Techverse.asia - Indonesia kaya akan budaya tradisional, baik itu berupa permainan, kesenian bahkan makanan. Namun demikian, sekarang keberadaannya mulai terkikis oleh zaman karena remaja era sekarang kurang memahami tentang hal itu.
Selain permainan tradisional, makanan pun mulai banyak yang hilang dari peredaran. Makanan itu disebut sebagai jajanan pasar yang merupakan kudapan khas setiap ibu yang berbelanja di pasar membawakan buah tangan bagi keluarganya di rumah.
Salah satunya adalah pis kopyor. Jajanan yang rasanya segar dan lezat ini merupakan kudapan legendaris. Dahulu pis kopyor banyak dijajakan di pasar tradisional berdampingan dengan kudapan lainnya, tapi sekarang sangat susah mendapatkan pis kopyor ini, apalagi di perkotaan.
Kudapan pis kopyor berbahan dasar yang terdiri dari roti tawar, kelapa muda, dan santan. Bentuknya di setiap daerah pun berbeda-beda, sehingga tak jarang ada yang menjumpainya dalam bentuk padat atau yang santannya berkuah. Mengenai isian pis kopyor, dapat diisi dengan roti tawar dan kelapa muda, tetapi ada juga yang mengganti isiannya dengan pisang, kismis, hingga sagu.
Baca Juga: Samsung Hadirkan Kulkas Ungkep 2 Pintu, Ada 4 Mode Pendinginan
Oleh karena itu, agar pis kopyor tidak punah sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Panjatan IV, Kabupaten Kulon Progo mengajarkannya pada warga setempat. Sekretaris KKN Panjatan IV, Novita Herawati Purnomo mengatakan pis kopyor ini menggunakan bahan lokal yang ada di Panjatan yaitu kelapa dan pisang. “Tujuannya untuk menaikkan angka Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa ini,” kata Novita, Selasa (30/5/2023).
Menurut penanggungjawab kegiatan Fizar Raga Alam, makanan ini dimodifikasi agar terlihat lebih modern. “Pis kopyor ini agar terlihat lebih modern kami menggunakan alumunium foil agar lebih terlihat indah dan menarik” katanya.
Bahan yang dibutuhkan 800 mililiter (ml) santan, 100 gram gula pasir, pisang tiga biji, roti tawar enam pasang, kelapa muda satu butir, satu sendok teh (sdt) garam, dan satu sdt vanili bubuk. Alat yang diperlukan adalah pengukus, pisau, talenan, piring dan sendok.
Fizar menjelaskan, cara membuatnya pertama kali rebus gula, vanili, garam dan santan. Lalu aduk rata, tapi jangan sampai pecah. Selanjutnya potong roti tawar agar berbentuk seperti dadu dan boleh dihilangkan pinggirannya atau tetap dipakai.
Kemudian pisang dipotong-potong lalu ditata dalam cup bersama roti tawar dan kelapa muda. Tuang santan hingga terendam semua. Beri irisan daun pandan dan kukus selama 15 menit dan pis kopyor pun siap disajikan.
Baca Juga: 5 Makanan dari Kota Yogyakarta Ini Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Apa Saja?
Menurut mahasiswa prodi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY tersebut, lazimnya pis kopyor dibungkus dalam daun pisang namun dalam pelatihan ini digunakan aluminium foil agar mudah dan praktis. Apabila pis kopyor dibungkus daun pisang maka wangi daun pisang dan aroma daun pandan setelah dikukus akan menambah kenikmatan dalam menyantap kudapan ini.
Mahasiswa KKN UNY berharap dengan adanya pelatihan ini maka warga Panjatan IV dapat melestarikannya, bahkan lebih baik apabila dapat menambah pendapatan keluarga dengan menjajakannya. Pis kopyor merupakan salah satu kudapan yang memiliki nilai jual tinggi, baik dari segi rasa maupun pemasarannya karena jajanan ini sudah mulai langka.
Salah satu peserta pelatihan, Marinah merasa senang dengan kegiatan ini karena memperoleh ilmu baru tentang makanan tradisional yang hampir terlupakan. “Semoga masih ada pelatihan tentang makanan tradisional yang nyaris lenyap dari pasar,” ungkapnya.