Techverse.asia - Body Dysmorphic Disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh adalah salah satu masalah yang ditandai oleh kekhawatiran yang berlebihan terhadap kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam penampilan fisik individu. Salah satu pesohor yang mengidap BDD adalah Megan Fox, dia merasa tidak pernah mencintai tubuhnya.
Seseorang yang mengalami masalah ini memiliki persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan mereka sendiri, meskipun mungkin tidak ada ketidaksempurnaan yang signifikan atau terlihat oleh orang lain.
Individu dengan BDD biasanya sangat terobsesi dengan sedikit detail penampilan mereka, seperti bentuk wajah, ukuran hidung, bentuk tubuh, atau bagian tubuh lainnya.
Mereka mungkin sering memeriksa penampilan mereka di cermin atau mencoba menyembunyikan 'kekurangan' mereka dengan cara tertentu, seperti mengenakan banyak makeup atau pakaian tertutup.
Namun demikian, ini berbeda dari kekhawatiran umum tentang penampilan tubuh. Individu dengan BDD cenderung memiliki pikiran yang persisten dan mengganggu terhadap diri mereka. Kondisi tersebut menyebabkan penderitaan yang signifikan dan dapat memengaruhi perilaku dan fungsi individu.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Saat Hadapi Tekanan Kiri Kanan: Cukup Tidur Dan Jangan Lupa Makan
Menanggapi hal tersebut, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie mengimbau agar masyarakat untuk tidak melakukan self diagnose atau mendiagnosa dirinya sendiri. Jika mengalami gejala-gejala yang mengarah kepada BDD, ia menyarankan untuk tidak segan mencari bantuan profesional.
"Dengan perawatan yang tepat, termasuk terapi dan jika diperlukan pengobatan, dampak negatif BDD dapat dikurangi dan kualitas hidup dapat ditingkatkan," kata Aisha.
Aisha menyampaikan, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menekan atau mencegah munculnya BDD. Pertama, pendidikan dan pemahaman. Belajar tentang BDD dan memahami gejala serta faktor risiko yang terkait dapat membantu untuk mengenali tanda-tanda awal dan mencari bantuan jika diperlukan.
Kedua, mempertahankan pola pikir yang sehat. Berlatih melakukan penghargaan diri, menerima diri sendiri, dan menghargai keunikan dan keindahan yang ada pada setiap individu.
"Ketiga, bisa membangun kepercayaan diri. Bangun kepercayaan diri dan fokus pada kemampuan, bakat, serta kualitas positif lainnya yang dimiliki, bukan hanya penampilan fisik," jelasnya.
Keempat, memelihara gaya hidup sehat. Beberapa diantaranya dengan melakukan kegiatan fisik secara teratur, makan makanan yang seimbang, tidur cukup, dan menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat.
Kelima, mencari dukungan sosial. Upayakan menjalin hubungan yang sehat dengan orang-orang yang mendukung dan memahami diri. Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental.
Keenam, menghindari pembanding sosial yang berlebihan. Hindari terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial.
"Ingatlah bahwa gambar yang diperlihatkan di media sosial seringkali tidak merefleksikan realitas yang sebenarnya," katanya.
Baca Juga: Pembaruan iOS 17: Miliki Fitur yang Ingatkan Penggunanya tentang Kesehatan Mental
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar tidak memincul munculnya BDD. Pertama, kekhawatiran berlebihan terkait penampilan fisik. Alihkan perhatian dari kekhawatiran yang berlebihan terhadap penampilan ke aktivitas yang positif dan membangun.
Kedua, memeriksa cermin secara berlebihan. Batasi waktu yang dihabiskan di depan cermin dan hindari pemeriksaan yang berlebihan terhadap penampilan fisik.
Ketiga, membatasi paparan terhadap gambar dan konten yang memicu ketidakpuasan terhadap penampilan. Kurangi paparan terhadap media yang menekankan kecantikan fisik yang tidak realistis.
"Jangan ragu untuk mencari bantuan. Jika mengalami gejala yang mengganggu atau memiliki kekhawatiran tentang penampilan yang berlebihan, segera cari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater yang terlatih dalam bidang tersebut," ujar dia.