Techverse.asia - Profesi dokter menjadi profesi yang paling dipercaya di dunia. Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ipsos kepada 21.515 responden di 28 negara. Meski demikian, pada kenyataannya jumlah dokter di Indonesia masih tergolong kurang. Bahkan bisa dikatakan masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Hal tersebut dipaparkan oleh Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si pada Minggu. Menurutnya, dokter adalah pekerjaan yang mulia, sebuah survei menunjukkan sekitar 59 persen bahwa profesi dokter dapat dipercaya dari total responden yang mengikuti survei.
“Profesi dokter ini merupakan profesi yang mulia. Berdasarkan survei, dokter meraih suara 59 persen sebagai profesi yang paling dipercaya dari total responden yang mengikuti survei. Dan dokter yang disumpah pada periode ini akan menambah tenaga kesehatan yang tergolong kurang di Indonesia,” ungkapnya.
Jumlah ideal dokter yang dimiliki oleh suatu negara jika merujuk pada standar WHO adalah 1:1000, artinya satu orang dokter melayani setidaknya seribu penduduk. Sementara di Indonesia sendiri masih menempati perbandingan 0,47 dokter per 1.000 penduduk.
“Jumlah ini masih sangat jauh dari yang seharusnya. Maka pengabdian dokter di berbagai daerah Indonesia akan dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Tidak hanya itu, kesenjangan terhadap tingkat pelayanan kesehatan di daerah-daerah ke depannya diharapkan juga akan semakin berkembang.”
“Maka dari itu, apabila sudah dinyatakan menjadi dokter setelah selesai studi di Pulau Jawa, kembalilah ke daerah masing-masing. Hal ini akan membantu pengurangan kesenjangan terhadap tingkat pelayanan di setiap daerah Indonesia,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Bendahara 2 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dr. dr. Ita Fauzia Hanoum. Dikatakan Ita, dengan bertambahnya jumlah dokter baru ini menjadi sangat berarti untuk penatalaksanaan kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Mau Olahraga Di Akhir Pekan, Ini Pesan Dokter Asa Ibrahim Kalau Kamu Alami Cedera Jaringan Lunak
“Para dokter baru yang telah diambil sumpahnya, sangat berarti dalam penatalaksanaan kesehatan di negeri ini. Nantinya dokter-dokter muda itu akan bertugas sebagai dokter dimanapun kalian ditempatkan. Maka kalian harus bersiap untuk mengabdi ke seluruh negeri,” ujar dia.
Ita juga mengingatkan kode etik dokter yang harus ditaati oleh para dokter baru tersebut. Sebab, menjadi salah satu pelanggaran profesi apabila dokter merujuk pasien ke dokter spesialis yang tidak kompeten.
“Kemudian mendelegasikan kepada tenaga yang tidak kompeten, melakukan pemeriksaan secara berlebihan hingga membocorkan informasi pasien dan membuka rahasia kedokteran adalah hal yang harus dihindari. Kami harus menaati kode etik profesi kami,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY, Dr. dr. Sri Sundari, M.Kes, selaku juga menyampaikan bahwa dokter baru yang sudah disumpah harus melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memegang teguh nilai-nilai keislaman.
“Sebagai seorang dokter yang sudah melakukan sumpah dan dilantik, kalian harus siap mengabdi kepada masyarakat. Tentunya dengan memegang teguh nilai-nilai keislaman dan kode etik profesi dokter. Jaga nama baik diri sendiri, orang tua, profesi dan almamater. Jalani profesi ini dengan ikhlas dan secara terhormat agar menjadi ibadah,” katanya.