Techverse.asia – Penyelenggara Good Vibes Festival Malaysia menuntut ganti rugi lebih dari US$2 juta atau kurang lebih Rp30,5 miliar dari band The 1975 setelah pentolan Matty Healy melakukan protes di atas panggung terhadap undang-undang anti-LGBTQ negara tersebut sehingga pihak berwenang membatalkan acara tersebut.
Penutupan tersebut mengakibatkan banyak band dan bisnis kecil yang terkena tagihan - termasuk artis lokal dan aksi global seperti The Strokes - juga batal tampil di Good Vibes Festival.
Penasihat hukum untuk Future Sound Asia, agensi di belakang Good Vibes Festival, mengeluarkan surat yang membahas pelanggaran kontrak atas nama The 1975 yang meminta band memberikan kompensasi atas kerugian agensi menyusul batalnya acara tahunan yang digelar selama tiga hari itu.
Dilansir dari Variety, ,enurut surat yang dikeluarkan pada 8 Agustus 2023, band ini memiliki waktu terbatas untuk memberikan kompensasi. Namun demikian, perwakilan band menolak permintaan komentar terhadap tuntutan tersebut.
“Mereka menandatangani kontrak yang mengikat dengan Future Sound Asia untuk tampil dan posisi Future Sound Asia, antara lain, adalah bahwa kewajiban kontrak ini telah dilanggar,” tulis pengacara Future Sound Asia David Matthew dalam pernyataan resminya dikutip, Rabu (16/7/2023).
“Selanjutnya, perwakilan Matty Healy dengan tegas memberikan jaminan tertulis sebelum pertunjukan bahwa pertunjukan langsung Healy dan The 1975 'harus mematuhi semua pedoman dan peraturan lokal' selama set mereka di Malaysia. Sayangnya, jaminan itu diabaikan,” bunyi tuntutan itu.
Matthew melanjutkan bahwa tindakan band The 1975 telah berdampak pada seniman lokal dan bisnis kecil, yang mengandalkan festival untuk peluang kreatif dan mata pencaharian mereka.
Sebagaimana diketahui, The 1975 tampil di ibu kota negara, Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 Juli 2023 lalu di mana Healy membahas pandangan negara tentang pernikahan sesama jenis dan mengatakan dia telah melakukan kesalahan dalam mendunganya untuk tampil di negara tersebut.
Baca Juga: Soul Parking Siap Jadi Pemain Utama Pengisian Mobil Listrik di Indonesia
“Saya tidak melihat gunanya, mengundang The 1975 ke suatu negara dan kemudian memberi tahu kami dengan siapa kami dapat berhubungan seks,” kata Healy sebelum memotong konser, singkatnya slot headlining di Good Vibes Festival.
“Aku minta maaf jika itu menyinggungmu, dan kamu religius, tapi pemerintahmu adalah sekelompok bajingan. Saya tidak peduli lagi. Jika Anda mendorong, saya akan mendorong kembali. Aku sedang tidak mood,” tambahnya.
Setelah menegaskan maksudnya, Healy mencium rekan band prianya - bassis Ross MacDonald - di atas panggung, mengakibatkan grup tersebut dilarang tampil di Malaysia. Menjadi LGBTQ di negara itu adalah ilegal, dengan undang-undang yang ditegakkan secara ketat dan orang-orang queer sering menjadi sasaran kejahatan rasial. Tak lama kemudian, seluruh festival dibatalkan.
Hal ini pun berdampak pada tur mereka di We The Fest 2023 di Indonesia yang digelar pada 23 Juli 2023 di Gelora Bung Karno (GBK) Complex Sports Senayan, Jakarta. Tidak berhenti di situ, jadwal turnya di Taiwan juga terpaksa dibatalkan oleh pihak promotor. Mengenai pembatalan tersebut, The 1975 menyatakan bahwa itu bukan keputusan mereka, melainkan kebijakan dari pihak promotor.
Baca Juga: 88 Degrees & Rising Digelar di Jakarta, Cek Harga Tiket dan Daftar Artisnya
Batalnya konser The 1975 di WTF 2023 digantikan oleh band nasional dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sheila on 7. Duta dan kawan-kawan mendapat tawaran mendadak untuk menjadi bintang tamu menyusul pembatalan The 1975 tampil di WTF 2023. Tampaknya penonton saat itu tidak kecewa dengan keputusan panitia yang menunjuk Sheila on 7 sebagai bintang tamunya mengingat band ini dikenal lintas generasi.