Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) merunutkan Indeks Konteks Kewirausahaan Nasional (National Entrepreneurship Context Index/NECI) pada 2022.
NECI dibuat untuk mengetahui kualitas lingkungan kewirausahaan suatu negara.
GEM mendefinisikan konteks kewirausahaan ekonomi tertentu melalui sejumlah karakteristik. Mereka menghimpunnya melalui Kerangka Kondisi Kewirausahaan (Entrepreneurship Framework Conditions/EFC). Namun dalam catatannya, sebagian besar negara dengan EFC cukup baik, bisa jadi tidak begitu baik dalam hal lain.
Dari data tersebut, ada beberapa negara yang tercatat memiliki skor cukup tinggi. Skor dimuat dengan skala 1-10, semakin tinggi angkanya, semakin baik lingkungan kewirausahaannya.
Urutan pertama ditempati oleh Uni Emirat Arab (UEA) dengan skor 7,2 poin. Kedua, Arab Saudi dengan skor 6,3 poin. Ketiga, Taiwan dengan perolehan 6,2 poin. Keempat ada India dengan skor 6,1 poin. Belanda menyusul posisi lima dengan torehan 5,9 poin. Sementara posisi enam ada Lithuania dengan skor 5,8.
Indonesia memiliki skor persis dengan Lithuania, 5,8 poin dan bertengger di posisi ketujuh.
GEM atau Global Entrepreneurship Monitor merupakan sebuah program yang berisi laporan tahunan terkait berbagai kegiatan kewirausahaan, pendapat, dan sikap seseorang di berbagai negara termasuk di Indonesia. Bukan hanya soal data indeks kewirausahaan, dalam laporannya juga terdapat informasi mengenai hal-hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia gagal memulai bisnis.
Survei tersebut dilakukan oleh Adult Population Survey atau APS kepada 2000 orang dengan usia 18-24 tahun di setiap negara yang ikut berpartisipasi.
Dalam survey di tahun sebelumnya, tepatnya pada 2020, diketahui bahwa 87.2% masyarakat Indonesia gagal memulai bisnis karena lingkungan tempat mereka tinggal.
Kemudian, sebanyak 75.5% responden menyatakan kurangnya kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola bisnis, menjadi faktor utama yang menyebabkan kegagalan bisnis yang mereka mulai.
Mengetahui itu, maka penting bagi setiap calon pengusaha untuk memahami betul aspek-aspek yang terkait dengan bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, serta operasional.
Hasil Laporan GEM: 3 Penyebab Utama Masyarakat Indonesia Gagal Memulai Bisnis
(Sumber: Katadata)
Banyak orang yang kurang memahami aspek-aspek yang terkait dengan bisnis, seperti manajemen, pemasaran, dan keuangan.
Faktor utama yang ketiga, sulitnya memulai bisnis; misalnya perizinan dan birokrasi yang rumit serta akses modal yang terbatas, dapat menjadi tantangan bagi mereka yang ingin memulai bisnis.
Lalu, apa yang bisa kamu lakukan terkait permasalahan tersebut?
1. Mengalihkan Masalah Lingkungan Tempat Tinggal & Fokus ke Faktor Manajemen
Persoalan lingkungan tempat tinggal, dapat diatasi dengan berfokus pada faktor-faktor lain yang berpengaruh pada bisnis; meliputi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi perencanaan dan kebijakan, penawaran nilai, SDM, sumber daya pemasaran dan finansial, citra dari korporat dan merek. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah konsumen, supplier, kompetitor, publik, media, pemasaran, kondisi politik, ekonomi makro, dan aplikasi teknologi.
2. Menggali Kemampuan dan Pengetahuan Tentang Bisnis
Dalam laman panduan bisnis Ninja Express dijelaskan, pengetahuan manajemen bisa dijadikan sebagai modal untuk membentuk gagasan pemikiran, inovasi, kompetensi dan keahlian. Dengan begitu bisnis akan menjadi lebih terarah, efektif dan juga efisien.
Maka, cari sejumlah kelas atau pelatihan yang bisa melatih kemampuan dan pengetahuan tentang bisnis. Dengan itu, kita bisa dengan mudah meningkatkan layanan untuk pelanggan, meningkatkan efisiensi dalam proses dan cara kerja, mudah menambah dan memperbarui produk, meningkatkan aset pengetahuan meningkat, lebih mudah untuk beradaptasi bahkan meningkatkan produktivitas karyawan.
3. Fokus Belajar
Fokuslah pada satu peluang bisnis saja dan memilih bisnis yang paling disukai akan menjadi jalan awal untuk semangat memulai bisnis.
Melansir berbagai sumber lain, dikatakan bahwa menjadi seorang wirausaha berarti harus siap mempelajari segala tentang bisnis yang sudah kita pilih. Selain itu, bersedia untuk belajar dari orang lain yang sudah berpengalaman. Termasuk juga mempelajari kegagalan bisnis yang sebelumnya.
Buatlah konsep bisnis yang terbaik sehingga bisa menarik investor dan terapkan konsep 'talk less, do more'.
Menjaga kesehatan dan belajar hidup sederhana juga penting, karena mau tidak mau, bisnis ini adalah aktivitas yang dijalankan oleh manusia.
Baca Juga: TikTok Berkomitmen Dukung UMKM dan Wirasaha Sosial di Asia Tenggara