Selama beberapa dekade terakhir, sejumlah strategi telah dilontarkan untuk menjauhkan anak-anak dari pornografi.
Di Amerika Serikat pada akhir 1990-an, Kongres di negara itu mengesahkan Undang-Undang Kesopanan Komunikasi dan Undang-Undang Perlindungan Daring Anak. Keduanya kemudian diketahui melanggar Amandemen Pertama.
Perangkat lunak pemfilteran, dari Net Nanny hingga pemblokir konten bawaan di iOS, juga telah sering direkomendasikan sebagai solusi tingkat mikro. Ada pula pelabelan konten dengan memberikan kategori Dibatasi untuk Orang Dewasa (RTA).
Pemerintah di seluruh dunia sedang mempertimbangkan atau menerapkan sistem verifikasi usia. Ini mewajibkan situs dewasa untuk memverifikasi identitas semua pengunjung, sebelum mengizinkan mereka mengakses konten pornografi.
Namun yang jadi pertanyaan, apakah undang-undang penyensoran dan program pemfilteran ini memberikan apa yang mereka janjikan?
Apakah penyensoran bisa memastikan bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara seksual?
Katakanlah filter berfungsi, platform verifikasi usia berfungsi, dan anak-anak 100% bisa dicegah untuk melihat konten dewasa apapun hingga mereka berusia 18 tahun.
Lalu bagaimana? Apakah penyensoran saja memastikan bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara seksual?
Pendiri dan Direktur Situs Pendidikan Seks Untuk Remaja Scarletteen, Heather Corinna memberikan penjelasan soal itu kepada kita, lewat wawancaranya bersama Wired.
Corinna menuturkan, jika kita ingin anak-anak tumbuh dengan ide-ide sehat tentang seks, kita sebenarnya perlu menawarkan mereka lebih dari sekadar penyensoran.
"Dan ketika mereka dilengkapi dengan pesan sehat tentang seks, mereka akan tangguh. Bahkan ketika penyensoran gagal melindungi mereka dari semua kemungkinan konten dewasa," ujarnya, seperti kami lansir pada Kamis (23/2/2023).
Hal besar yang pernah ia dengar dari para orang tua yang khawatir tentang pornografi adalah caranya menampilkan peran gender.
Maka, Corinna selanjutkan mengajak kita semua berpikir, soal pendidikan dan dukungan seperti apa yang telah diberikan orang tua kepada anak muda tentang peran gender.
"Apakah kalian sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mendidik mereka tentang omong kosong seksisme?," tanya Corinna.
"Jika kalian sudah mendidik anak-anak kalian tentang cara menghargai tubuh dan otonomi orang lain, maka pesan itu akan terbawa ke dalam wawasan seksual. Itu tidak akan terhapus secara ajaib, hanya karena mereka menemukan film porno yang menampilkan alur cerita seksis," tuturnya.
Tetapi beberapa orang tua tidak akan melakukan itu sama sekali.
Dari latar belakang kondisi itu, ia menjelaskan ada sejumlah tips cara untuk memulai edukasi seksual bagi anak.
Mulailah percakapan lebih awal
Banyak orang beranggapan, anak-anak tidak perlu mulai belajar tentang seks sampai mereka akan mencapai pubertas.
Tetapi para ahli merekomendasikan untuk memulai jauh lebih awal dari itu.
Melansir dari website Amaze, Corinna mengatakan, sebagai pengajar prasekolah ia tidak bisa membayangkan tidak berbicara dengan balita tentang bagian tubuh mereka. Tentang di mana harus meletakkan tangan mereka.
Segera setelah anak-anak cukup besar untuk belajar tentang konsep-konsep seperti bagian tubuh dan ruang pribadi, mereka cukup dewasa untuk melakukan percakapan yang akan menjadi dasar pendidikan seks seumur hidup mereka.
Pertahankan percakapan yang telah kalian bangun
Manajer Program Amaze, LeKara Simmons mengatakan, beberapa orang tua menganggap pembicaraan soal seks dan seksualitas hanya untuk satu kali saja.
"Tetapi percakapan seputar seks, seksualitas, cinta, dan hubungan harus menjadi percakapan yang berkelanjutan," kata dia.
Simmons menyebut, semakin kalian menormalkan diskusi tentang seks dan tubuh, semakin kalian membangun kepercayaan dengan anak kalian.
Temukan sumber pendidikan seks yang bagus secara online dan offline
Bukan sekadar mendapatkan sumber, tetapi pastikan anak-anak mengetahuinya.
Tidak peduli seberapa hebat pekerjaan yang kalian lakukan dalam berbicara dengan anak-anak kalian tentang seks, akan selalu ada percakapan yang tidak ingin mereka lakukan dengan kalian.
"Jadi, pastikan mereka tahu bahwa mereka memiliki tempat lain untuk dituju," imbuhnya.
Simmons menyatakan, 'tempat lain' itu bisa orang dewasa tepercaya lainnya seperti bibi, paman, teman keluarga. Atau salah satu dari banyak sumber pendidikan seks, baik online dan offline, yang sudah kamu pilah tadi.