Hampir dari tiga perempat pekerja di Amerika Serikat, berencana untuk mencari pekerjaan baru pada tahun depan.
Data itu diperoleh dari laporan baru situs pengembangan karir,The Muse, yang melakukan survei terhadap hampir 7.000 orang dewasa di Amerika Serikat pada Februari 2023. Jumlah itu naik 65% dari 2022, dan terlepas dari kenyataan jika Amerika Serikat sedang melewati puncak yang disebut sebagai Great Resignation.
Lebih dari enam dari 10 pekerja yang terhitung 63%, melaporkan jika turbulence economy tidak akan menghalangi mereka untuk mencari sebuah pekerjaan baru.
Melansir laman media Fortune, mereka mengatakan jika pekerja yang lebih mapan cenderung tidak melaporkan kekhawatiran akan hambatan ekonomi yang mengganggu rencana mereka, dibandingkan dengan pekerja Gen Z yang lebih muda, yang masih belum mengalami penurunan dalam karier mereka.
CEO dan salah satu pendiri The Muse, Kathryn Minshew, menyatakan bahwa semua orang ini sedang aktif mencari pekerjaan saat ini. Bahkan di antara para pekerja yang tetap tinggal sampai ekonomi membaik, banyak yang akan pindah secepat mungkin, kata Minshew.
"Itu mungkin berita buruk bagi pengusaha yang ingin mengekang anggaran untuk manfaat dan inisiatif budaya perusahaan. Ada sejumlah diskusi tahun ini tentang apakah pemberi kerja mendapatkan kembali keunggulan. Secara langsung," kata dia, kepada Fortune, dikutip pada Rabu (19/4/2023).
Menurutnya, tentu saja ada banyak pemberi kerja yang mampu mempertahankan orang-orang saat ini, yang tidak dapat mereka pertahankan dalam ekonomi yang sedang booming. Dan pencari kerja menjadi lebih berhati-hati.
"Keseimbangan kekuatan telah bergeser sedikit lebih jauh dari karyawan, dan sedikit lebih dekat dengan pemberi kerja, seperti yang terjadi setiap kali ada resesi atau terancam," demikian analisis Minshew.
Tapi dalam jangka panjang, pola pikir itu agak naif. Masih ada jutaan orang yang sangat menyadari nilai pasar mereka dan ingin membuat pilihan terbaik. Dan bahkan lebih akan terjadi setelah beberapa volatilitas ekonomi mereda.
Lantas, apa yang harus diupayakan oleh pemberi kerja dan bahkan itu harus dipertimbangan saat evaluasi anggaran perusahaan? Jawabannya, mulai dari keseimbangan kehidupan kerja yang baik, manfaat yang dapat diakses, dan budaya tempat kerja yang solid.
Terkait itu, survei The Muse yang kami akses di laman mereka menemukan bahwa keseimbangan kehidupan kerja menempati prioritas yang lebih tinggi, daripada kompensasi bagi pencari kerja di setiap generasi kecuali baby boomer.
Faktor tersebut sangat penting bagi Gen Z, dengan 60% memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja dan hanya 40% yang menyebutkan kompensasi sebagai faktor terpenting dalam mencari pekerjaan berikutnya.
"Ada sedikit pandangan picik dalam pengertian ini (oleh seorang pemberi kerja) bahwa kami memiliki kekuatan, karyawan diberhentikan. Sehingga kami dapat menarik kembali tunjangan kami, kami dapat menarik kembali komitmen kami, kami dapat menarik kembali pada banyak investasi yang kami buat," kata Minshew.
Banyak pemberi kerja tidak akan melihat dampak negatif dari keputusan ini dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi, secara umum, preferensi tersebut belum hilang. Itu hanya perubahan jangka pendek.
Selain itu, pemimpin perusahaan harus berhati-hati dalam meningkatkan ekspektasi dan menawarkan lebih sedikit fasilitas kepada pekerja saat ini. Minshew mendengar para pemimpin melakukan ini, sebagai strategi untuk mendorong pekerja keluar tanpa PHK karena mereka perlu mengurangi biaya tenaga kerja.
Menurut Minshew, itu adalah strategi yang buruk. Ada yang sering terlewatkan dalam pemikiran itu, yakni pekerja kalian yang paling berbakat kemungkinan besar akan bisa pergi.
Hal itu tidak hanya menciptakan situasi di mana pemberi kerja berisiko kehilangan orang yang mungkin paling mereka butuhkan, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan pergantian karyawan jangka panjang secara keseluruhan.
"Orang tidak lupa bagaimana Anda memperlakukan mereka. Alasan nomor satu mengapa orang ingin meninggalkan pekerjaan saat ini adalah budaya kerja yang beracun," tegasnya.
Minshew menambahkan, masih banyak perilaku umum di perusahaan Amerika yang mendorong pekerja untuk mencari peluang baru. Dan beberapa pemimpin bahkan mungkin tidak menyadari bahwa tindakan merekalah penyebabnya.