Nama Anggun kini resmi digunakan juga sebagai nama jenis bunga mawar. Hal itu diresmikan lewat Kompetisi Mawar Internasional (Concours International de Roses de Bagatelle) di Paris, Prancis beberapa waktu lalu. Namanya diberikan untuk salah satu bunga mawar putih yang ikut kompetisi itu.
Anggun Cipta Sasmi dengan bangga mengunggah beberapa foto dan keterangan biologi, dari mawar yang ia sebut memiliki 40 kelopak itu. Di media sosial instagram Anggun @anggun_cipta, ia juga menyebut bunga tersebut memiliki aroma segar, bercampur mint dan buah-buahan. Mawar ini akan tersedia di Eropa pada Oktober 2023.
Baca Juga: Slice Group Raih Pendanaan Rp9,6 Miliar, Bakal Kembangkan Influencer Marketing
Mawar yang Anggun pegang dalam satu buket itu, diketahui dibudidayakan Meilland. Jenisnya termasuk mawar berukuran besar melingkar (turbinate rose) dengan diameter 11 cm. Bunga itu bisa tumbuh hingga setinggi 60 cm dan lebar 40 cm. Mawar Anggun dinyatakan bisa berbunga saat musim semi ke musim dingin.
Membalas komentar salah satu yang tersemat di bawah unggahannnya, Anggun memberikan keterangan kalau bibit bunga mawar Anggun hanya bisa diperoleh oleh florist, namun bunganya bisa dijangkau oleh publik.
Sebelum Anggun C Sasmi, sedikitnya ada tiga tokoh perempuan yang namanya telah lebih dulu disematkan menjadi nama bunga. Berikut nama-nama mereka dalam runtutan waktu mundur.
Lalisa Manobal (Lisa BLACKPINK)
Sebuah penelitian yang diunggah dalam jurnal BioOne mengungkap, sejumlah peneliti Universitas Chiang Mai, Thailand telah menemukan spesies bunga baru dan dinamai oleh mereka dengan nama 'Bunga Lalisa'. Ya, bunga itu memiliki nama ilmiah memiliki nama ilmiah Friesodielsia lalisae (Annonaceae).
Jurnal itu baru saja dipublikasikan pada 10 April 2023. Dan dalam kalimat akhir publikasi jurnal tersebut, peneliti terang-terangan menyatakan bahwa nama bunga itu terinspirasi oleh salah satu member grup perempuan atau girl group Korea Selatan, Lisa Blackpink.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan, bunga yang memiliki wangi semerbak dan kelopak berwarna kuning itu dalam kajiannya telah mendukung pengenalan spesies baru, yang selanjutnya dalam bahasa ilmiah atau latin F. lalisae Damth., sebagai salah satu dari dua klade utama Friesodielsia.
Secara fisik, bunga Lalisa memiliki kelopak luar yang terpisah pada saat bunga mekar dan memiliki bagian basal cekung. Sementara itu, anggota di klade utama lainnya menunjukkan kelopak luar yang terpisah pada awal selama tahap perkembangan dan memiliki dasar datar.
Hartinah (Tien Soeharto)
Anggrek Hartinah atau anggrek Tien Soeharto punya nama latin Cymbidium hartinahianum. Tien Soeharto merupakan nama istri mantan presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dikenal sebagai salah satu jenis anggrek yang tumbuh di daerah tertentu saja. Kali pertama anggrek yang hidup merumpun ini ditemukan pada 1976, di Desa Baniara Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Bentuk bunganya seperti pita meruncing dan mampu mencapai 50 sampai 60 cm.
Rusdi E Nasution, seorang peneliti dari Herbarium LBN/LIPI Bogor menemukan anggrek ini. Saat menemukannya, Rusdi dan tim mencari data anggrek ini dalam berbagai pustaka maupun dalam koleksi. Namun data anggrek tersebut tak didapati. Kemudian, ia bersama peneliti lainnya, J.B. Comber, memberi nama ilmiah Cymbidium hartinahianum.
Bunganya berbentuk bintang bertekstur tebal. Bunga ini punya kelopak dan daun mahkota yang hampir sama besar, permukaan atasnya berwarna kuning kehijauan dan permukaan bawahnya kecoklatan dengan warna kuning pada bagian tepinya.
Baca Juga: ARTJOG 2023 Angkat Tema Motif Lamaran, Acara Akan Digelar Selama 2 Bulan
Ratu Maxima
Masih dari kalangan tumbuhan, kali ini nama salah satu jenis anggrek vanda diambil dari nama Ratu Belanda, Maxima. Anggrek ini merupakan anggrek endemik lereng Merapi, Vanda tricolor. Bunga anggrek yang mampu tumbuh baik pada ketinggian 800-1.700 meter di atas permukaan laut, namun jago beradaptasi bila 'dipaksa hidup' di ketinggian 200-300 mdpl. Spesies ini juga dapat dijumpai di Jawa Barat, Bali, Laos.
Sejarah penamaan ini dimulai pada awal 2020, kala Raja Willem dan Ratu Maxima dari Belanda mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta dan mampir ke Universitas Gadjah Mada.
Pakar kampus sekaligus pembudidaya anggrek, Endang Semiarti meminta Ratu untuk membantu persilangan anggrek Vanda tricolor. Selanjutnya, Endang memberikan nama bunga anggrek Vanda tricolor yang telah dibantu persilangannya oleh Ratu Maxima tersebut, dengan nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima.