Selandia Baru Melawan Rokok: Generasi Yang Lahir 1 Januari 2009 Dan Setelahnya, Seumur Hidup Tak Boleh Beli Rokok

Uli Febriarni
Kamis 15 Desember 2022, 19:48 WIB
perokok / freepik

perokok / freepik

Statistik yang dibuat oleh pemerintahan Selandia Baru melaporkan, terhitung pada November 2022 tercatat ada sebanyak 8% orang dewasa Selandia Baru merokok setiap hari. Selain itu, ada 8,3% orang dewasa menggunakan vape setiap hari, naik dari kurang dari 1% enam tahun lalu.

Saat ini, Selandia Baru telah membatasi penjualan rokok untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Mewajibkan produsen membuat kemasan tembakau dilengkapi dengan gambar peringatan kesehatan. Rokok dijual dalam kemasan standar.

Dan regulasi yang mengatur distribusi dan penjualan produk tembakau di negara itu, kini telah diperbarui.

Negara yang terkenal sebagai penghasil daging sapi dan susu ini, baru saja memiliki Undang-undang (UU) tentang larangan penjualan produk tembakau, kepada siapapun yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009. 

Sementara itu Daily Mail menuliskan bahwa, UU yang masih mendapat tentangan dari Partai libertarian ACT ini, bukan hanya soal larangan membeli rokok. Melainkan juga soal rentang waktu. UU itu memberlakukan larangan membeli rokok untuk kaum, selama seumur hidup!

Artinya, usia minimum untuk membeli rokok akan terus naik dan naik.

Selandia Baru Ingin Wujudkan Negara Bebas Rokok Pada 2025

UU itu disahkan pada Selasa (13/12/2022). Disusun dengan tujuan melanjutkan rencana ambisius pemerintah, untuk menciptakan negara bebas rokok pada 2025, yang dapat membuka jalan bagi kebijakan serupa di tempat lain di dunia.

Laporan The Guardian menuliskan, larangan ini berlaku bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun saat ini. Tetapi amandemen baru UU tersebut secara efektif menetapkan batas usia bergerak, yang secara permanen akan melarang penjualan tembakau kepada generasi termuda dan mendatang, di negara tersebut.

Mereka yang lahir sebelum 2009, yang berusia 18 tahun atau lebih, masih diperbolehkan membeli tembakau.

Menteri Kesehatan negara setempat, dr.Ayesha Verrall mengatakan, UU ini akan menciptakan perubahan generasi dan akan meninggalkan warisan kesehatan yang lebih baik bagi generasi muda, dimulai sejak era kini.

Di bawah perubahan UU itu, pengecer yang menjual tembakau kepada siapapun yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009, -mereka yang berusia sekitar 13 tahun atau lebih muda-, akan menghadapi denda hingga 150.000 dolar Selandia Baru, atau sekitar $96.000.

"Larangan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Januari 2027, ketika mereka yang lahir pada tahun 2009 akan mulai berusia 18 tahun," tuturnya, seperti diberitakan dalam The Washington Post dan dilansir pada Kamis (15/12/2022).

UU tersebut ternyata juga merombak beberapa UU tembakau yang sudah ada sebelumnya, dengan mengurangi jumlah pengecer yang diizinkan untuk menjual tembakau di Selandia Baru. Dari awalnya berjumlah 6.000 menjadi 600, dan memberlakukan batasan nikotin yang lebih ketat dalam produk tembakau asap.

"Ribuan orang akan hidup lebih lama, hidup lebih sehat dan sistem kesehatan akan menjadi $5 miliar lebih baik. Karena tidak perlu mengobati penyakit yang disebabkan oleh merokok, seperti berbagai jenis kanker, serangan jantung, stroke, amputasi," lanjut Verrall.

Seorang akademisi yang mempelajari pengendalian tembakau di Universitas Otago Selandia Baru, Nick Wilson, ia mengatakan ada beberapa faktor yang membantu negara ini dalam menegakkan larangannya.

Yakni, negara itu tidak memiliki basis penanaman tembakau dalam negeri yang besar. Faktor berikutnya, sebagai negara kepulauan, Selandia Baru dapat lebih mudah menjaga perbatasannya dari impor ilegal.

Masih Saja Ditentang

Wakil Ketua Partai ACT libertarian, Brooke van Velden mengatakan, akan ada banyak toko-toko kecil di negara Selandia Baru gulung tikar karena tidak lagi dapat menjual rokok, akibat disahkannya regulasi itu.

"Kami menentang UU karena ini adalah UU yang buruk dan kebijakannya yang buruk," ujarnya. 

Bahkan ada sisi negatif yang muncul sebagai dampaknya, yaitu pasar gelap tembakau. Karena menurut Brooke, sejauh ini pelarangan tidak pernah berhasil dan selalu berakhir dengan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Satu hal lain dari UU ini, UU tidak mengatur larangan untuk komoditas vape atau perangkat apapun terkait aktivitas vaping. Diketahui di Selandia Baru, vaping lebih populer ketimbang merokok.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)