Techverse.asia - Inflasi medis bukan hisapan jempol belaka. Bahkan, inflasi di dunia medis memaksa kita menghadapi tingginya lonjakan biaya kesehatan. Survei Mercer Marsh Benefits (MMB) mengenai Health Trends 2023 menyebutkan, biaya kesehatan di Indonesia diproyeksi terus meningkat hingga 13,6 persen.
Prediksi peningkatan biaya kesehatan tersebut melebihi proyeksi Asia sebesar 11,5 persen, melebihi inflasi keuangan Indonesia pada tahun 2022, sebesar 5,5 persen. Tingginya angka inflasi medis ini tentu saja menyadarkan kita bahwa biaya medis dan perawatan kesehatan mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Padahal, kita tidak pernah tahu kapan risiko kesehatan datang menghampiri.
Yang namanya inflasi, termasuk inflasi medis tentu saja tidak bisa dihindari. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi inflasi medis.
Jaga kesehatan tubuh
Cara pertama untuk mengantisipasi inflasi medis adalah menjaga kesehatan fisik dan mental. Dengan begitu, orang dapat terhindar dari berbagai risiko penyakit yang meminimalisir melonjaknya biaya pelayanan medis.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan, salah satu yang utama adalah menjaga gaya hidup sehat dengan menjaga asupan makanan yang sehat dan rajin berolahraga.
Baca Juga: Kenali Dampak Hubungan yang Tidak Sehat Terhadap Mental Remaja
Rutin berolahraga minimal 20 menit sehari dapat mengurangi risiko tertimpa berbagai penyakit berbahaya dan membutuhkan biaya medis tidak sedikit, seperti diabetes, penyakit jantung hingga kanker.
Perbanyak dana darurat
Sebagai dana yang disimpan untuk keadaan darurat, dana darurat atau emergency fund dapat dipakai saat mengalami kecelakaan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ataupun kondisi lainnya yang membuat produktivitas kita menurun karena kondisi medis kurang baik.
Begitu pentingnya dana darurat sebagai komponen dasar menjaga kehidupan, sudah sepatutnya menambah jumlah dana yang dimiliki agar bisa mengantisipasi inflasi, termasuk terhadap meningkatnya biaya medis.
Mulai berinvestasi
Guna menghadapi inflasi keuangan, investasi selalu menjadi solusi terbaiknya. Sebab, nilai keuntungan dari investasi dinilai dapat mengatasi gelombang inflasi di setiap tahunnya. Misalnya, inflasi medis di Indonesia diproyeksi terus bertambah hingga 13,6 persen per tahun.
Jika hanya menabung di lembaga keuangan konvensional, maka Anda hanya akan memperoleh bunga rata-rata sebesar satu persen per tahun. Lain halnya jika memutuskan untuk berinvestasi, keuntungan yang bisa diperoleh setidaknya adalah 10-14 persen per tahun. Dengan begitu, sudah dapat menutupi besaran rasio inflasi kesehatan di setiap tahun.
Miliki proteksi kesehatan
Inflasi medis dapat diatasi dengan proteksi kesehatan. Dalam hal ini, bisa berupa BPJS Kesehatan, yaitu perlindungan kesehatan wajib nasional dari pemerintah atau asuransi kesehatan dari perusahaan swasta.
Baca Juga: Langkah Pencegahan Terhadap Penyakit Gagal Ginjal: Kurangi Asupan Garam
Asuransi kesehatan merupakan instrumen perlindungan bagi diri sendiri maupun keluarga dan orang terkasih untuk membantu menanggung biaya kesehatan. Memiliki proteksi tambahan di luar BPJS Kesehatan memberikan kenyamanan dan ketenangan pikiran.
Pilih asuransi kesehatan dengan plafon tepat
Jangan asal membeli produk proteksi kesehatan. Hal yang harus Anda lakukan saat membeli asuransi adalah menghitung biaya medis yang terjadi di tahun berikutnya. Dengan begitu, Anda akan mengetahui berapa plafon yang sebenarnya dibutuhkan agar mendapati jumlah uang pertanggungan yang tepat.
Misalnya, untuk Anda yang sudah mengidap penyakit dengan perawatan intensif, tentu saja proteksi kesehatan tetap saja dapat membantu meringankan biaya yang tak murah.
Sebab, perawatan penyakit kritis seperti menjalani operasi bypass jantung minimal membutuhkan biaya Rp150 juta pada tahun 2019 lalu. Dengan adanya inflasi kesehatan, kemungkinan biaya tindakan tersebut terus bertambah di tahun berikutnya, yaitu dapat mencapai angka Rp166 juta.
Memiliki asuransi penyakit kritis dengan plafon cukup besar, dapat memberikan ketenangan pikiran dan kenyamanan dalam hidup.
Baca Juga: Survei Gaya Hidup Sehat di Asia: Kesehatan Jantung Terbanyak di Pantau Masyarakat Indonesia
Pertimbangkan untuk memiliki hospital cash plan
Cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi inflasi medis adalah, memiliki hospital cash plan (HCP) yang merupakan salah satu produk turunan asuransi kesehatan. HCP ini menjadi program proteksi kesehatan berbentuk uang tunai.
Dengan memiliki HCP, meski Anda menjalani rawat inap dengan harga kamar Rp500 ribu sehari, bila memiliki manfaat santunan asuransi ini sebesar Rp1 juta per hari, maka kelebihan dananya akan bisa Anda peroleh.
Uang itu nanya dapat dipakai untuk menutupi excess atau kekurangan dana yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan maupun asuransi kesehatan saat Anda harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Tak hanya menanggung biaya selama menjalani perawatan saja, HCP juga dapat bermanfaat untuk menutupi penghasilan jika Anda tidak bisa bekerja.