Seorang bayi yang berasal dari Thailand dilaporkan mengalami perubahan warna bola mata, setelah ia bayi laki-laki itu menerima pengobatan umum Covid-19.
Bayi berusia enam bulan itu, didiagnosis mengidap Covid-19 setelah menderita demam dan batuk selama sehari, seperti yang dirinci dalam kasus yang diterbitkan dalam jurnal medis Frontiers in Pediatrics.
Laporan mengenai bayi tersebut diterbitkan pada April 2023, namun tanggal pasti kejadian yang menimpanya tidak diketahui.
Sejumlah media memberitakan, bayi tersebut mendapat resep favipiravir, pengobatan antivirus yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand pada 2022, untuk anak-anak dengan gejala ringan hingga sedang.
"Yang mengejutkan, sekitar 18 jam setelah memulai pengobatan, ibu anak tersebut memperhatikan bahwa mata coklat tua anaknya telah berubah menjadi biru cerah. Ibu yang bersangkutan menghubungi profesional medis dan diinstruksikan untuk segera menghentikan pengobatan," seperti misalnya diungkap oleh The New York Post, yang dilansir pada Senin (11/9/2023).
Setelah sekitar lima hari, perubahan warna memudar dan kornea anak kembali ke warna aslinya. Bayi tersebut diperiksa oleh dokter, dan ditemukan bahwa kornea telah bersih dan tidak ada warna kebiruan, selain itu tidak ada endapan pigmen biru pada permukaan iris atau kapsul lensa anterior.
Baca Juga: Contek Gaya Member NewJeans dengan Koleksi Fall/Winter 2023 dari Levi's
Baca Juga: Mau Bangun Startup? Simak Motivasi dari C-Level Populix dan SerMorpheus
Anak tersebut, pada akhirnya tidak mengalami kerusakan apapun pada matanya dan ia dapat mengatasi gejala Covid-19 dengan baik. Namun, para dokter masih belum meyakini jelas ada tidaknya efek jangka panjang dari perubahan sementara pada warna mata anak tersebut.
Para ahli, mengatakan mereka tidak yakin mengapa favipiravir tampaknya menyebabkan perubahan warna. Tetapi mereka menduga, ada fluoresensi –emisi cahaya yang diserap– yang mungkin disebabkan oleh obat, metabolitnya, atau komponen tablet tambahan seperti titanium dioksida dan oksida besi kuning.
"Tablet Favipiravir ditemukan berpendar di bawah sinar UV di laboratorium, kata mereka, jadi mungkin saja komponen fluoresen obat tersebut akhirnya terakumulasi di jaringan yang berbeda," tulis Live Science.
Vik Sharma, seorang ahli bedah mata di klinik LondonOC di Inggris yang tidak terlibat dalam kasus anak laki-laki tersebut, mengatakan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan penyebab pasti perubahan warna mata dan efek jangka panjangnya.
Penelitian sebelumnya telah mencatat korelasi langsung antara konsentrasi favipiravir dan intensitas fluoresensi, khususnya pada rambut dan kuku manusia.
Efek samping yang paling umum dari favipiravir, termasuk hiperurisemia ringan (peningkatan kadar asam urat), diare, dan neutropenia (penurunan kadar neutrofil sel darah putih), yang bersama-sama menyebabkan sekitar 20% reaksi merugikan.
Baca Juga: Ada 2.483 Startup di Indonesia: Simak Ini Kalau Kamu Mau Mengikuti Jejak Mereka
Baca Juga: Claude Pro: Claude.ai Versi Berbayar Milik Anthropic, Diklaim Punya Kinerja 5x Lebih Oke
Faktor-faktor seperti usia seseorang, durasi pengobatan dan dosis obat dapat mempengaruhi peluang mereka terkena efek samping yang jarang terjadi, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga perubahan warna mata hilang.
Tetapi sekali lagi, karena efek aneh ini baru dilaporkan beberapa kali, tidak jelas secara pasti mengapa atau bagaimana favipiravir mengubah warna bola mata beberapa orang, dan membuat mata sebagian besar orang tetap berwarna aslinya.
"Namun, mengenai obat tersebut telah menyebabkan perubahan warna kornea, ada pada satu kasus lain yang terdokumentasi," tulis laman itu.
Pada 2021, seorang lelaki di India melaporkan kasus pertama efek samping yang tidak biasa dari pengobatan favipiravir.
Seorang remaja berusia 20 tahun yang tidak disebutkan namanya, didiagnosis mengidap Covid-19 dan mendapat resep favipiravir setelah dua hari tidak melihat adanya perbaikan saat mengonsumsi vitamin C, zinc, vitamin A, vitamin D, dan ivermectin.
Namun pada hari kedua pengobatan favipiravir, pria tersebut menyadari bahwa mata coklat tua miliknya telah berubah menjadi biru cerah.
Dokter menyarankan pria tersebut untuk berhenti minum obat, dan matanya kembali ke warna normal hanya dalam satu hari.