Kita memulai karir dengan perasaan tentang siapa diri kita, ke mana kita ingin pergi, dan ingin menjadi siapa.
Sepanjang jalan, kebanyakan dari kita pasti menemukan diri kita menghadapi perasaan bahwa kita tidak menuju ke arah yang benar. Kadang-kadang, kita bahkan mungkin merasa seperti tidak ke mana-mana. Jika ini hanya terjadi sekali dalam kariermu, anggap dirimu beruntung.
Baca Juga: Mau Tahu Kunci Panjang Umur? Cukup Tidur
Baca Juga: Terbiasa Bekerja Keras Bagai Kuda? Mulai Sekarang, Atur Napas Dan Luangkan Waktu Untuk Beristirahat
Orang sering kali melupakan tanda bahwa 'masa kerja' mereka sudah berakhir. Stagnasi adalah sebuah keadaan tidak bergerak maju. Bagi banyak karyawan, terutama yang pekerja-pekerja senior, ini adalah keadaan yang cukup tidak nyaman.
Beberapa karakteristik stagnasi tidak berbahaya bagi semua orang, contoh rutinitas yang tinggi atau perubahan kecil karena variabel eksternal.
Tetapi stagnasi adalah sesuatu yang ingin dihindari dan seringkali membuat stres. Terutama, bagi mereka yang mencari pertumbuhan yang intens dalam peran kerja profesional, mengingingkan prospek untuk pergi ke mana-mana, bahkan untuk waktu yang relatif singkat.
Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang berkinerja tinggi ketika karier mereka mandek?
Sebuah tulisan dalam laman Fortune menjelaskan, stagnasi bisa muncul dari faktor internal maupun eksternal. Pada akhirnya, perasaan itu subjektif.
Di satu titik dalam karir banyak orang, mereka bekerja selama sekitar tiga tahun lebih lama dari yang mereka kira seharusnya. Kebanyakan pendorong utama mereka saat itu adalah stabilitas geografis.
Baca Juga: Pekerjaan yang Beda dengan Jurusan Kuliah Memang Menantang, Ini Tips PD Menjalaninya
Forbes menyebut, banyak orang ingin tetap bekerja di tempat asal, agar dekat dengan keluarga. Itu adalah sebuah bentuk stagnasi, yang didorong oleh faktor internal tetapi dapat ditoleransi.
"Karena itu adalah pilihan mereka masing-masing. Meskipun itu adalah pilihan pribadi, namun akan ada saat-saat frustrasi yang luar biasa ketika mereka melewatkan kesempatan," kata pengulas di media itu.
Sementara itu faktor eksternal terlihat berbeda.
Wujudnya, mungkin atasan mendukungmu untuk pindah tetapi kamu tidak terhubung secara mendalam dengan manajer baru. Mungkin perusahaan tersebut diakuisisi, atau telah mengubah strategi dan kepemimpinannya sedemikian rupa. Sehingga budaya tidak lagi menjadi tempat yang kalian inginkan.
Penyebab lainnya, gelombang pemutusan hubungan kerja di perusahaan mendorongmu untuk mendapatkan lebih banyak tugas dan tanggung jawab untuk gaji yang sama; tanpa cara lain untuk pemenuhan yang lebih besar.
Di luar dari situasi dan kondisi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk dengan sengaja untuk menghentikan stagnasi di pekerjaan.
- Mencatat prioritas utama kalian.
Atasan tetaplah yang paling atas. Tidak mungkin ada 10 dari mereka.
- Bekerja untuk mengasah daftar kualitas diri
Proses ini akan membantu kita mengembangkan kejelasan karir yang lebih besar.
Mungkin lewat cara ini, kita bisa memprioritaskan makna yang lebih dalam dari karir atau tanggung jawab yang lebih memuaskan.
- Mencari sampingan
Hal itu dilakukan bila mungkin kamu perlu dan/atau ingin menghasilkan lebih banyak uang.
Tetapi bisa juga pekerjaan itu kamu ambil, disertai penolakan atas lebih banyak uang dan prestise. Alasannya, karena pekerjaan fleksibel adalah yang paling berarti bagimu.
- Mengidentifikasi apa yang ingin dikejar
Mengidentifikasi jalur mana yang ingin kita kejar, tidak dapat terjadi, sampai kita menentukan dengan tepat apa yang sebetulnya kita cari dari peran berbeda atau tantangan baru.
Pada titik ini, langkah ini juga membantu untuk mengetahui apakah yang kita cari dan dapat dicapai di perusahaan.