Generasi Milenial dan Z Pilih Produk Dupe Ketimbang Produk Berkelanjutan, Imbas Tingginya Biaya Hidup

Uli Febriarni
Senin 08 Mei 2023, 20:04 WIB
ilustrasi biaya hidup (Sumber : unsplash)

ilustrasi biaya hidup (Sumber : unsplash)

Sebuah studi yang dilakukan oleh Untold Insights mendapati, mayoritas konsumen Generasi Z dan Milenial tidak dapat berbelanja secara berkelanjutan karena biaya hidup yang tinggi.

Untold Insights merupakan perusahaan riset pelanggan digital yang berbasis di Inggris. Perusahaan menyurvei sekitar 1.000 orang berusia antara usia 16 dan 40 tahun yang tinggal di Inggris Raya.

Di antara itu, sebanyak 96% responden melaporkan bahwa mereka tidak dapat membuat keputusan pembelian produk berkelanjutan. Alasannya, karena meningkatnya biaya hidup.

Sebanyak 53% responden menyatakan, mereka akan memprioritaskan membeli barang-barang yang terjangkau daripada produk alternatif yang berkelanjutan.

Baca Juga: Sering Berkendara Kala Hujan? Cek Ban Motormu, Ganti dengan 'Ban Basah' Bila Perlu

Baca Juga: Manfaat Lain Wortel: Sebagai Sunscreen Alami

Baca Juga: Susah Move On Usai Diselingkuhi? Coba Memulai Harimu dengan Olahraga

"Karena merek ramah lingkungan seringkali menjual produk dengan harga yang jauh dari anggaran mereka," kutip kami dari Hypebeast, Senin (8/5/2023).

Milenial mungkin memiliki daya beli yang lebih tinggi daripada Gen Z, kemampuan finansial mereka menawarkan lebih banyak pilihan kepada generasi yang lebih tua di seluruh kategori produk. Dari mereka yang disurvei, 43% mengatakan bahwa mereka secara aktif terlibat dalam diskusi perubahan iklim, dan mereka telah menyesuaikan gaya hidup mereka dengan mempertimbangkan lingkungan.

Sementara itu, 52% peserta Milenial yang lain menyatakan akan membeli lebih sedikit dari merek yang berpartisipasi dalam greenwashing, sedangkan 45% responden Gen Z mengatakan hal yang sama.

Meskipun Gen Z sering kali disebut sebagai 'generasi perubahan iklim', daya beli mereka yang relatif lebih rendah membatasi mereka untuk terlibat dalam tingkat pembelian berkelanjutan yang serupa.

"Meskipun demikian, 34% responden Gen Z mengatakan, mereka memandang merek fast fashion secara positif, dibandingkan dengan 47% peserta Milenial," sebutnya. 

Baca Juga: Sisi Gelap AI Menurut 'Godfather of AI': Lebih Berbahaya Ketimbang Perubahan Iklim

Baca Juga: Samsung Galaxy A24: Smartphone 3 Jutaan, Punya Layar Super AMOLED dan Memori Besar

Baca Juga: Bakal Pecat 7.800 Karyawan, IBM Berniat Gantikan Karyawan Mereka dengan AI

Direktur Komunitas eko TikTok Earthtopia -yang menginisiasi survei ini-, Rob Greenfield, menjelaskan bahwa produk berkelanjutan seringkali menjadi lebih murah karena dapat digunakan kembali.

Meski demikian ia tidak menampik, biaya yang dikeluarkan di muka biasanya lebih tinggi. Itu yang kemudian mempersulit banyak anak muda, yang mencoba untuk hidup berkelanjutan namun sesuai kemampuan mereka untuk membelinya.

Oleh karena itu lewat laporan ini, menurut Rob Greenfield, masa depan pasar yang berkelanjutan terletak di tangan pemerintah internasional.

