Pandemi Covid-19 yang terjadi telah mengubah cara orang di dunia dalam berinteraksi, bertransaksi dan bekerja. Dalam konteks bekerja, teknik bekerja secara daring dan hybrid menjadi jalan satu-satunya untuk membatasi interaksi fisik, tanpa mengabaikan tanggung jawab dan pendelegasian tugas.
Saat ini, ketika semua aktivitas perlahan berjalan mendekati normal sedia kala, bekerja secara hybrid menjadi pilihan. Konteks 'ruang kerja' juga tak lagi sama dalam pandangan orang-orang. Ada yang harus berubah dari cara perusahaan mengatur ruang dan tempat kerja bagi karyawan mereka, tak terkecuali bagi karyawan yang bekerja secara hybrid (daring dan luring).
Kondisi ini nyatanya diamini oleh sebuah riset berbasis panel, yang dilakukan terhadap lebih dari 2.000 pekerja kantor di Amerika Serikat (AS). Institut Riset Gensler yang melakukan riset ini, pada 14 Juni dan 7 Agustus 2022.
Responden mereka berasal dari 10 industri dan mewakili berbagai demografi. Termasuk pendidikan, jarak perjalanan, dan lokasi geografis di seluruh AS. Saat pengumpulan data dilakukan, responden diminta untuk bekerja di kantor setidaknya untuk beberapa waktu.
Janet Pogue Mclauring dan Anita Grabowska menuliskan laporan itu dalam laman Gensler.com. Mereka menjelaskan, pandemi sebenarnya memperlihatkan bahwa kantor seharusnya menjadi ruang untuk menghubungkan antara ruang kerja, terlibat dengan aktivitas sosial, dan menghidupkan kembali sebuah interaksi antarpribadi.
Semua itu hilang karena telah banyak waktu untuk bertemu.
Kemudian diketahui, banyak organisasi merespons dengan membuat segmentasi ulang kantor, untuk fokus pada interaksi kolaboratif dan sosial secara langsung. Hanya saja, saat melakukan itu, banyak yang mengabaikan untuk mengakui peran penting yang terus dimainkan kantor dalam mendukung pekerjaan indvidu dan virtual.
"Kami melihat perusahaan meninggalkan gedung Kelas B dan C yang lebih tua, untuk kantor A yang berkualitas lebih tinggi dan berada di lokasi cukup bagus," tulis mereka, seperti dikutip pada Senin (12/12/2022).
Mereka juga melihat peningkatan permintaan untuk fasilitas ramah-tamah di dalam dan di sekitar gedung. Semuanya masuk dalam upaya untuk membuat kantor terasa seperti tujuan, bukan kewajiban.
Bahkan, beberapa responden mengakui bahwa mereka bisa saja menghabiskan waktu lebih banyak untuk berada di tempat kerja. Asalkan, lingkungan kerja terasa nyaman dan memberi energi untuk membuat segalanya lebih menarik.
Riset Gensler menyebut bahwa ruang kerja menjadi alat penting untuk daya tarik dan retensi bakat para karyawan.
Bagian penting dari riset ini, adalah bagaimana tiap perusahaan bisa menyeimbangkan peluang kerja jarak jauh dengan kebutuhan akan dorongan untuk berinovasi, ke arah yang baru.
Beberapa perusahaan mempunyai wawasan ke depan, dan menyadari bahwa mereka perlu memikirkan kembali cara mereka merancang gedung kantor mereka.
Satu lagi hasil riset ini. Yaitu, diketahui bahwa ruang untuk kolaborasi kreatif dan kerja individu memiliki dampak paling besar terhadap efektivitas dan pengalaman.
Kekinian, salah satu perusahaan yang menyadari soal pentingnya segmentasi ulang ruang kerja adalah PUMA. PUMA di Amerika Utara baru saja membuka kantor pusat perusahaan baru di Somerville, Massachusetts.
CEO dan Presiden PUMA Amerika Utara, Bob Philion mengklaim, kantor itu mereka bangun dengan mempertimbangkan pekerjaan yang lebih fleksibel.
"Kantor pusat baru dirancang untuk memodernisasi cara kerja kami dan mempromosikan kolaborasi tatap muka, dengan tetap mendukung model kerja hybrid," kata dia, dilansir dari Forbes.
Menurutnya, ruang kerja mereka di Massachusetts menawarkan 'hub kolaboratif' di setiap lantai. Kantor itu memiliki ruang khusus untuk pengujian produk, desain, dan ide lintas fungsi.
"Kantor pusat baru mempercepat pendekatan digital pertama kami untuk kolaborasi. Memungkinkan kami menciptakan ruang yang cocok untuk masa depan pekerjaan, yang bagi kami adalah hybrid," tutur Bob.
Fasilitas di kantor PUMA yang terbaru, juga menggabungkan desain khusus yang mencakup teknologi video dan audio yang ditingkatkan, untuk memastikan transisi mulus untuk rapat. Mengingat, beberapa karyawan bekerja secara langsung dan yang lainnya dari jarak jauh.
"Model kerja hybrid di PUMA, tidak hanya dimaksudkan untuk memungkinkan karyawan mempertahankan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Tetapi juga memacu kreativitas melalui apa yang saya suka sebut 'tabrakan 15 menit' di kantor," lanjut dia.