Apakah kamu merupakan seorang pekerja keras? atau kamu seorang gila kerja alias workaholic?
Untuk membedakannya, kamu bisa membaca definisi yang disebutkan oleh akademisi dan ilmuwan yang dirangkum dalam laman American Psychology Association. Website mereka mempublikasikan pemikiran dari Malissa A. Clark, seorang asisten profesor psikologi dan direktur Laboratorium Riset Pengalaman Kerja dan Keluarga, di University of Georgia.
Menurut Malissa, workaholic adalah seseorang yang memiliki kebiasaan untuk terus bekerja tanpa mengenal waktu dan kondisi. Bahkan, sering kali mereka mengabaikan keluarga, kesehatan, dan kehidupan sosialnya guna menyelesaikan pekerjaan.
Mereka merasa terdorong untuk bekerja karena tekanan internal, memikirkan pekerjaan terus-menerus saat tidak bekerja. Bekerja melebihi apa yang diharapkan secara wajar dari pekerja (sebagaimana ditetapkan oleh persyaratan pekerjaan atau kebutuhan ekonomi dasar) meskipun ada potensi konsekuensi negatif (misalnya, masalah perkawinan).
Tahukah kamu? kalau workaholic adalah kebiasaan yang dapat memicu beberapa dampak negatif, menurut website Jobstreet, berikut ini di antaranya:
Baca Juga: Siap Bersaing di Dunia Kerja 5 Tahun Mendatang? Miliki 10 Soft Skill Ini
Empat Dampak Negatif Menjadi Seorang Workaholic
1. Mengganggu Kesehatan Mental
Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja tak hanya mengganggu kekuatan fisik, tetapi juga memicu gangguan tidur, meningkatkan kecemasan, hingga depresi karena tidak cukup beristirahat.
2. Menyebabkan Stres
Terlalu banyak bekerja dapat menyebabkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Akibatnya, keseimbangan hormon dalam tubuh kamu bisa terganggu sehingga jadi mudah stres.
3. Kurang Nutrisi
Beberapa workaholic bahkan mengorbankan jam makannya untuk bekerja. Mereka hanya mengonsumsi camilan sembari menyelesaikan pekerjaan. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan tentu saja merupakan pola hidup tidak sehat.
4. Membuat Hubungan Renggang
Dampak berikutnya dari kebiasaan kerja workaholic, membuat hubungan sosial atau keluarga menjadi renggang. Hal ini karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk berkomunikasi sehingga banyak timbul kesalahpahaman.
Empat Cara Mengatasi Workaholic
Siapa bilang tidak ada cara mencegah seseorang menjadi seorang workaholic? Sebetulnya ada beberapa langkah agar kamu tidak bermetamorfosis sebagai workaholic. Simak empat cara di bawah ini:
1. Jangan Takut Mengambil Cuti
Banyak orang gila kerja yang menunggu waktu yang tepat untuk mengambil cuti, atau sekadar beristirahat dari tumpukan tugas. Namun, di dunia kerja, sering kali waktu yang tepat itu tidak pernah datang. Apalagi bagi seorang workaholic, mereka akan melihat tak ada yang lain selain bekerja.
Maka, sebelum terlambat, cobalah bersikap berani dan jangan takut untuk mengambil cuti, jika dirasa sudah perlu beristirahat. Jangan takut pekerjaan akan menumpuk atau melewatkan peluang, jika memang sudah merasa stres dan perlu merilekskan diri.
Yakinkan dirimu, bahwa setelah cuti, rehat dan menyegarkan pikiran, kamu akan mendapatkan semangat baru dan lebih produktif setelahnya.
Baca Juga: Baru Lulus Bingung Cari Kerja? Intip Situs-Situs Ini
2. Belajar Mengatur Waktu dan Tentukan Prioritas
Kebiasaan gila kerja bisa membuat kamu terlalu keras dalam bekerja sampai-sampai lupa dengan segalanya adalah pemikiran yang salah.
Laman Halodoc menyarankan kita belajar mengatur waktu dan menentukan prioritas dengan baik dalam bekerja. Terlalu banyak bekerja sering diartikan sebagai tanda ketidakmampuan seseorang untuk mengatur waktu.
Terlalu banyak bekerja bisa jadi tanda kamu memiliki keterampilan organisasi yang buruk, sehingga tidak mampu membedakan mana yang harus diutamakan dan mana yang tidak.
3. Perhatikan Kondisi Kesehatan
Bekerja berlebihan dapat membuat stamina menurun, akhirnya mempengaruhi produktivitas dalam bekerja. Bukannya mendapatkan hasil yang optimal, hasil pekerjaan yang dilakukan dengan susah payah justru dapat berakhir sia-sia, karena tidak maksimal ketika bekerja.
Biasakan untuk memastikan dirimu makan teratur, olahraga rutin, dan istirahat yang cukup. Bila perlu, buat jadwal dan hentikan aktivitas bekerja ketika jadwal makan, olahraga, dan istirahat tiba.
Baca Juga: 6 Strategi agar Lolos Kerja melalui Aplikasi Pencari Kerja
4. Rileks dan Kelola Cemas
Orang yang gila kerja akan merasa aneh jika suatu waktu ia tidak bekerja. Tidak jarang mereka dirundung rasa cemas berlebihan, bahkan mengartikan rasa cemas tersebut sebagai tanda bahwa mereka harus terus bekerja.
Belajar memahami bahwa kecemasan adalah hal normal dan sementara. Buat dirimu rileks dan perasaan-perasaan negatif itu akan hilang sendirinya.