Techverse.asia - Studienbruecke adalah sebuah program pendidikan perisapan kuliah untuk pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Program Studienbruecke diinisiasi oleh Goethe Institut yang bekerja sama dengan Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD).
Dengan demikian, membuka kesempatan untuk bisa kuliah di Jerman. Program tersebut juga berkolaborasi dengan delapan universitas mitra di Jerman. Lewat Studienbruecke, para peserta bisa langsung melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Jerman seusai lulus SMA tanpa perlu mengikuti kelas penyetaraan selama satu tahun terlebih dahulu.
Selain itu, program Studienbruecke merupakan program resmi yang juga mendapat dukungan langsung dari Kementerian Luar Negeri Jerman.
Baca Juga: Coldplay Akan Konser Selama 4 Hari di Singapura Tahun Depan, Bagaimana dengan di Indonesia?
Pada Jumat (9/6/2023), dalam seminar online yang bertajuk 'Kuliah di RWTH Aachen melalui Program Persiapan Studi dari Goethe-Institut Indonesien' dipaparkan bahwa Studienbruecke mempersiapkan siswa dan siswi kelas 8 SMP sampai 11 SMA yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan informatika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ekonomi, matematika, hingga teknik di perguruan tinggi mitra Jerman.
Asisten Program Studienbrucke Indonesia, Gregorius Haribudihardjo mengatakan, di Studienbrucke, peserta akan diajarkan kursus Bahasa Jerman, penguasaan bahasa kejuruan, dan budaya belajar. Tujuannya untuk bisa langsung memulai kuliah jenjang Sarjana di salah satu perguruan tinggi mitra.
"Semua program tersebut untuk memudahkan agar bisa langsung kuliah di kampus mitra di Jerman. Peserta bisa memilih lima jurusan yang tersedia," ujarnya.
Adapun kedelapan universitas mitra itu antara lain RuhrUniversitat Bochum, Universität Duisburg-Essen, Technische Universitat Dortmund, Europa-Universität Viadrina Frankfurt (Oder), RWTH Aachen, Universität Siegen, Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universität Bonn, dan Bauhaus-Universität Weimar.
Semua kampus mitra tersebut setiap tahunnya menyediakan kuota perkuliahan bagi para peserta yang berhasil dinyatakan lulus dari program Studienbruecke ini.
Studienbruecke ditujukan untuk semua siswa dan siswi SMA Indonesia yang mempelajari IPA dan ekonomi. Namun dengan catatan bahwa peserta bisa memenuhi persyaratan seperti tingkat Bahasa Jerman B1 di kelas 10, tingkat Bahasa Jerman B2.4 selambat-lambatnya pada akhir kelas 11, ataupun tingkat Bahasa Jerman C1.1 saat kelas 12.
Persyaratan lainnya yaitu memiliki nilai 85 untuk mata pelajaran seperti fisika, kimia, biologi, matematika, dan informatika.
Jika sudah menyelesaikan program Studienbruecke, tahapan selanjutnya adalah mendaftar di antara satu dari delapan kampus mitra tersebut di Jerman.
Baca Juga: Coldplay Akan Konser Selama 4 Hari di Singapura Tahun Depan, Bagaimana dengan di Indonesia?
Adapun beberapa unit program yang harus diselesaikan yakni kursus bahasa Jerman sampai tingkat B2 atau C1, bahasa kejuruan matematika, teknik, pengetahuan alam, ekonomi, bahasa kejuruan dalam salah satu pelajaran informatika, dan merampungkan persiapan ujian bahasa (TestDaF) serta persiapan uji kompetensi keilmuan (TestAS).
Itu juga termasuk dengan pelatihan komunikasi antar budaya dan bimbingan perkuliahan. Tidak kalah penting ialah peserta dapat menyelesaikan ujian TestDaF dan TestAS sesuai dengan persyaratan dari perguruan tinggi mitra.
Masih di seminar tersebut, alumni Studienbruecke 2021/2022 Dinda Kei Latifa bercerita tentang manfaat yang ia dapatkan dari program pendidikan persiapan kuliah ini hingga akhirnya diterima di RWTH Aachen, universitas di mana Presiden ke-3 RI BJ Habibie pernah menimba ilmu.
“Untuk bisa kuliah di RWTH Aachen, aku harus mempersiapkan bahasa Jerman terlebih dahulu di Goethe Institut untuk membantu memahami percakapan orang Jerman. Dari Studienbruecke, aku juga dibekali modul-modul untuk memahami dunia perkuliahan dan interkultural di Jerman,” kata Kei yang kekinian sedang menempuh program studi Teknik Mesin.
Kei mengatakan, kampusnya tersebut masuk dalam QS University Ranking sebagai yang terbaik di seluruh Jerman. Oleh karenanya, jurusan teknik mesin di RWTH Aachen begitu banyak diminati orang. Fakultas Teknik Mesin sendiri adalah fakultas yang terbesar dengan jumlah mahasiswa sekitar 12 ribu orang.