Techverse.asia - Rambut manusia pada dasarnya memproduksi minyak atau sebum setiap harinya. Sebum ialah lemak alami yang dihasilkan oleh kelenjar di kulit yang berfungsi untuk menjaga kulit kepala dan rambut supaya tetap lembab.
Karena itu, kita tidak disarankan untuk keramas setiap hari meski keramas punya banyak manfaat seperti menjaga dan memelihara kesehatan rambut. Keramas setiap hari bisa menyebabkan sejumlah masalah pada rambut.
Baca Juga: Saingi Avengers Infinity War, Top Gun Maverick Jadi Film Keenam Terlaris dalam Sejarah
Di sisi lain, seperti diketahui ada gerakan no poo movement alias gerakan anti keramas. Alasannya karena mereka percaya rambut memproduksi minyak alami sehingga tidak perlu keramas. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar karena jenis rambut setiap orang berbeda-beda.
Lantas sebaikanya kapan kita harus keramas dalam seminggu?
Sebetulnya sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan waktu yang ideal untuk keramas. Ada yang bilang sebaiknya keramas setiap dua atau tiga hari sekali. Namun, ada juga yang setiap hari keramas.
Untuk itu, perlu diketahui faktor-faktor yang menentukan kapan kita harus keramas, antara lain:
Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang maka berbanding lurus dengan jumlah sebum yang dihasilkan. Artinya semakin tua, semakin sedikit sebum yang ada di kepala. Dengan begitu, diimbau jangan terlalu sering keramas karena berpotensi membuat rambut rontok.
Tekstur rambut
Rambut yang dimiliki setiap orang tentu punya tekstur yang berbeda-beda, seperti lurus, keriting, ikal, ataupun kribo. Ini ada kaitannya dengan sebum yang menuju ke akar.
Baca Juga: Penyebab Perusahaan Startup di Indonesia Gulung Tikar, Ini Faktor yang Dominan
Sebagai contoh, bagi orang yang berambut lurus, jenis kulit kepalanya gampang berminyak. Maka tidak apa-apa jika keramas setiap hari sebab sebum akan lebih cepat tiba ke akar rambut.
Sedangkan yang rambutnya keriting, seyogyanya keramas setiap dua kali dalam seminggu. Alasannya, minyak yang ada di kepala akan lebih lambat untuk mencapai ke akar.
Jenis kulit kepala
Ketika anda mengusap rambut dan terasa berminyak maka sebum yang dihasilkan berlebih. Untuk itu, dianjurkan keramas setiap hari.
Kalau enggak rajin keramas akan membuat kotoran yang terperangkap di kepala semakin banyak. Dengan sering keramas akan menghilangkannya.
Untuk yang kulit kepalanya normal serta kering, diimbau keramas dua kali dalam seminggu.
Ketebalan rambut
Orang yang rambutnya enggak tebal alias halus atau tipis, sebaiknya keramas lebih sering. Pasalnya, sebum akan lebih mudah menuju akar rambut dan menyebabkan penumpukan minyak di kulit kepala.
Berikutnya tentang dampak terlalu sering keramas:
Muncul Ketombe
Frekuensi keramas terlalu sering bisa memicu munculnya ketombe, padahal bisa jadi sebelumnya jarang berketombe. Pemicunya ialah keramas membuat kulit kepala cepat kering.
Kulit yang kering gampang terkelupas lalu menjadi sebuah ketombe.
Menghilangkan sebum
Sebum atau minyak rambut juga bisa hilang karena justru melucutinya. Sehingga rambut rentan mengalami masalah seperti kerontokan dan rambut kering.
Selain itu, kilau alami pada rambut pun berpotensi memudar.
Lebih mudah lepek
Keramas memang membuat kulit kepala serta rambut jadi lebih kering. Kendati begitu, tubuh punya metode kompensasi dengan memproduksi lebih banyak minyak yang menyebabkan rambut lebih mudah lepek.
Warna lebih cepat pudar
Orang Indonesia ditakdirkan berambut hitam, kondisi ini terkadang membuat orang ingin mengubah warna rambutnya karena bosan. Bagi yang memiliki rambut berwarna jangan sering-sering keramas.
Alasannya warna rambut lebih cepat memudar. Dengan kata lain supaya warna rambutnya tetap awet.
Rambut bercabang
Batang rambut akan kering kalau kita keseringan keramas. Dampaknya adalah rambut akan lebih mudah bercabang. Ini disebabkan rambut yang kekurangan sebum.