Siapa yang pernah membayangkan bahwa, barang-barang seperti headphone, memory foam untuk sepatu, bahkan kerangka luar pesawat terbang, bisa dibuat dengan jamur. Ya, jamur bernama jamur Fomes fomentarius.
Sebuah artikel, yang kami temukan dalam laman The Verge mengatakan, para peneliti baru saja menemukan kemungkinan rekayasa penggunaan jamur yang dianggap sangat mengesankan itu.
Baca Juga: Amerika Serikat Ingin Bangun 'Clean-Energy Economy', Tak Ada yang Salah Bila Belajar Dengan China
Baca Juga: Tome: Biarkan AI Membantumu Membuat Halaman Presentasi
Peneliti juga menemukan, kemungkinan jamur tersebut dapat menggantikan plastik di banyak kasus penggunaan yang berbeda.
Berbicara soal plastik, plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil sebenarnya sangat sulit untuk didaur ulang. Biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah, lanskap, dan saluran air yang berantakan.
Sementara bahan plastik yang dibuat dengan jamur, dapat terurai secara hayati dan digunakan kembali di akhir masa pakai produk. Tujuannya untuk membuat lebih banyak barang yang sama.
Jamur Fomes fomentarius adalah fokus penelitian baru yang diterbitkan hari ini di jurnal Science Advances.
Jamur ini memiliki kemampuan luar biasa, untuk menghasilkan berbagai bahan dengan sifat berbeda: dari lunak dan seperti spons hingga keras dan berkayu.
Dengan mempelajari arsitektur jamur, para peneliti berharap dapat membuka jalan untuk menjadi bahan bangunan yang lebih berkelanjutan dalam kehidupan kita.
Baca Juga: Kerjasama GM & Netflix: 'Satu Film Satu EV'
Baca Juga: Netflix Bakal Terapkan Larangan Berbagi Kata Sandi, yang Nekat Kena Denda?
Salah satu penulis makalah dan ilmuwan senior, di Pusat Penelitian Teknis VTT Finlandia, Pezhman Mohammadi, sangat kagum dengan struktur jamur itu.
"Ada satu hal yang bisa langsung kalian perhatikan, jika kalian merupakan seorang ahli biologi. Yaitu ketika sesuatu yang indah mulai terbentuk, alam tidak melakukannya, karena betapa indahnya itu pasti ada fungsinya," tuturnya, seperti kami kutip dari The Verge, Kamis (23/2/2023).
Di alam liar, F. fomentarius mungkin terlihat seperti kuku kuda yang tumbuh dari batang pohon. Manusia telah menggunakannya selama ribuan tahun untuk menyalakan api. Itulah mengapa ia mendapat julukan jamur kuku dan jamur tinder.
"Penelitian menunjukkan, di masa depan, itu juga dapat digunakan untuk membuat kelas baru, dari bahan berkinerja tinggi yang sangat ringan," tulis laman itu.
Menurut jurnal yang mereka tuliskan, ada hal yang unik dari jamur ini. Ia memiliki tiga lapisan dengan sifat berbeda, yang masing-masing dapat berguna dengan cara berbeda.
Ada kerak luar yang sangat keras, yang dapat digunakan untuk membuat lapisan tahan benturan untuk kaca depan, misalnya.
Kemudian, menurut Mohammadi, ada lapisan tengah yang lembut yang terasa nyaman di kulit dan bisa meniru kulit.
Sementara lapisan dalam di lapisan ketiga, mirip dengan kayu.
Tim peneliti menggunakan teknik pencitraan canggih dan uji kekuatan mekanik, untuk mempelajari setiap lapisan dan menilai potensi penggunaannya.
Minat terhadap bahan bangunan, pengemasan, dan tekstil berbahan dasar jamur sudah meningkat.
Mohammadi dan timnya telah membuat satu set prototipe headphone menggunakan struktur seperti benang, yang disebut miselium, yang membentuk jamur.
Tapi tentu saja, jalan masih panjang sebelum masuk pada masa 'jamur bisa menggantikan plastik'.
Dibutuhkan lebih banyak penelitian dan pengujian dilakukan, untuk memastikan bahan yang dihasilkan memiliki keseimbangan yang tepat, antara dapat terurai secara hayati dan cukup tahan lama bagi konsumen.
Harapannya, produk berbahan dasar jamur akan terurai begitu tidak berguna lagi. Bukan bertahan lama seperti banyak polusi plastik.