PT Nestlé Indonesia melakukan investasi senilai 220 juta dollar AS untuk membangun pabrik baru di Kawasan Industri Terpadu di Batang, Provinsi Jawa Tengah serta memperluas tiga kapasitas pabrik yang sudah ada.
Corporate Affairs Director Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu mengungkap, investasi tersebut baru saja dilakukan pada 2021. 'Top up' investasi sebesar 220 juta USD itu digelontorkan untuk pembangunan pabrik baru di Batang tersebut.
"Namanya pabrik Bandaraya, yang rencananya akan beroperasi tahun depan,” kata dia, Kamis (8/9/2022).
Sufintri menerangkan, bahwa pabrik tersebut nantinya akan memproduksi produk ready to drink (RTD) atau minuman kemasan.
Sebelumnya, pada 2019 Nestle Indonesia telah menambah investasi sebesar 100 juta dollar AS untuk peningkatan kapasitas di tiga pabrik, yaitu pabrik Karawang Jawa Barat, Bandar Lampung, dan pabrik Kejayan Jawa Timur.
Sufintri menjelaskan, bahwa selama masa pandemi Covid-19 pabrik Nestlé terus beroperasi 100% untuk memproduksi produk makanan dan minuman.
Nestlé Indonesia bermitra dengan 26.000 peternak sapi perah di Indonesia untuk mendapatkan pasokan susu segar untuk produknya. Dalam setahun, Nestle membeli susu segar dari para peternak di Jawa Timur senilai 120 juta dollar AS.
Nestlé Indonesia juga bermitra dengan 20.000 petani kopi di Lampung untuk memasok biji kopi yang akan diolah menjadi berbagai produk dengan nilai mencapai 80 juta dollar AS dalam setahun.
Baca Juga: Dibantu Mahasiswa UNY, Digitalisasi Bikin Bisnis Kue Lapis Tambah Manis
Nestlé Kembangkan Pertanian Kopi Berkelanjutan di Lampung
Paralel dengan investasi di Provinsi Lampung itu, pada akhir 2021 Nestlé berkunjung ke Edu Farm Nestlé di Tanggamus, Lampung. Saat itu, Nestlé memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para petani kopi, yang telah bermitra dan menghadirkan bahan baku setempat berkualitas untuk memenuhi kebutuhan produksi Nestlé di Indonesia dan global.
Sejak 1994, Nestlé telah bermitra dengan petani kopi lokal di Lampung untuk mendukung produksi kopi yang bertanggung jawab dan memastikan keberlanjutan lingkungan serta petani kopi di masa depan. Kemitraan ini diwujudkan melalui tim AgriService. Nestlé Indonesia memberikan pendampingan dan pelatihan, sejalan dengan misi jangka panjang Nestlé untuk mendukung dan mempercepat transisi ke pangan regeneratif. Bertujuan untuk melindungi dan memulihkan lingkungan untuk generasi mendatang.
Saat ini, tim AgriService Nestlé telah bekerja sama dengan 20.000 petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat, dengan memberikan pelatihan tentang praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan produktivitas dan meningkatkan kualitas biji kopi.
Tim AgriService Nestlé juga mendistribusikan bibit kopi unggul yang tahan penyakit, sebagai bagian dari penerapan program global NESCAFÉ Plan, yang diluncurkan di Indonesia pada 2010. Selain itu, mendorong petani untuk menjaga lingkungan, melalui penanaman 1 juta pohon di sekitar perkebunan kopi di Lampung, serta menerapkan metode tumpang sari, pertanian terpadu dan konservasi daerah aliran sungai, sebagai model praktik pertanian regeneratif untuk mencapai target Net Zero Nestlé.
Bermitra dengan GIZ, Nestlé memberikan pendampingan kepada para petani kopi untuk belajar mengelola kebun kopinya sebagai suatu bisnis dan melakukan perkebunan kopi tumpang sari guna membantu petani meningkatkan pendapatannya. Sebanyak 55 kebun percontohan milik petani telah berhasil dibangun bersama para petani dan memberikan hasil yang menggembirakan.
Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi yang turut hadir di acara tersebut, mengapresiasi kemitraan yang telah terjalin antara Nestlé Indonesia dengan komunitas petani kopi di Lampung. Menurut dia, hal itu sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mendorong penggunaan bahan dan produk yang dihasilkan oleh produsen setempat.