Mengatasi Rasa Cemas yang Berlebihan Butuh Tiga Tahap, Siapapun Bisa Mencobanya Termasuk Dirimu

Uli Febriarni
Minggu 04 Juni 2023, 19:56 WIB
anxiety (Sumber : freepik)

anxiety (Sumber : freepik)

Rasa cemas merupakan salah satu perasaan yang kerap dirasakan manusia. Namun apabila berlebihan, perasaan ini dapat menghantui pikiran hingga mengacaukan aktivitas sehari-hari.

Hasil survei Indonesia Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menyebutkan, gangguan cemas —gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas— merupakan gangguan yang paling banyak diderita oleh remaja umur 10 hingga 17 tahun.

Riset I-NAMHS menunjukkan, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Sementara itu, satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. 

I-NAMHS juga mengungkap, meskipun pemerintah sudah meningkatkan akses ke berbagai fasilitas kesehatan, hanya sedikit remaja yang mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental mereka. Total hanya ada sebanyak 2,6% dari remaja yang memiliki masalah kesehatan mental, yang menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling, untuk membantu mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir. Angka tersebut masih sangat kecil, bila dibandingkan jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan dalam mengatasi permasalahan mental mereka. Mereka lebih memilih untuk menangani sendiri masalah tersebut dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman.

Baca Juga: 1 Dari 20 Remaja Indonesia Alami Gangguan Mental: Fasilitas Kesehatan Banyak, Yang Mencari Bantuan Sedikit

Menyoroti kondisi ini, Psikolog Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Fatimatuzzakiyah SPsi MPsi Psikolog, membagikan tip untuk bersahabat dengan rasa cemas berlebih.

Baca Juga: Kenali Dampak Hubungan yang Tidak Sehat Terhadap Mental Remaja

Sementara itu, dalam hasil riset Borwin Bandelow dari Departemen Psychiatry and Psychotherapy University Medical Center, Jerman, pada 2017 didapati, penyebab gangguan kecemasan merupakan interaksi dari psychosocial faktor. Di antaranya adalah kemalangan masa kecil, stres, trauma, serta kerentanan genetik yang berakibat pada disfungsi neurobiological dan neuropsychological.

Menanggapi hal tersebut, Zakiyah mengungkap, kecemasan sejatinya merupakan hal yang wajar untuk dimiliki setiap orang. Hal ini merupakan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan. Sayangnya, dengan adanya perkembangan internet dan keterbukaan informasi saat ini, tidak jarang seseorang malah mengantisipasi hal-hal kurang penting yang kelak menimbulkan kecemasan sosial.

"Kecemasan dapat dikategorikan berlebih, bilamana telah memengaruhi kesehatan mental kita. Pengaruh ini terlihat jika aktivitas sehari-hari menjadi terganggu," tuturnya, dilansir dari keterangan tertulis di laman universitas, Minggu (4/6/2023).

Misalnya tugas yang tidak terselesaikan, tidur tidak nyenyak, serta datangnya demotivasi dalam hidup. Tanda-tanda ini dapat menjadi indikator bahwa kecemasan yang kita rasakan telah berlebih dan memerlukan tindakan untuk meluruskannya kembali. 

Lulusan magister psikologi Universitas 17 Agustus 1945 ini menjelaskan, untuk menghadapi kecemasan yang berlebih terdapat tiga tahapan yang dapat digunakan.

Tahapan pertama, yakni memvalidasi keberadaan perasaan tersebut dengan mengakui bahwa perasaan itu nyata.

"Menyadari bahwa kita sedang cemas akibat suatu hal dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki kecemasan,” tambahnya.

Tahapan kedua, mempertimbangkan kembali pikiran-pikiran yang menjadi alasan kecemasan. Seseorang dapat menantang pikirannya dengan mempertanyakan kebenaran dari sumber kecemasan yang timbul, 'apakah perasaan yang dirasakan merupakan bahaya yang dapat berdampak bagi dirinya?'.

"Melalui cara ini, kita dapat menguraikan dan mengejar asal muasal dan hal pemicu kecemasan yang sedang dialami," jelasnya.

Tahapan ketiga, kembali berfokus pada tindakan yang dapat dilakukan terhadap kecemasan tersebut. Caranya dengan menggolongkan mana saja yang dapat dikendalikan dan apa yang berada di luar kendali, kita dapat menyadari batasan diri kita. Hal tersebut dapat mengingatkan kita kembali atas prioritas yang dimiliki dan bertindak sesuai dengan kapasitas.

Zakiyah melanjutkan, ketiga tahap ini dapat menjadi antisipasi dan pertolongan pertama untuk mengatasi kecemasan yang sewaktu-waktu timbul dalam kehidupan. Namun apabila perasaan yang muncul terasa di luar kendali, seseorang dapat membagikan ceritanya kepada teman dekat, keluarga, hingga bantuan psikolog profesional untuk melepaskan beban yang dirasakan.

"Berkunjung ke psikolog merupakan hal yang patut dinormalisasikan. Selayaknya berobat ke dokter untuk menyembuhkan penyakit, berkonsultasi ke psikolog adalah hal wajar. Keberadaan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan jasmani," imbuhnya. 

"Sekecil apapun perasaan mengganjal dalam diri yang timbul, dapatlah menjadi alasan untuk merasa tidak baik-baik saja dan pergi ke psikolog," pungkas Zakiyah.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)
Techno21 Januari 2025, 16:39 WIB

Upaya Donald Trump Mempertahankan TikTok di AS, Beri Perpanjangan Waktu 75 Hari

Trump menggembar-gemborkan rencananya untuk menyelamatkan TikTok selama kampanye kemenangannya.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno21 Januari 2025, 15:50 WIB

Edits: Aplikasi Edit Video yang Fiturnya Banyak Mirip CapCut

Instagram meluncurkan aplikasi pengeditan video baru yang sangat mirip dengan CapCut.
Logo aplikasi Edits milik Instagram. (Sumber: istimewa)