Apakah kamu satu di antara pecinta kelinci atau begitu mengagumi lucunya kelinci? Kalau jawabannya iya, maka ini saatnya kamu ikut berkontribusi untuk menjaga keberadaan hewan lucu nan menggemaskan -yang kadang diolah menjadi sate- itu.
Bersamaan dengan Pika, hewan kelinci masuk dalam ordo lagomorpha (lagomorph). Dan ada kabar buruk tentang lagomorpha ini, yang dipublikasikan tepat di tahun Kelinci Air.
Senior Research Fellow in Ecology & Evolutionary Biology, University of Adelaide, Emma Sherratt, mendapati bahwa sedikitnya ada empat jenis kelinci yang masuk jajaran hewan langka dan terancam punah.
Baca Juga: ADO AIR 28: Ebike Gaya Urban dengan Baterai Portabel dari Samsung
Melansir The Conversation, sebenarnya ada sekitar 108 spesies lagomorpha yang saat ini dikenal oleh ilmu pengetahuan. Mereka ditemukan di semua benua kecuali Antartika.
Pada 2013, para peneliti menemukan bahwa kelangsungan hidup lebih dari dua pertiga spesies kelinci terancam perubahan iklim. Faktor lainnya, meski kemampuan berkembang biak kelinci terkenal luar biasa, tidak semua spesies memiliki kemampuan reproduksi yang sama.
Sejak saat itu, jumlah spesies yang terancam punah atau sangat terancam punah telah meningkat dari 13 menjadi 1; dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Berikut daftar empat jenis kelinci di antara hewan terancam punah itu.
Kelinci Air
Kelinci sungai (Bunolagus monticularis), kelinci berwarna kemerahan dari Afrika Selatan yang mendiami tepian sungai dan aliran air, masuk dalam spesies terancam punah Daftar Merah IUCN– organisasi perlindungan lingkungan terbesar di dunia. Bukan hanya karena menghadapi dampak perubahan iklim dan perusakan habitat, tapi juga ancaman lain yang tidak terduga, yaitu kelinci lain.
Kelinci Subtropis
Baca Juga: TweetDeck Muncul Lagi, Konon Kali Ini dengan 'Versi Terbaik'
Di dua pulau subtropis di barat daya Jepang, hidup kelinci Amami (Pentalagus furnessi), yang kadang-kadang disebut sebagai fosil hidup. Itu karena hewan ini memiliki karakter primitif, seperti telinga kecil dan kaki yang lebih baik untuk berlarian daripada melompat.
"Kelinci Amami yang hampir berwarna hitam ini menghuni hutan tropis yang lebat, dan sayangnya terancam punah," tulis Emma Sherratt, kami kutip Minggu (9/7/2023).
Spesies ini termasuk yang tidak biasa di antara Lagomorpha. Mereka hanya memiliki satu anak dalam satu kelompok, jarang sekali memiliki dua anak atau lebih. Kebiasaan berkembang biak ini mungkin sangat cocok untuk spesies pulau yang tidak memiliki predator karnivora. Kecuali, ada hewan atau predator baru di sana, misalnya ular.
"Untuk memerangi ular, luwak India dimunculkan di pulau-pulau ini pada 1979. Namun, pada akhirnya luwak-luwak itu menemukan kelinci sebagai makanan yang lezat," kata dia.
"Pihak berwenang sekarang sedang mengerjakan program pemberantasan luwak, untuk menyelamatkan kelinci dan burung endemik dari kepunahan," terang Sherratt, yang merupakan Honorary Reseacher di Australian Research Council itu.
Kelinci Pegunungan
Baca Juga: Ekonomi Digital di Indonesia Tumbuh Positif, Apa Kabar Keamanan Siber?
- Spesies kelinci terancam punah berikutnya yakni Nesolagus timminsi. Kelinci yang berwarna belang-belang hitam dan coklat kemerahan ini, diketahui berada di pegunungan Annamite Range di Vietnam dan Laos.
"Spesies yang terancam punah oleh perburuan intensif," imbuhnya.
- Di pegunungan Meksiko terdapat kelinci lain yang terancam punah, masuk dalam salah satu spesies kelinci terkecil di dunia; yaitu kelinci gunung berapi (Romerolgaus diazi).
Penggembalaan ternak dan konversi lahan untuk pertanian diduga memicu ancaman kepunahan kelinci spesies ini.
Kelinci Eropa
Kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus) adalah satu-satunya spesies kelinci yang telah dijinakkan, dan penyebarannya yang luas di seluruh dunia. Namun di daerah asalnya, Semenanjung Iberia, jumlah mereka semakin berkurang.
"Kita membutuhkan tindakan konservasi, karena kelinci-kelinci ini mangsa utama lynx Iberia; yang sedang berusaha bangkit kembali dari statusnya sebagai kucing paling terancam punah di dunia," sebut dia.
Sherratt yang juga anggota World Lagomorph Society atau Masyarakat Lagomorph Dunia (WLS) itu menambahkan, proyek LIFE Iberconejo Eropa baru-baru ini telah dibentuk. Diperlukan langkah tata kelola, yang mengakui perlunya keseimbangan antara kelinci dalam ekosistem yang sehat; dan kelinci sebagai hama pertanian.