Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan program pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian, yang diberi nama Program Terintegrasi untuk Anak Indonesia Sehat dan Bebas Karies (Pinter Tuntas Beres).
Program ini diselenggarakan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Kementerian Kesehatan RI, serta WHO Collaborating Center (WHOCC) Nigata University, Jepang dengan pendanaan penuh dari The Borrow Foundation, sebuah lembaga donor yang berbasis di Inggris.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, drg. Suryono mengatakan, program ini menjadi salah satu langkah penting untuk mendukung target Indonesia Bebas Karies pada 2030.
Ia mengatakan, bertambahnya jumlah tenaga kesehatan di Indonesia tidak kemudian menurunkan prevalensi masalah karies pada gigi. Padahal menurutnya, target Indonesia Bebas Karies pada 2030 harus diperjuangkan supaya menjadi nyata.
"Kesehatan gigi dan mulut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari konsep kesehatan yang holistik, dan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas serta kualitas hidup seseorang. Termasuk anak-anak usia sekolah dan prasekolah," kata dia, dilansir dari laman UGM, Kamis (16/3/2023).
"Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga kalau kesehatan terganggu maka produktivitas dan pembelajaran menurun," tutur Suryono.
Suryono menambahkan, sebagai bentuk langkah nyata tadi, Fakultas Kedokteran Gigi UGM berupaya agar hasil riset tidak sekadar dipublikasikan, namun juga dapat menghasilkan keluaran yang menjadi sumbangsih bagi bangsa dan negara.
Ia berharap, program ini mendapat dukungan dari banyak pihak, agar dampak yang dihasilkan juga semakin luas dan merambah ke kota-kota lain di Indonesia.
"Harapannya tidak sebatas di Kota Yogyakarta. Kalau bisa meluas ke seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bahkan hingga ke tingkat nasional," tuturnya.
Ketua tim program Pinter Tuntas Beres, drg. Lisdrianto Hanindriyo menerangkan, ada tiga pendekatan yang akan dilakukan oleh tim, untuk meningkatkan derajat kesehatan umum serta kesehatan gigi dan mulut anak secara terintegrasi.
Tiga program tersebut adalah berkumur dengan larutan fluoride sebagai program pencegahan karies gigi; perbaikan perilaku kesehatan pada anak dengan menggunakan permainan edukasi Augmented Reality; dan perbaikan nutrisi anak melalui program kantin sehat.
Acara Kick–off Ceremony yang telah diselenggarakan beberapa hari sebelum ini, mengawali pelaksanaan program yang rencananya berlangsung selama lima tahun.
"Harapannya kalau program bisa berhasil dengan baik, mudah-mudahan bisa direproduksi secara massal," terangnya.
Di tahap awal, pelaksanaan program bakal menyasar 496 siswa, orang tua, guru atau wali kelas, dan penanggung jawab kantin pada 11 TK dan SD di Yogyakarta yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta.
Sementara itu dari perwakilan pemerintah, Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikpora yang turut hadir pada acara ini, Mujino, menyatakan dukungannya terhadap program yang diinisiasi FKG UGM ini.
Pasalnya, selain orang tua, para guru juga menjadi aktor penting untuk menanamkan pentingnya kesehatan gigi dan mulut sejak dini kepada para peserta didik.
"Kami titipkan kepada Bapak Ibu kepala sekolah dan wali kelas, harapannya banyak siswa yang disasar program ini," ucapnya.
Demikian pula, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta turut memberikan dukungan yang sama untuk program ini.
Pada kesempatan yang sama, dr. Aan Iswanti mengapresiasi peluncuran program ini.
Pinter Tuntas Beres, menurut Aan, bisa menjadi satu terobosan besar untuk mengatasi karies pada anak.
"Semoga program ini terus berkelanjutan, dan menjadi contoh kegiatan serupa dalam menangani karies maupun penyakit gigi dan mulut lain, -penyakit yang bisa dicegah- dengan kerja sama banyak pihak," ujarnya.