Saat ini mata masyarakat Indonesia banyak yang sedang tertuju pada kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang pemuda bernama Mario Dandy (20) terhadap David Ozora (17). Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Mario, kemudian direkaulang pada Jumat (10/3/2023), di Perumahan Green Permata Residences, Pesanggrahan, Jakarta.
Baca Juga: Apa Pentingnya Brand Storytelling Dalam Mengiklankan Produk Jualan Kita? Berikut Jawabannya
Baca Juga: ChatGPT Telah Resmi Dibenamkan Dalam Microsoft Azure
Media Tempo, yang memberitakan rekonstruksi tindak kekerasan yang dilakukan Dandy, menyebut bahwa ada sebanyak 40 reka adegan dilakukan, dalam rekonstruksi kasus penganiayaan yang dilakukan Dandy kepada korbannya.
Terlihat dalam rekonstruksi, Mario melakukan beberapa kekerasan fisik kepada tubuh David. Tindakan Dandy yang menyebabkan korban terluka parah dan harus menerima perawatan intensif itu, juga melibatkan teman dan kekasihnya.
Akibat tindakan mereka, Dandy dan teman-temannya harus berhadapan dengan hukum.
Kekerasan antar sesama manusia bukan kali pertama kita lihat, terkadang, kekerasan bisa kita temui di sekitar kita pula. Ada berbagai alasan yang membuat seseorang bisa melakukan kekerasan terhadap orang lain. Pemicunya juga berbeda-beda, hal itu yang akan dijelaskan oleh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Tiara Diah Sosialita MPsi Psikolog, akademisi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Tiara menjelaskan, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan terhadap orang lain.
Baca Juga: Untuk Kamu yang Sedang Dilanda Emosi Negatif, Ini 4 Cara Mengelolanya
Baca Juga: Google Memperluas Akses VPN ke Semua Anggota Google One dan Rilis Fitur Dark Web Report
"Ada banyak faktor, yang secara psikologi dapat membuat seseorang berperilaku jahat bahkan bertindak keji terhadap orang lain. Bahkan kepada sesama manusia," ungkap Tiara, kami lansir pada Sabtu (11/3/2023).
Pertama, faktor internal. Faktor internal berasal dari diri kita sendiri, misalnya saja kondisi mental tidak stabil, ada gangguan kejiwaan atau faktor kepribadian yang menyimpang.
"Faktor ini kerap menjadi penentu seseorang dapat melakukan kejahatan kepada orang lain," terangnya.
Tiara menyebut, hal itu bisa juga dikarenakan faktor emosional, temperamen yang mudah meledak-ledak. Serta pemikiran yang keliru, bahwa kalau dia melakukan kejahatan atau tindakan keji itu menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mendapat apa yang diinginkan.
Minimnya kasih sayang serta rasa empati pada orang lain, turut menjadi faktor internal yang dapat memicu perilaku jahat terjadi.
"Hal yang terpenting adalah kontrol diri. Kendali diri yang rendah menjadi salah satu faktor penting yang bisa memicu seseorang melakukan kejahatan," tuturnya.
Kedua, faktor eksternal. Faktor ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar. Jika seseorang sudah terbiasa terpapar dengan tindakan kekerasan, maka ia akan menormalisasi perbuatan tersebut. Ketiga, faktor situasional.
"Jadi ada situasi yang pada saat itu menjadi atau membuka kesempatan seseorang untuk bertindak jahat bahkan keji. Misal ada korban yang menjadi target atau pelampiasan emosi atau bahkan balas dendam," jelasnya.
Ia menjelaskan, situasi yang bisa membuka kesempatan bagi seseorang untuk bertindak jahat, misalnya kondisi lingkungan yang orang-orang di sekitarnya tidak mencegah tindakan jahat atau melerai. Selain itu, tidak ada pengawasan dari pihak otoritas.
"Berada di tempat sepi, atau bisa juga saat seseorang merasa terancam dan tidak nyaman sehingga menyebabkan dia berperilaku jahat," tambahnya.
Dalam mencermati tindakan kejahatan atau bahkan tindakan keji seseorang, perlu mengenali terlebih dahulu faktor pemicunya, imbuh Tiara.
"Ketiga faktor ini secara psikologi mereka berinteraksi sehingga memunculkan perbuatan keji seseorang kepada manusia lainnya," pungkas Tiara.