dari orang-orang yang memiliki resolusi tahun baru gagal mewujudkannya. Padahal awalnya, 52% dari responden yakin mereka akan berhasil mewujudkannya.
Kemudian menelusur ke laman Science Alert, mereka merangkum hasil riset Psikolog Inggris Richard Wiseman tadi. Riset Wiseman ternyata dilakukan pada 2007, menggunakan metode survei kepada 3.000 orang. Survei tersebut mencari tahu tentang keberhasilan resolusi Tahun Baru.
Hasil yang dijumpai Wiseman, hanya ada 12% dari responden yang berhasil mencapai apa yang telah mereka rencanakan.
Lalu bagaimana dengan sisanya? Sembari mengutip pepatah khas Indonesia, susunan resolusi para responden itu hanyalah serupa 'hangat-hangat tahi ayam'. Semangatnya hanya menggebu-gebu di awal, lambat laun akan kehilangan motivasi dan menjalani hari dengan sekadarnya.
WebMD mengungkap, resolusi tahun baru adalah sebagian aspirasi dan sebagian tradisi.
Psikolog Klinis dan Profesor di Universitas Yeshiva, New York City, Sabrina Romanoff mengungkap, kita cenderung menetapkan resolusi karena Tahun Baru seakan-akan berfungsi sebagai penanda siklus waktu. Di masa itu, kita mengevaluasi kembali dan menginventarisasi hidup kita.
Resolusi seakan mengaktifkan harapan tentang apa yang ingin kita capai di masa depan.
Sementara itu, psikolog Mariana Strongin di laman sama menjelaskan, Tahun Baru memberi kita rasa pembaruan. Menyebabkan kita berpikir tentang area dalam hidup kita yang ingin kita tingkatkan atau ubah dan mulai.
Kenapa Buat Resolusi Tapi Selalu Gagal?
- Kurang pemetaan
Akademisi melihat, seringkali orang tidak memetakan atau memikirkan apa yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan atau membuat resolusi.
Tetapi, orang-orang malah mengandalkan kegembiraan tahun baru sebagai hal yang akan mendorong mereka untuk mencapai tujuan.
"Kemudian dengungan itu hilang. Atau mungkin, Anda tidak memberi diri Anda cukup waktu untuk mencapai tujuan Anda," demikian kajian para akademisi, dilansir dari WebMD.
- Terlalu fokus hanya pada resolusi tertentu
Psikolog Klinis dan Profesor di Universitas Yeshiva, New York City, Sabrina Romanoff mengemukakan bahwa, kita sering gagal dalam mencapai dan mempertahankan resolusi yang kita buat, karena fokus pada hasil tertentu.
"Misalnya berat badan yang tepat," kata Romanoff.
- Tidak sabar dan mudah putus asa
Masih ada lagi penyebab kegagalan mewujudkan resolusi tahun baru, kali ini menurut spesialis trauma dan penulis The Science of Stuck, Britt Frank.
Yaitu, ketika fokus ditempatkan pada hasil tertentu, akan sulit untuk bertahan dalam upaya meraihnya, jika hasilnya tidak langsung.
Padahal, mencapai sasaran membutuhkan waktu. Banyak orang menjadi putus asa dan akhirnya mengalah sebelum mencapai sasaran.
- Tidak jujur
Penyebab lain yang menghancurkan resolusi? Tidak jujur!
Frank mengkritik orang-orang yang sering menetapkan tujuan tinggi untuk masa depan, tanpa menilai dengan jujur mengapa kita kesulitan meraihnya di masa lalu.
"Tanpa memeriksa di mana kita menolak perubahan. Siklus tekad, kambuh, ulangi terus berlanjut dari tahun ke tahun," kata dia.
Bagaimana resolusi 2022 kalian? Apakah 2023 akan membuat resolusi? atau menjalani biasa saja?