Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menghebohkan Indonesia. Pasalnya, ia mengusulkan agar jam masuk sekolah peserta didik setingkat SMA di NTT dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.
Instruksi Viktor itu terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 43 detik, yang beredar di media sosial. Viktor terlihat berbicara di depan dan didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi.
Baca Juga: Robot Pembersih Kantin Di Google, Terkena PHK
Baca Juga: Di Kabupaten Sleman, Bayar Pajak Bisa Pakai QRIS
Lewat laman CNN Indonesia, yang kami kutip pada Rabu (1/3/2023), diketahui kalau awalnya Viktor mengatakan anak harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA.
Kemudian ia menghitung estimasi persiapan selama setengah jam, dan setengah jam berikutnya waktu berangkat sekolah.
Pertimbangan dari usulan itu, budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) buka suara soal usulan Viktor.
Inspektur Jenderal Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang mengaku, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi secara intensif dengan Pemprov NTT terkait usulan tersebut.
Memulai Aktivitas Pagi Hari, Jangan Skip Sarapan
Di luar kehebohan itu, terkait aktivitas sekolah yang dijalani anak, kita tentunya menyadari, bahwa sebelum itu ada momen yang tak kalah penting bagi anak: sarapan.
Sarapan menjadi waktu makan yang sering terabaikan bagi kebanyakan orang, tak terkecuali anak-anak yang masih sekolah. Beragam alasan melewatkan sarapan, mulai dari tidak sempat hingga tidak terbiasa sarapan.
Ada banyak manfaat dari sarapan pagi dan penting bagi tubuh kita. Soal ini, ada edukasi dari Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati.
Tri mengatakan, sarapan dengan gizi seimbang harus terus digalakkan, mengingat sarapan merupakan aktivitas memulai pagi yang penting.
Baca Juga: Semakin Baik Literasi Keuangan yang Dimiliki, Semakin Baik Kesehatan Keuangan Rumah Tangga Anda
Baca Juga: Pokemon Sleep Telah Dirilis! Siap Menemani Kalian Tidur
Tri yang juga Dosen Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini ini menjelaskan, keuntungan rutin sarapan yakni dapat memenuhi 15% sampai 30% kebutuhan gizi harian.
"Dampak buruk tidak sarapan sangatlah besar, terlebih pada proses belajar di sekolah bagi pelajar. Tidak sarapan dapat menurunkan kemampuan fisik," ujarnya, dilansir dari laman UM Surabaya.
Efek Buruk Menunda Sarapan, Salah Satunya Kegemukan
Ia menegaskan, ada perbedaan antara orang yang terbiasa sarapan dengan orang yang tidak terbiasa sarapan.
"Pada orang yang terbiasa sarapan, ia mampu membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi," kata dia.
Bagi anak sekolah, sarapan yang cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina.
"Berdasarkan hasil penelitian, sarapan pagi bermanfaat untuk memberikan energi pada otak, sarapan dapat meningkatkan stamina kerja, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja dan belajar. Selain itu, kebiasaan sarapan dapat mencegah konstipasi, hiperglikemia, pusing dan gangguan kognitif dan kegemukan," sambungnya.
Ia menjelaskan, menunda sarapan dapat menyebabkan kekurangan zat gizi dalam tubuh di pagi hari, bahkan berpotensi meningkatkan risiko malnutrisi.
Bukan hanya itu, efek lain dari menunda sarapan, membuat seseorang akan mengonsumsi makanan yang berlebihan di jam makan yang lain, terutama makan malam.
"Pada umumnya, seseorang menuda sarapan karena alasan waktu yang sempit pada pagi hari. Padahal, menu sarapan tidak harus menggunakan nasi. Misal dengan memanfaatkan roti dan susu," tandasnya.