Baca Juga: Healing dengan Menjurnal dan Mengkreasikan Sampah Plastik di “Sejauh Rumah Kita”
Kita terkadang tak bisa memilih lokasi kantor atau tempat kerja berada. Bisa secara mengejutkan kita mendapatkan tempat kerja berada di lokasi hening dan nyaman untuk mengejar laporan. Atau justru mendapatkan kantor tepat di tepi jalan atau berada di tengah kota yang begitu riuh dan ramai.
Suara teriakan pedagang menjajakan dagangan, suara klakson kendaraan yang tak henti, suara proyek pembangunan gedung pencakar langit di seberang kantor atau bahkan ditambah suara rekan kerja yang kerap mengeluh dengan tugas hariannya.
Telinga yang terpapar suara keras dan kebisingan terus-menerus setiap harinya dapat mengalami kerusakan, mulai dari ringan, sedang dan berat. Ternyata, kebisingan yang dialami oleh pekerja di tempat kerja mereka bukan hanya berdampak buruk untuk telinga, tetapi juga ada hubungannya dengan potensi mengalami tekanan darah tinggi
Sebuah studi menyelidiki hubungan antara gangguan pendengaran akibat pekerjaan dan tekanan darah. Para penulis menyimpulkan bahwa paparan kebisingan kronis meningkatkan risiko hipertensi.
Dalam Medical News Today, dinyatakan bahwa para ilmuwan menyebut bahwa, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa gangguan pendengaran frekuensi tinggi bilateral (BHFHL) dikaitkan dengan paparan kebisingan kerja kumulatif, dan BHFHL dapat berfungsi sebagai biomarker awal untuk paparan pribadi yang sebenarnya terhadap kebisingan kerja.
Para ilmuwan tersebut meneliti 21.403 pekerja di Chengdu, Provinsi Sichuan, di China. Orang-orang yang diteliti adalah mereka yang bekerja di tengah paparan kebisingan kerja dan usia rata-rata 40 tahun.
Sebagai bagian dari survei, para peneliti mengecek berbagai metrik kesehatan, menggunakan tes audiometri dan mengukur tekanan darah.
Agar lebih mudah mendeteksi, peneliti menggunakan gangguan pendengaran sebagai penanda paparan kebisingan. Hasilnya, seperti yang sudah mereka prediksi, prevalensi gangguan pendengaran meningkat seiring dengan jumlah tahun yang dihabiskan pekerja di tempat kerja mereka yang bising.
Para peneliti menemukan, pekerja yang punya masalah bilateral high frequency hearing loss (BHFHL) ringan memiliki peningkatan risiko hipertensi sebanyak 34 persen. Sementara itu, orang yang punya masalah BHFHL tinggi berisiko hipertensi hingga 281 persen.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan kebisingan di tempat kerja sangat memengaruhi tingkat tekanan darah dan risiko hipertensi," ungkap peneliti.
Dalam studi ini, peneliti juga menemukan bahwa hubungan antara paparan kebisingan dan hipertensi paling banyak terjadi pada pria. Peneliti menduga, pria pekerja lebih banyak terkena kebisingan dengan intensitas yang lebih tinggi di tempat kerja mereka, dibandingkan dengan para wanita.
Namun, ada kekurangan dalam penelitian ini. Pertama, penelitian ini bersifat cross-sectional. Artinya tim tidak melacak peserta selama bertahun-tahun, sehingga tidak mungkin untuk membuktikan sebab dan akibat.
Berikutnya, analisis peneliti tidak dapat menjelaskan beberapa variabel yang mempengaruhi risiko hipertensi. Ini termasuk indeks massa tubuh (BMI), status merokok, asupan alkohol, dan faktor psikologis.
Dengan demikian, bagi anda yang kerap bekerja di tengah lingkungan bising tidak perlu terlalu khawatir. Lakukan beberapa hal untuk meredam kebisingan yang mengganggu, misalnya menggunakan penutup telinga. Selain itu, kurangi penggunaan headphone dan headset, agar gendang telinga tidak semakin sering terdampak oleh suara keras. Dengan demikian, kita telah mencoba untuk menjaga kesehatan telinga dan tubuh.
Tetap bergerak minimal 30 menit sehari, bila perlu jadwalkan diri untuk secara rutin hadir ke pusat kebugaran. Selain membantu menjaga tekanan darah tetap normal di usia produktif, olahraga bisa menjaga berat badan dan kebugaran.