Fenomena Pengemis Online, Ini Empat Alasan Kamu Harus Setop Beri Gift

Uli Febriarni
Selasa 17 Januari 2023, 21:42 WIB
pengemis (Sumber : freepik)

pengemis (Sumber : freepik)

Pengguna media sosial belakangan ini masih heboh menjadikan 'ngemis online' sebagai bahan perdebatan dan diskusi. Yang paling populer, pengemis online ini beraksi di TikTok.

Beberapa dari pengguna media sosial, mengeluhkan hal ini. Karena isi konten yang dianggap mengganggu dan tidak memiliki manfaat. 

Konten yang paling banyak menjadi bahan pembicaraan adalah perempuan dan lansia yang diguyur dengan air lumpur. Selain itu, ada juga si pembuat konten dengan sengaja merebahkan tubuh dan berguling-guling di kubangan air berlumpur. 

Bila penonton memberikan 'gift' atau mawar dalam unggahan itu, maka mereka bisa menukarkannya dengan uang. 

Apa yang dilakukan oleh mereka, serupa dengan pengemis di jalanan. 

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 1980 Tentang Penanggulangan Gelandangan Pengemis, pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan, untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. 

Siapa yang tidak kasihan melihat seorang lansia diguyur air berlumpur? 

Tetapi, ada empat alasan yang bisa kamu tanamkan ke dalam pikiranmu, bahwa pengemisan online itu bisa dihentikan. Caranya? tidak ikut memberikan gift. Atau bahkan tidak menonton tayangan yang mereka unggah. 

  • Itu bukan baik, itu jahat

Jangan pernah berpikir bahwa, memberikan sesuatu kepada pengemis adalah hal yang baik.

Benar bahwa mereka adalah orang yang membutuhkan uang. Namun, sudah bukan rahasia lagi kalau sejumlah pengemis beraksi karena dikoordinasi oleh pihak tertentu. 

Maka, dengan terus ringan memberikan mereka gift, berarti kamu membiarkan mereka terus dieksploitasi oleh pihak-pihak tadi agar tak henti mengemis.

  • Setiap orang punya kesulitan masing-masing

Kamu mungkin berpikir bahwa orang yang mengemis lewat media sosial itu sedang memiliki kesulitan. Mereka kesusahan mendapatkan pekerjaan. 

Tetapi, bukankah buat dirimu sendiri mencari pekerjaan atau menjalankan bisnis adalah hal yang butuh perjuangan?

Anggaplah bahwa tidak memberikan gift TikTok kepada pengemis online, merupakan cara memotivasi mereka agar memproduksi konten yang lebih edukatif atau memberikan informasi tertentu yang berguna. 

  • Itu merendahkan harga diri mereka

Sebagian dari kita meyakini, meminta-minta padahal masih mampu melakukan hal positif lain, misalnya bekerja, merupakan bentuk merendahkan harga diri.

Maka memberikan gift yang bisa ditukar dengan uang, kepada pembuat konten pengemisan di TikTok, sama saja dengan membenarkan apa yang mereka lakukan.

Dengan demikian, kita telah membiarkan seseorang terus-menerus menjatuhkan diri mereka secara tidak hormat.

Kalau tidak bisa mengangkat harga diri orang lain, setidaknya kita tidak ikut berpartisipasi membuat harga diri mereka tambah jatuh.

  • Melanggar undang-undang dan peraturan pemerintah

Ini dia yang perlu kembali kita ingat lagi sebagai warga negara Indonesia. 

Di Indonesia, gelandangan dan pengemis dikategorikan sebagai kelompok masyarakat yang mengalami disfungsi sosial atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Menurut ibu menteri yang satu ini juga menegaskan, sama seperti pengemis konvensional di jalan-jalan, pengemis online juga dilarang oleh peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) dan peraturan daerah (Perda).

Jadi jelas dong, kalau memberikan uang kepada pengemis berarti tindakan ilegal.

Memberi Uang Kepada Pengemis, Hanya Menambah Rasa Hina Bagi Mereka

Ada yang pernah mengulas soal pengemisan di laman Gulf News. Opini itu ditulis oleh Najla Al Awadhi, seorang anggota Federal National Council Uni Emirat Arab.

Ia menjelaskan, menekan pengemis adalah bagian dari masalah yang lebih besar, terkait dengan pengentasan kemiskinan dan proliferasi sistem pendidikan yang tercerahkan.

"Mereka jatuh ke dalam jalan gelap kehidupan, dan mengemis sebagai mata pencaharian menjadi salah satu jalan yang mereka tempuh," tutur Deputy CEO Dubai Media Incorporated dan General Manager of Dubai One TV itu, kami kutip pada Selasa (17/1/2023).

Tidak ada yang salah dengan membantu seseorang, hanya saja gunakan kepekaan sosial yang tepat, lanjut Najla.

Berikan makanan kepada orang yang lapar; tawarkan seseorang untuk membawa mereka ke rumah sakit, jika mereka benar-benar membutuhkan bantuan medis.

