Waspada, Daerah Istimewa Yogyakarta Akan Dilanda Cuaca Ekstrem Selama 3 Hari

Rahmat Jiwandono
Kamis 27 April 2023, 15:16 WIB
Ilustrasi hujan. (Sumber : freepik)

Ilustrasi hujan. (Sumber : freepik)

Techverse.asia - Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi tiga hari ke depan mulai 27 sampai 29 April 2023, Kota Jogja dan wilayah lainnya di DIY berpotensi dilanda cuaca ekstrem. Selain diguyur hujan deras, cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi berupa angin kencang dan petir.

Penyebab cuaca ekstrem ini adalah Sirkulasi Siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatra yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang terpantau memanjang melewati Pulau Jawa.

Baca Juga: Penyebab Cuaca Panas di Indonesia, Berikut Tips Menghadapinya

Lantas apa kata pakar soal cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini? Menyitir dari BMKG, Dr. Emilya Nurjani., S.Si., M.Si., mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim dan ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Salah satu contoh cuaca ekstrem adalah siklon yang menimbulkan angin kencang dan hujan lebat. Contoh di tahun 2012 adalah suhu udara yang tinggi sebesar 40 derajat Celcius di Larantuka, Flores Timur.  

Emilya menuturkan ada banyak faktor yang memmengaruhi munculnya cuaca ekstrem. Bergantung pada cuaca ekstrem seperti apa yang dimaksud, jika menyangkut penyebab hujan ekstrem atau hujan dengan intensitas di atas 100 mm/jam maka hal itu disebabkan oleh karena tingginya kelembapan. Adanya gangguan atmosfer seperti badai musim dingin, front hangat atau dingin, siklon tropis.

"Kondisi udara hangat mengandung lebih banyak kelembapan apapun kelembapan salah satu faktor yang dapat menyebabkan hujan lebat. Lingkungan yang hangat secara langsung dapat berpotensi membentuk kejadian hujan ekstrem yang lebih sering," jelasnya di Fakultas Geografi UGM, Kamis (27/4/2023).

Namun, jika menyangkut soal suhu panas atau cuaca panas, sambungnya, bisa jadi disebabkan oleh mulai memasuki musim panas atau kemarau yang dipengaruhi oleh monsun serta posisi matahari yang disebabkan oleh gerak semu matahari (ekuinoks), atau adanya gelombang panas yang ditandai adanya pusat tekanan tinggi yang terhambat  masa udara di bagian lebih rendah.

Baca Juga: Sehat Sekaligus Waspada di Tengah Gempuran Cuaca Ekstrem, Ini Kiat-Kiatnya

Emilya menuturkan, cuaca dan iklim global dipengaruhi oleh atmosfer, hidrosfer, biosfer dan geosfer. Terjadinya perubahan yang ada di muka bumi ataupun yang jauh dari bumi akan memmengaruhi sistem iklim.

Sebagai contoh faktor dari luar bumi yaitu jarak bumi dan matahari. Jarak bumi dan matahari yang jauh atau dekat akan memengaruhi iklim di bumi, bentuk lintasan bumi terhadap matahari (membulat atau elips) juga akan memengaruhi iklim di Bumi.

"Penemuan mesin uap tahun 1750 mendorong penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan gas rumah kaca dan suhu permukaan bumi. Jika kita berdiri di daerah perkotaan yang padat permukiman atau di daerah hutan kota maka akan sangat merasakan suhu udara yang berbeda, artinya perbedaan penutup lahan atau penggunaan lahan akan menimbulkan efek yang berbeda terhadap suhu yang dirasakan oleh manusia," paparnya. 

Emilya menyampaikan kembali perubahan iklim yang dialami saat ini diakui atau tidak karena salah satunya disebabkan oleh perubahan tutupan lahan atau alam berkurangnya lahan terbuka. Diakuinya pula telah banyak solusi yang ditawarkan pemerintah baik berupa regulasi ataupun aksi nyata di masyarakat.

Meski begitu, hal itu masih memerlukan dukungan seluruh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat dunia terutama menyangkut soal untuk mitigasi atau antisipasi dampak yang mungkin terjadi. Beberapa yang bisa dilakukan adalah melakukan pengurangan penggunaan bahan bakar dari fosil. Termasuk bahan bakar fosil untuk sektor transportasi, energi maupun industri.

"Sistem pertanian pun diharapkan yang ramah lingkungan yaitu rendah emosi karbon, minim penggunaan air, dan senantiasa membiasakan menanam karena itu memberi pengaruh," ujarnya. 

Menurutnya, mengantisipasi cuaca ekstrem memang harus dilakukan. Karena selain berdampak pada sektor ekonomi, cuaca ekstrem ini juga menimbulkan kerusakan lain bangunan, sarana prasarana, ataupun kendaraan.

"Padahal jika bisa mengantisipasi dan mengatasi terlebih jika tidak ada kerusakan maka dana yang ada bisa dialokasikan untuk sektor atau pembangunan yang lain," tambahnya. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)