Di era social commerce seperti sekarang, TikTok lewat TikTok Shop-nya sudah menjadi salah satu platform e-commerce yang dipilih untuk berjualan. Kalimat 'Cek keranjang kuning' begitu akrab di telinga.
Namun, layaknya marketplace, berjualan lewat TikTok Shop tidak melulu berhasil atau ramai pesanan. Demikian juga tidak semua pengunjung akun TikTok, yang hadir menonton saat kita Live Selling, mau melakukan check out. Ada saatnya pemilik toko online bisa gagal berjualan produk di sana.
Salah satu bentuk kegagalan selain tidak closing, yakni kesulitan bahkan gagal mengunggah produk ke TikTok Shop.
Untuk itu, Ninja Express membagikan beberapa poin yang bisa membuat kita gagal berjualan lewat TikTok Shop. Mau tahu apa saja? Coba simak tiga poin yang dibagikan oleh seorang Marketing Coach, Yosef Abas berikut:
Baca Juga: Refleksi Atas Gempa Bumi 2006: Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta Gelar Pameran Foto 'Kilas Pitulas'
Verifikasi Data Diri Tidak Teliti
Sebagai penjual, kita perlu memerhatikan proses verifikasi TikTok saat ingin membuat akun TikTok Shop. Langkah itu dimulai dengan menggunakan nomor telepon dan email yang aktif, yang nantinya difungsikan sebagai alamat pengiriman kode verifikasi.
"Direkomendasikan juga untuk seller melakukan verifikasi KTP, proses ini bisa memakan waktu satu sampai dua hari kerja," ungkap Yosef, dikutip pada Rabu (24/5/2023).
Baca Juga: e-Commerce Berjatuhan? Pakar: Ini Eranya Social Commerce
Lebih jauh Yosef menambahkan, perlu untuk kita memerhatikan betul saat mengisi data diri. Cek kembali kelengkapan informasi dasar yang dimiliki seperti alamat rumah atau kantor.
"Kenapa ini penting? Dengan melengkapi hal tersebut ini, akan mempermudah TikTok untuk menentukan titik penjemputan paket berjalan lebih mudah," kata dia.
"Seller juga dapat menentukan alamat rumah atau kantor yang telah dimasukkan sebagai alamat pengembalian atau ‘Set as Return Address’. Agar ketika produk mengalami kerusakan atau kesalahan pesanan, dapat dikirim kembali ke alamat yang tepat," imbuh Yosef.
Melewatkan Detail Penting Saat Mengunggah Produk
Sepegetahuan Yosef, kesalahan berikutnya yang sering dilakukan adalah ketika melengkapi informasi dan ingin mengupload produk, justru mendapat keterangan gagal QC (Quality Control).
Hal itu nantinya bakal menyebabkan produk tidak dapat dilihat di Tiktok Shop maupun di keranjang kuning.
"Untuk itulah seller perlu memperhatikan informasi seperti nama produk, kategori produk, deskripsi produk, foto produk, banyaknya varian, harga produk, dan poin lain untuk dilengkapi oleh seller," tambahnya.
Dalam konteks QC ini, Yosef Abas juga memberikan tips agar produk yang diunggah di akun TikTok Shop lolos QC.
- Stok produk harus lebih dari 0 saat melakukan upload produk,
- Maksimal foto produk yang dapat di upload adalah 9 per produk,
- Ukuran file gambar produk maksimal 5 MB,
- Maksimum memiliki 3 tipe variasi produk, seperti warna, ukuran, bahan, dan lain-lainnya,
Baca Juga: Microsoft Fabric Dirilis, Kenali Keistimewaan Platform Analisis Data dengan AI Ini
- Deskripsi produk hanya dapat berupa teks, dan hindari penggunaan karakter spesial. Pastikan seluruh deskripsi produk menggunakan style 'Normal',
- Tempatkan kategori produk sesuai dengan produk yang dijual. Misalnya, menjual produk sambal, maka masukkan ke dalam kategori makanan,
- Pastikan juga harga yang dipasang sudah sesuai. Hindari adanya kelebihan angka 0, kesalahan dimensi atau berat produk.
Mengabaikan Panduan TikTok Saat Upload Produk
Tidak mempelajari kebijakan atau pedoman dari TikTok, adalah kesalahan ketiga yang mengakibatkan gagal set-up produk di TikTok Shop. Biasanya ini kemudian membuat kita akhirnya melanggar pedoman.
Beberapa produk yang dapat melanggar pedoman antara lain: produk penurun berat badan, obat resep, alat kesehatan, produk seks, maupun produk dewasa seperti alkohol, tembakau, dan lain-lainnya.
"Seller juga harus mendapatkan surat izin edar, ketika menjual produk seperti makanan maupun produk kecantikan. Misalnya izin BPOM, PIRT, Dinkes, dan lain-lainnya," tandasnya.