Usia kronologis adalah jumlah tahun kita telah hidup. Sedangkan usia biologis digunakan untuk menguraikan berapa usia tubuh kita berperilaku dan merasakan. Usia biologis sering digunakan sebagai indikasi kesehatan secara keseluruhan, dan dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism, menemukan bahwa usia biologis manusia mengalami peningkatan pesat sebagai respons terhadap berbagai bentuk stres. Bahkan tubuh bisa menua karena stress ini.
Pendiri Institut Regeneratif London, Tunc Tiryaki, mengatakan bahwa stres kronis memicu rangkaian respons biologis dalam tubuh. Apa saja respon itu?
Seperti kami lansir dari Healthline, berikut respon biologis seperti dimaksud oleh sang ilmuwan.
Pertama, memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan DNA dan sel jika diproduksi secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
Kedua, stres jangka panjang dapat menyebabkan stres oksidatif.
"Ini adalah ketidakseimbangan antara produksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh ROS tersebut," jelas Tiryaki, kami kutip pada Jumat (5/5/2023).
"Stres oksidatif dapat merusak sel, protein, dan DNA, yang menyebabkan penuaan dini," ucapnya.
Korelasi stres dan penuaan dini
Selanjutnya yang kita perlu pahami adalah bagaimana stres memengaruhi telomere. Telomere ini merupakan tutup pelindung di ujung kromosom yang memendek, pada setiap pembelahan sel dan dianggap sebagai penanda penuaan biologis.
Stres kronis telah dikaitkan dengan telomere yang lebih pendek, yang dapat menyebabkan penuaan dini.
Setelah stres dihilangkan, tubuh kita dapat mulai pulih dan proses fisiologis yang rusak dapat kembali ke tingkat fungsi normalnya.
"Pemulihan proses ini ke tingkat normal dapat membantu mengurangi beban sel dan memperlambat proses penuaan," jelas Tiryaki.
Selain itu, tubuh memiliki mekanisme untuk memperbaiki sel dan jaringan yang rusak, dan mekanisme ini dapat menjadi lebih aktif setelah stres berkurang.
Misalnya, sel dapat mulai memproduksi lebih banyak antioksidan dan mengaktifkan mekanisme perbaikan DNA, yang dapat membantu mengurangi kerusakan akibat stres oksidatif.
Tiryaki menambahkan, ada banyak manfaat dari usia biologis yang lebih rendah. Ini terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah, disfungsi kekebalan, gangguan metabolisme, dan kondisi terkait usia lainnya.
"Mengingat usia biologis Anda adalah indikator utama kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana mengukur usia Anda," tuturnya.
"Secara resmi, Anda memerlukan tes usia biologis yang mengukur bio-marker seperti metilasi DNA, panjang telomer, serta sampel darah dan urin. Namun, melihat kebiasaan sehari-hari juga dapat membantu mengukur kesehatan biologis Anda," lanjut Tiryaki.
Beberapa poin berikut adalah kebiasaan yang menunjukkan tubuh kita punya usia biologis lebih rendah atau beberapa tahun lebih muda dari usia kronologis. Antara lain bila kita berada dalam kisaran berat badan yang sehat, tidur nyenyak, mengelola stres secara efektif, dan tidak menjalani gaya hidup yang monoton.
Apa yang bisa dilakukan untuk memperlambat usia biologis?
Selanjutnya mungkin kamu bertanya-tanya apakah kita dapat memperlambat atau bahkan membalikkan usia biologis? Jawabannya: Bisa. Menerapkan gaya hidup sehat adalah kuncinya.
Makan makanan yang sehat, membatasi konsumsi alkohol, dan tidak merokok adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kesehatan kita secara keseluruhan, dan pada gilirannya, menurunkan usia biologis.
Seorang ahli Biologi, Profesor Denis Noble, merekomendasikan olahraga teratur bisa jadi pereda stres yang luar biasa.
"Untuk membantu tubuh mengatasi stressor (penyebab stres), istirahat dan tidur sangat penting. Karena saat kita tidur kita juga berpuasa. Ini memicu sistem pembuangan limbah seluler bawaan tubuh, yang memperlambat laju penuaan kita," jelasnya.
Noble juga menyebut, meluangkan waktu untuk aktivitas yang kita sukai adalah cara yang bagus untuk menjaga tubuh tetap awet muda.
"Menyanyi, menari, berjalan, semua hal yang menciptakan kegembiraan dan kegembiraan. Bernyanyi memiliki manfaat tambahan untuk mengaktifkan saraf vagus, yang terhubung ke semua organ utama, dan menginstruksikan mereka untuk beristirahat, rileks, dan memperbaiki diri," tandas Noble, yang juga salah satu pendiri Proyek Panjang Umur Oxford ini.