Ilmuwan Memperkirakan Populasi Manusia Turun Jadi 6 Miliar Pada 2100, Ini Penyebabnya

Uli Febriarni
Selasa 04 April 2023, 12:47 WIB
populasi manusia (Sumber : freepik)

populasi manusia (Sumber : freepik)

Sejumlah peneliti lingkungan dan ekonomi yang tergabung dalam Earth4All, belum lama ini mengumumkan hasil penelitian mereka soal pertumbuhan populasi manusia.

Mereka bukan melihat terjadinya ledakan populasi manusia, tetapi justru memperkirakan terjadi penurunan jumlah populasi sebanyak 6 miliar. Mengutip EurekAlert! model penghitungan itu adalah bagian dari studi yang ditugaskan oleh organisasi nirlaba The Club of Rome.

Berkaca pada tren saat ini, diperkirakan kita awalnya akan melihat populasi bumi mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yaitu 8,6 miliar orang, pada sekitar tahun 2050; sebelum kemudian mengalami penurunan menuju titik enam miliar pada tahun 2100.

Menurut makalah yang disusun tim penelitian kolektif, penyebab kemungkinan penurunan populasi ini dikaitkan dengan peningkatan kesetaraan, atau lebih tepatnya akses yang lebih baik ke pendidikan bagi perempuan dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

"Penjelasannya, dengan lebih banyak individu (khususnya wanita) yang menerima pendidikan yang memadai, angka kelahiran secara keseluruhan secara teoritis akan berkurang. Pasalnya ada lebih banyak wanita didorong untuk mengejar karir dan diberi tahu tentang biaya dan akibat melahirkan lebih banyak anak," tulis publikasi ilmiah itu, kami lansir pada Selasa (4/4/2023).

Tim mempertimbangkan beberapa variabel ekonomi dan lingkungan untuk memberikan perkiraan pertumbuhan populasi manusia. Termasuk hal-hal seperti kelimpahan energi, produksi pangan, pendapatan, kesetaraan gender, dan pemanasan global tentunya.

Tim juga menganalisis hubungan antara populasi dan batas planet yang terlampaui, yang terkait dengan daya dukung bumi.

Bertentangan dengan mitos populer publik, tim menemukan bahwa, ukuran populasi bukanlah pendorong utama yang melampaui batas planet seperti perubahan iklim. Sebaliknya, tingkat jejak material yang sangat tinggi di antara 10% orang terkaya di dunialah yang membuat planet ini tidak stabil.

"Masalah utama umat manusia adalah karbon mewah dan konsumsi biosfer, bukan populasi," kata dia.

Tempat-tempat di mana populasi meningkat paling cepat memiliki jejak lingkungan yang sangat kecil per orangnya, dibandingkan dengan tempat-tempat yang mencapai puncak populasi beberapa dekade yang lalu.

Salah satu pemodel terkemuka untuk Earth4All dan rekan penulis The Limits to Growth, Jorgen Randers, menjelaskan bahwa menurut proyeksi demografis tim, seluruh populasi dapat mencapai kondisi hidup melebihi tingkat minimum PBB; tanpa perubahan signifikan dalam tren perkembangan saat ini, asalkan ada distribusi sumber daya yang merata.

Berikutnya, ada yang disebut Lompatan Raksasa, para peneliti memperkirakan bahwa populasi mencapai puncaknya pada 8,5 miliar orang sekitar tahun 2040. Lalu menurun menjadi sekitar 6 miliar orang pada akhir abad ini.

Hal ini dicapai melalui investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengentasan kemiskinan, khususnya investasi di bidang pendidikan dan kesehatan. Bersamaan dengan perputaran kebijakan yang luar biasa pada ketahanan pangan dan energi, ketidaksetaraan dan kesetaraan gender.

Pemimpin proyek Earth4All dan direktur Pusat Keberlanjutan di Sekolah Bisnis Norwegia, Per Espen Stoknes, mengungkap, di skenario ini kemiskinan ekstrem dihilangkan dalam satu generasi (pada 2060) dengan dampak nyata pada tren populasi global.

Para penulis berargumen bahwa, proyeksi populasi menonjol lainnya seringkali meremehkan pentingnya pembangunan ekonomi yang pesat.

"Kami tahu perkembangan ekonomi yang pesat di negara-negara berpenghasilan rendah berdampak besar pada tingkat kesuburan. Tingkat kesuburan turun, karena anak perempuan mendapatkan akses ke pendidikan dan perempuan, diberdayakan secara ekonomi dan memiliki akses ke perawatan kesehatan yang lebih baik," ujarnya. 

Associate Professor dari Kristiania dan anggota tim pemodelan Earth4All, Beniamino Callegari, menerangkan kalau beberapa model terkemuka mensimulasikan pertumbuhan populasi, pembangunan ekonomi, dan hubungan mereka secara bersamaan.

Analisis tersebut menggunakan sepuluh wilayah dunia seperti Afrika Sub-Sahara, China, dan Amerika Serikat. Saat ini, pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di beberapa negara di Afrika, seperti Angola, Niger, Republik Demokratik Kongo dan Nigeria, serta Asia, misalnya Afghanistan.

"Jika kita menganggap negara-negara ini mengadopsi kebijakan yang berhasil untuk pembangunan ekonomi, maka kita dapat memperkirakan populasi akan mencapai puncaknya lebih cepat daripada nanti," lanjut Callegari.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Automotive22 Januari 2025, 22:11 WIB

Toyota Hilux Rangga SUV Concept Hasil Karoseri New Armada, Bisa Muat 8 Penumpang

Kendaraan ini menawarkan Pilihan Basis dari 3 Tipe Hilux Rangga.
Toyota Hilux Rangga SUV Concept. (Sumber: Toyota)
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)