Perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut dalam keseharian kita, seringkali terlewatkan. Hal itu kemudian menyebabkan sejumlah gangguan pada gigi dan mulut. Beberapa gangguan gigi dan mulut yang umum terjadi, antara lain bau mulut, karang gigi yang menumpuk, gigi rapuh, dan karies.
Kasus karies pada gigi tidak hanya terjadi kepada orang dewasa, tetapi dapat pula terjadi pada anak.
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum.
Menunjukkan telah rusaknya lapisan email gigi karena hilangnya komposisi mineral; Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap kalau karies bisa menyebabkan penghancuran dari gigi, sehingga terbentuk lubang.
Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, menurut lembaga itu.
Demineralisasi pada gigi yang berujung rusaknya lapisan email gigi, tak lain adalah andil bakteri yang melekat pada gigi, yakni Streptococcus mutans. Ia mengolah gula dan karbohidrat dari sisa makanan di gigi menjadi cairan asam. Jika terbentuk terlalu banyak, cairan asam ini bisa merusak permukaan gigi.
Oleh karena itu, kebiasaan jarang membersihkan gigi dan sering mengonsumsi makanan manis bisa meningkatkan risiko mengalami karies gigi, demikian ditulis dalam laman Alodokter.
Sebagai upaya untuk mengurangi kasus karies, sekaligus mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mencegah karies, dua dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat inovasi yang dinamakan pasta gigi 'C et Chic'.
Mereka adalah Dosen Departemen Fisika IPB, Yessie Widya Sari, dan Dosen Departemen Kimia IPB sekaligus peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop BRC) IPB , Wulan Tri Wahyuni.
Penemuan pasta gigi ini tergabung dalam Riset Inovatif Produktif (Rispro) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Yessie mengatakan, gaya hidup masyarakat belakangan ini memiliki kecenderungan untuk banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu karies gigi. Di antaranya adalah makanan yang manis dan asam.
"Pasta gigi C et Chic adalah suatu inovasi yang terbuat dari dua kombinasi nano hidroksiapatit dan rimpang temu hitam," kata dia, di laman perguruan tinggi itu, Sabtu (28/1/2023).
Pasta gigi hasil inovasi dua akademisi tersebut diklaim mengandung triple action. Triple action adalah senyawa yang mampu melakukan remineralisasi, sebagai anti bakteri, dan sebagai anti plak gigi.
Menurut dia, senyawa gigi memiliki karakter yang analog dengan mineral tulang manusia. Keberadaan nano hidroksiapatit akan mampu menutup lubang-lubang yang ada pada gigi.
"Triple action dari kombinasi nano hidroksiapatit dan minyak atsiri rimpang temu hitam ini seluruhnya berasal dari dalam negeri, sehingga tidak perlu bergantung pada pasokan impor," tuturnya.
Yessie mengatakan, pasta gigi ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan pasta gigi komersial yang ada di pasaran. Yaitu, bahan pembuatnya yang terdiri dari bahan alami, mulai dari rimpang temu hitam dan nano hidroksiapatit dari cangkang telur.
Proses pembuatan pasta gigi C et Chic terdiri atas tiga tahap. Pertama, pembakaran cangkang telur menggunakan tungku pembakaran untuk menghasilkan kalsium oksida. Kedua, mencampurkan kalsium hasil pembakaran dengan senyawa fosfat untuk menghasilkan nano hidroksiapatit.
Ketiga, memproses destilasi rimpang temu hitam untuk memperoleh minyak atsiri.
"Pada tahap terakhir, campurkan nano hidroksiapatit dengan minyak rimpang temu hitam ke dalam bahan utama pasta gigi. Sehingga menghasilkan pasta gigi C et Chic,” jelasnya.
Keduanya berharap, inovasi C et Chic dapat menurunkan jumlah angka karies di Indonesia.