Media sosial masih dihebohkan kabar Jennie Blackpink dan Taehyung 'V' BTS, yang diduga berkencan di Paris. Hal itu diketahui lewat beredarnya sebuah video, memperlihatkan keduanya bergandengan tangan saat menyusuri jalan di Paris.
Usai video itu beredar, harga saham YG Entertainment dan Hybe Co Ltd -agensi yang menaungi masing-masing keduanya- tercatat melemah pada perdagangan Jumat (19/5/2023). Saham YG ditutup melemah 0,65% menjadi KRW 92.000, sedangkan saham Hybe jatuh 1,75% menjadi KRW 281.000/saham. Padahal, sejak awal tahun harga saham YG telah menguat 91,47%, saham Hybe telah menguat 65,78%.
Bukan hanya saham yang terkena 'efek kejut' dari video tersebut, melainkan juga para fans masing-masing. Para fans mengunggah beragam opini mereka, atas video itu, di berbagai platform media sosial.
Ada satu yang cukup menjadi pusat perhatian pengguna media sosial, khususnya Twitter. Dalam salah satu kolom komen akun berbagi cerita @tanyarl, yang mengunggah kemunculan video diduga Jennie dan V, dijumpai sebuah komentar pengguna yang menyebut bahwa ia memiliki teman yang begitu sedih dan kecewa atas beredarnya video tadi. Hanya saja, cara temannya itu menunjukkan kesedihan tergolong ekstrem. Yakni menusuk bola matanya menggunakan garpu.
Baca Juga: Catat 24 Mei 2023! Bersiap untuk War Produk Samsung di Lazada Super Brand Day 2023
Baca Juga: Sekelompok Mahasiswa Mendesain Jembatan dari Abu Sekam Padi, Bisa Tahan Bencana Erosi
Hingga kini, belum diketahui kebenaran atas informasi yang terunggah pada Jumat siang tersebut. Tetapi sejak Sabtu sore, komentar itu tak dapat diakses ulang karena telah dihapus.
Lepas dari benar tidaknya informasi tersebut, ternyata kecintaan kita terhadap sesuatu atau bagaimana kita mengidolakan seseorang, disarankan untuk tidak berlebihan/fanatik atau sampai menimbulkan obsesi.
Memiliki idola, bias dari Korea misalnya, mungkin bisa menjadi sumber panutan atau sumber kebahagiaan. Tetapi bila telah menjadi obsesi, itu bisa membahayakan diri kita sendiri. Bahkan, dalam kadar tertentu, obsesi itu harus ditangani serius.
Cara mengendalikan obsesi terhadap bias
Melansir Alo Sehat, obsesi merupakan keinginan (hasrat, nafsu) akan sesuatu; disertai dengan usaha keras bahkan terkesan memaksa untuk mencapai keinginan. Obsesi yang berlebihan terhadap seseorang dapat mempengaruhi kehidupan.
Berikut langkah yang bisa kita lakukan, untuk mengendalikan obsesi yang berlebihan terhadap bias, seseorang, benda atau lainnya:
- Alihkan perhatian terhadap konten yang menyangkut idola, misalnya melakukan hobi yang menyenangkan,
- Selesaikan pekerjaan yang tertunda. Karena terkadang obsesi dapat membuat kita tidak bisa menyelesaikan membaca buku, tidak fokus dalam mengerjakan tugas, atau kurang perhatian pada teman yang sedang butuh bantuan,
- Fokus terhadap tujuan hidup, temukan tujuan hidup baik jangka pendek maupun jangka panjang,
- Berolahraga,
- Dengarkan perkataan orang di sekitar, yang mengkhawatirkan obsesi berlebihan yang kita miliki,
- Pilih teman atau keluarga yang dapat dipercaya untuk mendengarkan keluh kesah kita.
Jika dengan melakukan cara-cara tersebut obsesi tersebut tetap tidak dapat dikendalikan, sebaiknya periksakan diri ke ahlinya. Supaya mendapatkan penanganan yang tepat.
Beberapa masalah mental akibat obsesi terhadap bias
1. Celebrity worship syndrome
Hello Sehat mengungkap, ketika kita mengagumi bias sampai terobsesi atau bahkan ingin mengetahui kehidupan pribadi mereka, itu bisa jadi tanda celebrity worship syndrome. Yakni gangguan psikologis akibat ketertarikan ekstrem pada seorang selebritis.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala menyebutkan, celebrity worship syndrome memiliki kaitan erat dengan hubungan parasosial. Definisinya, hubungan imaginatif seorang penggemar yang menganggap bahwa ia memiliki ikatan emosional dengan idolanya.
2. Erotomania
Ini merupakan gangguan psikologis, membuat seseorang sangat yakin ada orang yang sedang jatuh cinta kepadanya. Orang-orang dengan gangguan ini percaya bahwa, idolanya juga merasakan cinta yang sama kepada diri mereka.
Mengutip dari laman Good Therapy, erotomania memang menyasar pada selebritis atau seseorang yang memiliki perbedaan status yang jauh dari pengidapnya.
"Erotomania erat kaitannya dengan delusi, karena kondisi ini membuat seseorang kesulitan membedakan mana hal yang nyata dan tidak," tulis Hello Sehat.
3. Shopaholic
Saat menyukai seseorang, kita tidak akan segan mengeluarkan banyak uang untuk membeli banyak hal yang identik atau mengingatkan kita kepadanya.
Demikian juga seseorang yang mengidolakan selebritis, tokoh, seseorang tertentu yang dikenal, berpotensi mengidap compulsive buying disorder (CBD) atau shopaholic; kondisi ketika seseorang tidak memiliki kendali atas hobinya dalam berbelanja.
"Sebenarnya, tidak ada salahnya membeli merchandise, album, ataupun aksesori lain yang berkaitan dengan idola. Akan tetapi, jika sampai berbelanja secara berlebihan karena terlalu mencintai idola, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi penyakit psikologis," dilansir laman yang sama.
Pengidap shopaholic bisa juga merasakan gangguan mood, gangguan kecemasan, hingga gangguan bipolar. Mereka bisa saja sampai kewalahan memenuhi kebutuhan pokok, karena dana habis untuk memenuhi hasrat kecintaan kepada bias.
4. Copycat suicide
Pada kondisi yang lebih serius, efek terlalu mencintai idola mungkin juga membuat seorang fans melakukan copycat suicide. Ini adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan setelah melihat atau mendengar kabar bunuh diri orang lain, khususnya seseorang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.
Hal ini pernah dibahas pada sebuah penelitian lama yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kematian seorang selebritis dapat meningkatkan risiko orang lain melakukan hal serupa hingga 14,2 kali lipat lebih besar dibandingkan kematian non-selebritas.
5. Halusinasi berlebihan
Terlalu mencintai idola, membuat seseorang menyaksikan atau mengalami berbagai hal yang sebenarnya tidak nyata. Ada juga jenis halusinasi lainnya yang memengaruhi kinerja indera penglihatan, penciuman, pengecapan, hingga peraba.
Jika tanda-tanda halusinasi tersebut berlangsung secara terus-menerus, penting untuk segera memeriksakannya ke profesional.
Jadi, mencintai bias tidak dilarang. Tetapi cerdasnya mengendalikan perasaan itu agar tidak berujung pada sikap merugikan diri kita sendiri ya.