Sebuah merek busana, Kazna Asker, ingin sampaikan gagasan soal pentingnya persaudaraan dan menolak islamophobia di Inggris.
Ambil jalan yang lebih 'nyeni' dan 'gaya', Kazna memadukan Islamic Fashion dan Streetwear untuk menampilkan keragaman budaya di Inggris.
"Saya merasa sangat bersyukur. Kami dapat menampilkan keragaman Inggris dan memperkenalkan busana Islami dan kain Timur Tengah ke barat, melalui perspektif minoritas," kata Asker kepada media Dezeen, kami lansir, Kamis (12/1/2023).
Asker adalah seseorang yang kali pertama, menampilkan koleksi desain hijab di acara Ma Central Saint Martin dalam rangkaian London Fashion Week.
Ingin mempresentasikan komunitas muslim di Sheffield dengan lebih baik, Asker mengundang orang-orang dari komunitas lokalnya, untuk menjelaskan apa arti komunitas itu bagi mereka dan apa yang menginspirasi mereka.
Jawaban disusun menjadi desain grafis, dan dicetak di bagian belakang jubah hijab koleksinya. Koleksi Asker menggabungkan fashion warisan Yaman dengan metode Inggris.
Disebutkan oleh laman Fashion Crossover London, dalam pergelaran busana itu, Asker menampilkan serangkaian baju olahraga; kain teknis; dan detail pakaian olahraga dengan pakaian tradisional Islam.
Kain tradisional dari karpet dan furnitur Timur Tengah, scarf keffiyeh, perhiasan dari Yaman dan beragam produk pasar lokal, ikut unjuk tampil menjadi bagian dari koleksi Asker.
Desainer Lulusan Kampus di London
Asker adalah seorang desainer yang dibesarkan di Sheffield. Merupakan mahasiswi lulusan Fashion Design, Central Saint Martin University of The Arts London.
Asker merancang pakaian Islami tradisional seperti jilbab, abaya dan thobe dari kain nilon yang tahan air. Ia juga menambahkan detail pakaian olahraga termasuk cording, resleting, dan saku.
Celana cargo, jaket, dan baju olahraga yang dihias dengan kain tenun tradisional Timur Tengah, masuk dalam koleksinya pula.
"Saya selalu tomboy dan saya ingat seluruh masa kecil saya, saya hanya akan melihat dan memakai baju olahraga dan trainers merek Nike dan Adidas. Jadi menurutku, pakaian olahraga selalu alami bagiku," kata Asker.
Asker juga merancang koleksi berpasangan pakaian pria dan pakaian wanita, yang sesuai untuk mewakili komunitas lokalnya.
Ia mengaku, sangat terinspirasi oleh komunitas lokal di Sheffield; dan bagaimana mereka mengadaptasi budaya dan tradisi mereka, sambil tetap merancang dan memberdayakan komunitas muslim.
"Saya pikir ada banyak konotasi negatif yang terkait dengan hijab, kesopanan Islam, dan komunitas muslim. Jadi saya sengaja mendesain pakaian pria dan wanita yang serasi, untuk menunjukkan persaudaraan komunitas kita dan bahwa kita semua diairi oleh satu air," terangnya.
Asker dianugerahi the debut talent prize dalam penghargaan Fashion Trust Arabia 2022 untuk koleksi Watered by One Water miliknya.
"Saya berharap lebih banyak gadis muslim mendaftar ke Central Saint Martins, melihat diri mereka dalam koleksi saya, dan merasa berdaya selama berada di sana," lanjutnya.
Aktivitas Asker: Eco Fashion dan Sosial
Asker bekerja sama langsung dengan komunitas lokalnya untuk membuat proyek grafis, film, dan cetak.
Selain dalam hal fesyen, Fashion Trust Arabia juga mengungkap bahwa Asker juga telah berkontribusi pada proyek komunitas di kampung halamannya di Sheffield, Inggris.
Dara ini menjadi sukarelawan dengan pengungsi di Belanda, bekerja dengan komunitas pedesaan di Nepal bersama Restless Development, -badan amal yang dipimpin para anak muda-.
Aktivitasnya itu juga meliputi penggalangan dana untuk komunitas Yaman dan Palestina, serta mengumpulkan lebih dari £20.000 untuk amal.
Sementara itu, proyek amal pribadinya berupa merancang dan menjual t-shirt. Ini telah mengumpulkan dana lebih dari £6.000 untuk bantuan kemanusiaan di Yaman.
Desain kreatif lainnya yang dibuatnya, termasuk selimut pemanas bertenaga surya dan printer yang memproyeksikan cahaya ke alga untuk menghasilkan gambar pada kain, keramik, atau kertas.