Techverse.asia - Disney akan mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebanyak 7.000 karyawan dalam upaya untuk memotong biaya. Kabar mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini disampaikan oleh CEO Disney Bob Iger pada Rabu (8/2/2023) saat panggilan pendapatan perusahaan untuk kuartal akhir tahun 2022. Angka tersebut mewakili 3,2 persen dari total jumlah karyawan Disney sekitar 220 ribu di seluruh dunia pada 1 Oktober 2022.
PHK adalah bagian dari upaya Disney untuk mencapai penghematan biaya sekitar $5,5 miliar. Dari jumlah itu, $2,5 miliar mewakili “biaya non-konten” (termasuk biaya tenaga kerja) dan $1 miliar dari pengurangan biaya yang ditargetkan tersebut sudah berlangsung. Disney bertujuan untuk pengurangan tahunan sebesar $3 miliar dalam biaya konten non-olahraga.
"Diharapkan akan terwujud selama beberapa tahun ke depan," kata CFO Disney Christine McCarthy kepada para analis dikutip Techverse.asia, Kamis (9/2/2023).
Baca Juga: Bob Iger Restrukturisasi Disney: Pekerja yang Terkena PHK Bisa Lebih Banyak
Dari $2,5 miliar pengeluaran non-konten, sekitar 50 persen merupakan pengeluaran pemasaran; 30 persen merupakan biaya tenaga kerja; dan 20 persennya mewakili biaya teknologi, pengadaan, dan lain-lainnya. Disney mengharapkan penghematan biaya tersebut "sepenuhnya terwujud" pada akhir tahun fiskal 2024.
Iger mengatakan dia tidak menganggap enteng keputusan untuk memangkas pekerjaan. "Saya sangat menghormati dan menghargai dedikasi karyawan kami di seluruh dunia. Kami akan benar-benar memperhatikan semua yang kami buat (dalam hiburan umum) karena hal-hal di dunia yang lebih kompetitif menjadi lebih mahal," katanya.
PHK yang diumumkan terjadi karena Iger juga mengumumkan struktur operasi baru untuk Disney, yang diatur dalam tiga segmen bisnis inti yaitu Disney Entertainment, dipimpin oleh co-chair Dana Walden dan Alan Bergman; ESPN, dipimpin oleh Jimmy Pitaro; Disney Parks, Experiences and Products yang dipimpin oleh Josh D'Amaro. Reorg membongkar grup Disney Media and Entertainment Distribution (DMED) yang didirikan oleh mantan CEO Bob Chapek pada tahun 2020 lalu.
Untuk kuartal Desember 2022, Disney mengalahkan perkiraan Wall Street di garis atas dan bawah. Pada periode tersebut, Disney+ mencatat penurunan pelanggan pertamanya atau kehilangan kurang lebih 2,4 juta pelanggan. Itu dipicu oleh kerugian di Disney+ Hotstar, versi layanan yang tersedia di India dan sebagian Asia Tenggara.
Baca Juga: Ekonomi Global Tidak Menentu, Ebay Pecat Ratusan Karyawan
Kabar mengenai adanya PHK tersebut sebenarnya sudah mencuat ke publik pada tahun kemarin. Disney memang akan melakukan pembekuan perekrutan yang ditargetkan, dan membatasi perjalanan dinas perusahaan sebagai bagian dari langkah pemotongan biaya. Disney juga akan melakukan peninjauan yang ketat terhadap pengeluaran konten dan pemasaran perusahaan. Dengan semua upaya ini yang diawasi oleh satuan tugas struktur biaya yang baru dibentuk.
PHK dan berita pemotongan biaya terjadi empat hari setelah Disney mempresentasikan hasil pendapatan triwulanan yang tidak sesuai target. Sehingga membuat saham perusahaan jatuh ke harga terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir ini.
Sementara perusahaan melihat langganan streaming online yaitu Disney+ (Disney Plus), yang disokong oleh sejumlah iklan pada 8 Desember, secara signifikan melampaui ekspektasi Wall Street, Disney melaporkan kerugian operasi untuk segmen streaming sebesar $1,47 miliar untuk kuartal yang berakhir pada 1 Oktober 2022, sekitar $800 juta.
Jumlah tersebut tentunya lebih banyak dari periode tahun sebelumnya. Ihwal pendapatan, terjadi peningkatan hingga 8 persen menjadi $4,9 miliar, yang dikaitkan perusahaan dengan kerugian yang lebih tinggi di Disney+ dan ESPN+ dan hasil yang lebih rendah di Hulu. Sementara itu, pendapatan untuk jaringan televisi linier Disney (TV berbayar dan siaran) turun lima persen di kuartal tersebut.