Ia menyatakan, sangat penting agar pemerintah berbuat lebih banyak untuk menyamakan kedudukan, dengan mengenakan pajak kepada mereka yang menghasilkan produk berkualitas rendah, berat plastik, dan intensif tinggi pada energi. 

Kemudian pada gilirannya, memberi insentif kepada mereka yang memproduksi produk alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.

Sementara itu dalam NSS Magazine, tanda-tanda yang jelas dari fenomena ini dapat ditemukan di TikTok, di mana mania untuk produk 'dupe' merajalela. Berkat siklus tren yang tak terhentikan yang dipertahankan di aplikasi, promosi merek seperti E.l.f dan Essence Beauty menjadi lebih terjangkau bagi yang membelinya. Tetapi sangat mahal untuk planet kita.

Di TikTok, tagar #dupe telah ditonton hampir 4 miliar kali. Menunjukkan bagaimana kaum muda semakin terdorong untuk mencari produk kecantikan dengan kualitas yang sama dengan produk mewah, tetapi dengan harga yang lebih murah.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup11 April 2025, 19:32 WIB

Fore Coffee Tarik Ratusan Ribu Investor Baru dan Kelebihan Permintaan

Fore Coffee tercatat sanggup menarik 114.873 investor baru dan kelebihan permintaan 200,63 kali.
kopi Fore (Sumber: Fore Coffee)
Startup11 April 2025, 19:26 WIB

Startup Hiburan Anime Incubase Studio Bermitra dengan K11 Concepts

Keduanya ingin mempromosikan budaya anime global.
Incubase Studio.
Techno11 April 2025, 19:09 WIB

Instagram Kembangkan Fitur Reels Terkunci dan Aplikasi Khusus iPad

Dua pengembangan ini hingga sekarang belum diluncurkan untuk publik.
Reels Instagram yang dikunci dengan kata sandi untuk bisa melihatnya. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 18:44 WIB

CAR-dano: Aplikasi Inspeksi Mobil Bekas Berbasis Teknologi Blockchain

Platform ini digagas oleh seorang mahasiswa UGM.
CAR-Dano. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 16:38 WIB

WhatsApp Memperkenalkan Fitur Baru di Seluruh Obrolan, Panggilan, dan Saluran

Cek fitur-fitur lengkapnya berikut ini.
Fitur-fitur baru di WhatsApp. (Sumber: Meta)
Techno11 April 2025, 16:23 WIB

Realme 14 Menjadi Official Gaming Phone Honor of Kings IKL Spring 2025

Realme akan menghadirkan performa powerful dan pengalaman bermain game terbaik.
Realme jadi ponsel resmi untuk Honor of Kings Indonesia Kings Laga Spring 2025. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 15:59 WIB

Harga Samsung Galaxy A26 5G di Indonesia, Ada 3 Varian Warna

Jadi Awesome Buat Main Free Fire.
Samsung Galaxy A26 5G x Free Fire. (Sumber: Samsung)
Techno11 April 2025, 15:08 WIB

Sony x Post Malone: Hadirkan 3 Speaker Anyar dari Lini ULT Power Sound

Kemitraan ini sebagai bagian dari Kampanye Merek Audio "For The Music" Sony.
Post Malone memamerkan speaker Sony ULT Field 3. (Sumber: Sony)
Tips11 April 2025, 14:28 WIB

Banyak Terpapar Konten dan Berita Buruk? Ini Cara Jaga Kesehatan Mental

Jika terlalu banyak terpapar konten atau berita buruk sangat besar peluang untuk menjadi stres.
Ilustrasi stres melihat banyak berita dan konten negatif.
Startup10 April 2025, 21:16 WIB

Searce Dinobatkan sebagai Google Cloud Country Partner of the Year 2025

Searce ialah perusahaan rintisan bidang konsultan teknologi modern yang berbasis kecerdasan buatan.
Searce dapat award dari Google Cloud. (Sumber: istimewa)