Baca Juga: Cargill Mengungkap Tren Makro pada Bisnis Makanan dan Minuman
Siapa bilang menjadi siswa pondok pesantren (ponpes) hanya jago mengaji dan mempelajari beragam kitab agama? Menjadi anak pondok pesantren juga bisa menjadi pebisnis andal.
Menjadi wirausaha bisa dilakukan siapa saja, tidak terkecuali anak ponpes. Terlebih saat ini Kementerian Perdagangan mengapresiasi inisiatif sejumlah lapisan masyarakat yang ingin mengembangkan jiwa wirausaha.
Misalnya saja disampaikan oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, kementerian mendukung penuh upaya pemberdayaan dan pengembangan ekonomi umat, melalui program peningkatan kapasitas kewirausahaan. Kemendag mendorong pondok-pondok untuk dapat mencetak saudagar.
"Jadi, selain mengembangkan ilmu agama, pondok juga didorong untuk mengembangkan teknologi dan ilmu perniagaan,” kata Mendag Zulkifli Hasan, dalam laman kementerian.
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, santri-santri di pondok pesantren juga harus mempelajari ilmu perdagangan. Hal ini menjadi penting, terutama karena Indonesia turut bersaing dengan negara-negara lain dalam perdagangan global.
Dalam membentuk SDM yang hebat, diperlukan keseimbangan intelektual, emosional, spiritual,dan kondisi tubuh yang sehat agar menjadi wirausaha dan pelaku usaha yang dapat menguasai pasar dunia.
“Berdagang juga harus dipelajari. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru yang berasal dari generasi muda para santri milenial yang masih sangat produktif. Sehingga, nantinya diharapkan akan ada ustaz dan ustazah yang juga merangkap sebagai saudagar,” tuturnya.
Kemendag memiliki berbagai fasilitas program pembinaan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan daya saing UKM serta untuk menciptakan UKM ekspor. Pendidikan kewirausahaan harus ditanamkan sejak dini, salah satunya melalui bangku sekolah. Hal ini penting sebagai salah satu modal utama terciptanya generasi muda yang unggul, kreatif, dan menguasai teknologi sehingga dapat bersaing di pasar global.
Besarnya populasi muslim di Indonesia, yakni sekitar 87,2 persen dari total populasi, punya potensi besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah yang dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional.
Pendidikan berperan penting dalam menyiapkan generasi yang kompeten, untuk membangun Indonesia di masa mendatang.
Beberapa Pondok Pesantren Punya Pembelajaran Wirausaha
Beberapa ponpes di Indonesia pada kenyatannya sudah menerapkan pembelajaran wirausaha kepada santrinya. Ponpes tersebut tersebar di berbagai daerah dan sudah memiliki produk khas produksi siswa maupun pengurus ponpes. Sedikitnya ada tujuh ponpes yang berhasil dirangkum Techverse, yang diketahui telah mengembangkan edukasi kewirausahaan untuk santri mereka
1. Pesantren Darul Hikmah Bareng, Kabupaten Jombang, ponpes ini selain mengajarkan teori wirausaha, juga memiliki produk sendiri yang dikenal dengan racikan kopi sehat Kopi Darhik,
2. Pondok Pesantren al-Ittifaq, yang berlokasi di Desa Alam Endah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, selain mengajarkan santri ilmu agama, mereka mengembangkan dan memajukan potensi agribisnis di pesantren dan masyarakat sekitarnya,
3. Pondok Pesantren Salafiyah Fatchul Ulum di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, yang awalnya dikenal sebagai pesantren salafiyah telah memiliki beragam produk unggulan. Mulai dari produk minuman soya, keripik kedelai, aneka camilan buah-buahan yang diberi label Marhaban Snack,
4. Ponpes Nurul Huda Langgongsari, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah diketahui telah membuat warung makan, tempat cukur rambut, hingga memproduksi komoditas olahan. Unit-unit usaha mereka bahkan didukung oleh pemerintah daerah setempat,
5. Pondok Pesantren Al Imdad di Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, mengembangkan lini usaha pengolahan sampah dan pendirian toko I-Mart.
6. Pondok Al Mumtaz di Beji, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak usaha, misalnya batik, detergent, roti, bakpia.