Era digital yang terus berkembang seperti saat ini, turut membawa aktivitas belanja online menjadi kebiasaan yang tak terhindarkan. Apalagi, lokapasar begitu kerap memberikan potongan harga dan promo saat momen atau tanggal tertentu, misalnya Promo Belanja 10.10. Hal itu tidak menutup kemungkinan menyebabkan kecanduan belanja online bagi individu di antara kita.
Kecanduan belanja dalam bahasa medis sering dikenal dengan Compulsive Buying Disorder (CBD) ada juga yang menyebutnya Compulsive Shopping Disorder.
Laman National Library of Medicine mengungkap bahwa, orang-orang dengan CBD melaporkan mereka keasyikan berbelanja, merasakan ketegangan atau kecemasan sebelum membeli, dan perasaan lega setelah pembelian.
Baca Juga: Kagendra Wakili Indonesia dalam Turnamen Call of Duty di Amerika Serikat
Baca Juga: 7 Tips Jadi Perusahaan Fintech yang Tangguh
Ciri-Ciri Kecanduan Belanja
Orang yang mengidap gangguan belanja kompulsif sering dilanda dorongan yang tak tertahankan dan sangat kuat untuk membeli barang, meskipun ada konsekuensi negatifnya. Berikut ini ciri lain bila kita kecanduan belanja:
- Sulit menolak bahkan senang membeli barang yang tidak dibutuhkan,
- Sering berbelanja secara spontan,
- Belanja tak terkendali sampai menyebabkan kita kesulitan keuangan,
- Menghabiskan banyak waktu hanya untuk meneliti barang yang diinginkan (bukan dibutuhkan),
- Menumpuk banyak barang yang sudah dibeli namun tak digunakan,
- Membeli barang tak terencana sebagai pelampiasan ketika tak mendapatkan barang yang dibutuhkan,
Baca Juga: Korsel Catat Kasus Pertama Infeksi Naegleria Fowleri: Ini Cara Jaga Diri Dari Si Amoeba Pemakan Otak
Baca Juga: Threads Bakal Hadirkan 'Trending Topic'? Wah, Bisa Makin Mirip X Nih
Kenali Alasan Kita Berbelanja
Dalam kajian medis, tidak ada diagnosis konsisten mengenai belanja kompulsif sebagai gangguan mental, menurut American Psychiatric Association (APA).
"Para peneliti memperdebatkan apakah belanja kompulsif harus diklasifikasikan sebagai gangguan kecanduan, gangguan obsesif-kompulsif, kesulitan pengaturan suasana hati, atau gangguan kontrol impuls," tulis Very Well Mind, dilansir Selasa (10/10/2023).
Pasalnya, dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), belanja kompulsif tidak terdaftar sebagai kecanduan atau masalah kesehatan mental yang berdiri sendiri. Tetapi masalah atau gejala yang ditunjukkan memiliki karakteristik umum yang biasanya terjadi pada gangguan kecanduan lainnya.
Banyak orang berbelanja secara kompulsif sebagai mekanisme mengatasi emosi yang sulit seperti stres, kecemasan, dan harga diri rendah. Namun berbelanja hanya memberikan kelegaan sementara dari perjuangan mereka.
Mengenai kondisi ini, Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Uswatun Hasanah, memberikan penjelasannya.
Menurutnya, kebiasaan belanja kompulsif ini muncul tanpa disadari. Jika sering dilakukan, maka akan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dikontrol atau yang biasa dikenal dengan kecanduan.
Uswatun juga mendorong orang-orang yang merasa memiliki kebiasaan berbelanja tak terkontrol, agar mencari tahu pemicu yang menyebabkan munculnya kebiasaan belanja mereka.
"Apakah karena emosi negatif, perasaan kesepian, peningkatan harga diri atau bahkan ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial," imbuhnya, dilansir dari laman universitas.
Baca Juga: Meta Meluncurkan Fitur AI Generatif untuk Pengiklan
Baca Juga: SmartWheel: Kursi Roda yang Dikendalikan dengan Gerakan Kepala
Cara Mengatasi Kecanduan Belanja
- Miliki dan Jalani Hobi Baru
Kebanyakan orang yang berbelanja secara kompulsif beralih berbelanja ketika mereka bosan atau stres.
Maka, cobalah mencari alternatif aktivitas yang lebih sehat, seperti olahraga, berkebun, ikut komunitas, menghubungi dan bertemu kembali dengan teman lama.
- Buat Daftar Belanja
Ketika harus ke toko untuk berbelanja, atau akan membeli sesuatu di web dan aplikasi lokapasar, buat daftar belanja.
Tantang diri kita untuk mematuhi daftar tersebut, dan tidak membeli barang yang tidak ada dalam daftar.
- Ajak Orang Lain Menemani Saat Berbelanja
Mengajak seseorang seperti teman, keluarga atau orang terkasih lainnya, lalu jelaskan agar mereka membantu kita mengerem keinginan belanja yang muncul saat berada di sana.
- Kurangi Intensitas Membuka Aplikasi Atau Laman Lokapasar
Kurangi intensitas melihat laman lokapasar atau uninstal aplikasi belanja yang dimiliki.
Langkah ini bisa membantu untuk mengurangi keinginan berbelanja yang sering muncul tiba-tiba.