Selama puasa Ramadan, umat yang menjalankannya bukan hanya diminta untuk menahan lapar dan dahaga, serta menjauhi tindakan dan pikiran buruk.
Selain sebagai bentuk ibadah di bulan suci Ramadan, puasa ternyata juga memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Beberapa orang menyebut, puasa dipercaya dapat membantu tubuh menjaga stabilitas kadar gula darah, sehingga terhindar dari penyakit diabetes (gula darah berlebih).
Apakah informasi itu benar? Pakar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), dr Hermina Novida SpPD K-EMD FINASIM membenarkannya dan ia akan memberikan penjelasan kepada kita.
dr.Hermina mengatakan, dilihat dari aspek fisik, puasa menyimpan segudang manfaat. Salah satunya adalah untuk menjaga stabilitas kadar gula darah dalam tubuh. Puasa membuat tubuh mengatasi resistensi insulin, yaitu kondisi menurunnya kemampuan insulin dalam merangsang penggunaan glukosa dalam tubuh.
Baca Juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan dan Manis-Manis? Ini Aturannya
Hermina menjelaskan bahwa, terdapat mekanisme khusus dalam tubuh yang membuat puasa mampu membantu meningkatkan stabilitas gula darah.
Saat tubuh berpuasa sehari penuh, maka asupan kalori yang masuk dalam tubuh akan berkurang. Dengan demikian, kadar gula darah dalam tubuh turut mengalami penurunan.
"Ketika asupan kalori berkurang, maka tubuh akan membakar simpanan dalam bentuk lemak di hati sehingga menurunkan berat badan. Berat badan merupakan salah satu faktor yang berperan pada tingginya kadar gula darah," ujarnya, dalam keterangan resminya di laman UNAIR, dikutip pada Kamis (6/4/2023).
Tidak hanya itu, menurut dia, puasa juga mampu meningkatkan kadar enzim Adenosine Monophosphate-Activated Protein Kinase (AMPK) dalam tubuh. Enzim ini merupakan salah satu regulator pusat keseimbangan homeostasis metabolik yang berperan dalam mengatur glukosa dan lipid dalam tubuh.
"Puasa juga meningkatkan kadar enzim Adenosine Monophosphate-Activated Protein Kinase (AMPK) yang akan memperbaiki sensitivitas atau kerja insulin," kata dia.
Baca Juga: Tips Sehat Puasa Ramadan: Konsumsi Makanan Tinggi Serat Saat Sahur, Jangan Kalap Saat Berbuka
Meski demikian, saat berpuasa, seseorang tetap harus memerhatikan asupan nutrisi dalam tubuh. Jam makan serta jenis makanan yang masuk dalam tubuh juga harus tepat, dengan demikian stabilitas gula darah dalam tubuh tetap terjaga.
Terkait hal itu, dr Hermina menyarankan masyarakat yang menjalankan puasa Ramadan untuk tidak mengonsumsi makanan dengan porsi berlebihan, khususnya saat berbuka puasa. Alasannya, porsi makan berlebih, ungkapnya, dapat menjadi faktor yang memengaruhi tingginya kadar glukosa dalam tubuh.
Ia selanjutnya mengimbau, agar masyarakat yang menjalankan ibadah puasa untuk tidak melewatkan sahur, sehingga tubuh memiliki cadangan energi saat berpuasa.
Sementara menyoal pilihan makanan, kata dia, lebih baik memilih makanan yang banyak mengandung serat dan memiliki indeks glikemik rendah seperti kacang-kacangan, buah kering, sereal kaya serat, pasta, dan roti.
Baca Juga: Masih Suka Lapar Mata Kalau Jelang Berbuka Puasa? Tahan Diri Ya, Pilih Menu-Menu Ini
"Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa mencukupi dan tidak terjadi kadar gula darah yang menurun secara drastis, atau dengan kata lain tetap stabil dan terjaga," tuturnya.
Sementara itu, bagi penderita diabetes atau gula darah berlebih, dr Hermina memberikan saran khusus. Penderita diabetes melitus hendaknya melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Penjelasannya, pengobatan bagi penderita diabetes yang berpuasa perlu mengalami penyesuaian, tujuannya agar tidak timbul komplikasi seperti hipoglikemia dan hiperglikemia yang dapat berdampak buruk.
"Penyandang diabetes hendaknya berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa, termasuk untuk pengaturan obat-obatan dan insulin," pungkasnya.