Berdasarkan survey Borderless Studies, yang dilakukan oleh Standard Chartered pada 2021 menunjukkan bahwa, Indonesia menjadi negara peringkat ke-4 di Asia Tenggara sebagai negara yang paling disukai dalam hal peluang membangun atau memperluas sumber daya, penjualan, atau operasi perusahaan.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, juga memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030.
Berdasarkan pernyataan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospect (GEP), tekanan inflasi yang terus meningkat membuat ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju dan berkembang di dunia. Selain itu, International Monetary Fund (IMF) membuat peringatan dini terhadap potensi resesi global 2023, dengan didukung dengan prediksi dari firma riset investasi Ned Davis Research, yang mengungkap terdapat 98,1% kemungkinan resesi pada 2023.
Baca Juga: Maksimalkan Hasil Penjualan Lewat Jasa Buzzer, Jangan Pilih Yang Gampang Baper
Sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa Tiongkok, dan Jepang diprediksi akan mengalami resesi. Hal tersebut dapat dilihat dengan kenaikan Consumer Price Index negara maju di wilayah Amerika dan Eropa. Pertumbuhan perekonomian Indonesia yang stabil setiap tahunnya, tidak menghindari kemungkinan untuk mengalami resesi pada 2023.
Adanya isu resesi yang sudah diinformasikan oleh IMF dan Bank Dunia, maka Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (KSPM FBE UII) menyelenggarakan event The 7th Capital Market Week. Bertujuan untuk memberikan edukasi bagi calon-calon investor dan masyarakat umum, dalam mencegah dampak ekonomi pascapandemi Covid-19 dan menghadapi resesi tersebut. Hal ini diperlukan, mengingat Indonesia sebagai negara berkembang memiliki peran penting dalam perekonomian global.
Event The 7th Capital Market Week dikemas dalam beberapa rangkaian kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Ketua SC CMW 7th 2023, Hanif Miftah Maulana, mengatakan bahwa 7th Capital Market Week mengambil tajuk Taking Opportunity in the Middle of Crisis through Capital Education to Grow Our Equity. Berlangsung selama tiga hari dan terdiri dari dua susunan acara utama, yaitu Investment Paper Analysis dan Capital Fest.
Agenda yang diselenggarakan pada Sabtu (24/6/2023), Investment Paper Analysis, diawali dengan valuation class oleh panitia, lalu dilanjutkan sesi presentasi secara langsung di hadapan dewan juri oleh sepuluh tim terbaik yang lolos di babak final.
"Kompetisi ini, diharapkan dapat memberikan wawasan terkait perhitungan dan penyusunan analisis valuasi perusahaan dan menciptakan investor. Serta analisis pasar modal yang mumpuni, dan dapat melihat peluang dalam keadaan apapun di masa yang akan datang," tuturnya, dalam keterangan diterima Techverse.Asia, Sabtu malam.
Setelah presentasi, kegiatan ditutup dengan kegiatan city tour ke beberapa tempat ikonik Yogyakarta.
Pada puncaknya, rangkaian acara ditutup dengan Capital Fest. Dalam Capital Fest akan diselenggarakan Seminar & Talkshow dan Finalist Awarding. Seminar yang dilaksanakan ditujukan bagi bagi kalangan muda, terutama yang tertarik dan ingin lebih lanjut mempelajari lebih dalam tentang investasi dan seluk-beluknya. Narasumber yang terdiri dari tiga tokoh, yang merupakan tokoh berpengalaman di ranah investasi dan trader.
Baca Juga: Bukan Hanya Menular Lewat Anjing, Berikut Daftar Hewan Potensial Penyebar Rabies
Para Pembicara Capital Market Fair: Yoga Arsana ( Professional Trader), I Gusti N.K. Suadnyana (Senior Investment Specialist), Ryan Paradipta (Founder Sugih Maju Cemerlang dan Alumni Manajemen IP FBE UII 2009). Mereka menyampaikan materi dengan topik 'Update Perekonomian Dunia & Indonesia serta Financial Planning & Money Management for Millenials'.