"Tetapi memberikan uang kepada para pengemis, hanya menambah rasa hina di dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka melanjutkan kehidupan seperti ini," tandasnya.

Kesenangan Melihat Orang Menderita?

Menanggapi soal fenomena pengemis online, Sosiolog Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Bagong Suyanto melihat substansi dari yang lakukan oleh pengemis tersebut adalah meminta belas kasihan orang lain, agar ia mendapatkan sesuatu.

Itu adalah bentuk kreativitas karena menghadapi situasi yang semakin kompetitif.

Mereka paham betul kalau menjadi mengemis tidak mudah dan semakin banyak saingan. Sehingga mereka perlu berkreasi, untuk mendapatkan belas kasihan masyarat untuk memberikan amal.

Selain itu, Prof Bagong juga menyoroti tentang fenomena kesenangan yang timbul dari melihat orang menderita. Dalam platform tersebut, masyarakat akan memberi lebih banyak kalau si pengemis 'tersiksa' lebih besar, seperti mengguyur lebih banyak hingga berendam lebih lama.

Bagong juga mengecam adanya kreator konten yang mencoba mengeksploitasi orang tua mereka.

Menurutnya, di belakang layar akan banyak anak muda yang berperan, terutama dalam mengoperasikan media sosial tersebut.

"Itu [anak muda yang mengeksploitasi orang tua] yang harus ditangkap. Ini masuk kategori orang yang bukan karena terpaksa. Justru dia mengeksploitasi penderitaan orang-orang yang tidak berdaya untuk memperkaya dirinya sendiri," ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR tersebut.

Pengemis online bisa ditindak dan 'dihakimi' dengan cara tidak menyumbang atau tidak menonton konten tersebut.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno14 April 2025, 19:01 WIB

ASUS VivoWatch 6 Aero: Bisa Lakukan ECG dan Pantau Tingkat Tekanan Darah

Desain ringan seberat 27 gram dilengkapi layar sentuh AMOLED.
ASUS VivoWatch 6 Aero. (Sumber: ASUS)
Techno14 April 2025, 18:40 WIB

Trump Kecualikan 3 Perangkat Ini dari Penerapan Tarif yang Lebih Tinggi

Pembebasan tarif teknologi hanya bersifat sementara, menurut Menteri Perdagangan AS.
Ilustrasi iPhone 16E yang dirakit di China terkena imbas aturan tarif Trump.
Techno14 April 2025, 18:07 WIB

Vivo V50 Lite Punya Kapasitas Baterai Jumbo dan Pengisian Daya Super Cepat

Tawarkan Baterai 6500mAh serta 90W Flash Charge Pertama di Seri V Lite.
Vivo V50 Lite.
Techno14 April 2025, 17:39 WIB

Instagram Ingin Menyaingi TikTok di Bagian Fungsi Pencarian

Kini banyak Gen Z yang mulai gunakan TikTok untuk mencari tahu tentang sesuatu.
Ilustrasi Instagram. (Sumber: Unsplash)
Techno14 April 2025, 17:29 WIB

Ballie: Robot Asisten Pribadi untuk Rumah Bertenaga Google Gemini

Gemini di Google Cloud akan memungkinkan Ballie menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi dan bantuan rumah yang proaktif kepada pengguna.
Samsung pamerkan robot pintar bernama Ballie. (Sumber: Samsung)
Techno14 April 2025, 16:02 WIB

Canva Perkenalkan Visual Suite 2.0, Ubah Masa Depan Kreativitas dan Produktivitas

Memperkenalkan Rangkaian Aplikasi Visual 2.0 – Cara Baru nan Hebat untuk Berkreasi.
Canva umumkan rangkaian aplikasi Visual 2.0. (Sumber: canva)
Techno14 April 2025, 15:34 WIB

Oppo Find X8 Ultra Dilansir di China, Lihat Spesifikasi Lengkapnya

Find X8 Ultra mengemas spesifikasi yang lebih baik ke dalam perangkat yang sedikit lebih tipis.
Oppo Find X8 Ultra. (Sumber: oppo)
Techno14 April 2025, 14:59 WIB

Salesforce Pamerkan Inovasi Agentic AI Terbaru di Agentforce World Tour Jakarta

Salesforce membantu organisasi dengan berbagai ukuran dan skala untuk menyesuaikan bisnisnya di dunia yang serba AI.
Salesforce perkenalkan kemampuan dari Agentforce. (Sumber: istimewa)
Automotive14 April 2025, 14:41 WIB

Ducati x Lamborghini: Hadirkan Panigale V4 Lamborghini Baru

Kedua merek otomotif ini bersama lagi, menulis babak baru sportivitas, keindahan dan eksklusivitas.
Ducati Panigale V4 x Lamborghini. (Sumber: Ducati)
Automotive14 April 2025, 14:19 WIB

Next-Gen Ford Everest Sport Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya

SUV Tangguh dengan Sentuhan Sporty.
Next-Gen Ford Everest Sport. (Sumber: Ford)