Memasuki akhir pekan, saatnya kembali mengintip kesehatan kulitmu nih.
Kulit kita beregenerasi setiap 28-30 hari. Proses ini akan mendorong sel kulit mati yang menumpuk di pori-pori ke permukaan kulit wajah. Tujuannya, agar sel kulit mati tersebut dapat segera dibersihkan dan permasalahan kulit dapat teratasi.
Membiarkan sel kulit mati terus menumpuk di wajah, berarti membiarkan pula debu, kotoran minyak, dan polusi akan menyumbat pori-pori. Apalagi di musim kering, kemarau dan penuh polusi seperti sekarang.
Kalau sudah begitu, proses regenerasi kulit jadi terhambat. Maka, tidak akan pernah ada kata 'Selamat Datang' untuk kulit sehat, cerah, bersih dan awet muda.
Untuk mengantisipasi kerusakan dan kusamnya kulit karena kondisi tadi, banyak ahli kecantikan dan kesehatan kulit menyarankan kita untuk mengeksfoliasi wajah, setidaknya sekali dalam sepekan. Durasi itu bisa ditambah menjadi dua kali sepekan, tergantung intensitas aktivitas kita di luar ruangan.
Eksfoliasi mampu membuat kulit wajah kita jadi lebih bersih dan cerah. Tetapi melakukan aktivitas eksfoliasi kulit secara berlebihan atau jadwal terlalu intens, dapat menimbulkan sejumlah efek buruk bagi kulit. Apa saja? Simak di bawah ini.
Baca Juga: Seagate Game Drive PS5 NVMe SSD, Kecepatan Transfer 2x Lebih Cepat
Baca Juga: Play Pass Data Package Telkomsel x Google, Beri Akses Ke Ribuan Gim Tanpa Beli Lewat Play Store
Kulit Tampak Mengkilap
Kulit yang tampak mengkilap sering dimaknai sebagai keberhasilan eksfoliasi.
Meski demikian, kita harus lebih jeli. Karena kilap tersebut bisa saja pertanda skin barrier yang terkelupas, terkikis, menipis dan lemah.
Kulit yang berkilau berarti kulit memiliki kelembutan yang dihasilkan dari essence, pelembab, serta produk perawatan yang menjadi sumber hidrasi kulit.
Kilau pada kulit juga bisa disebabkan karena efek tingginya dosis paparan produk yang mengeksfoliasi, misalnya retinol, dan alpha-hydroxy acid (AHA).
"Jadi kalau kulit kamu tampak berkilau setelah melakukan eksfoliasi, sebaiknya sesuaikan lagi jadwal eksfoliasi kita," saran sejumlah sumber, dilansir Jumat (13/10/2023).
Bekas Kemerahan dan Iritasi
Munculnya bekas kemerahan pada kulit, memang umum terjadi ketika melakukan eksfoliasi.
Tapi jika kemerahan tersebut terjadi hingga beberapa jam atau berlanjut ke beberapa hari-hari, maka pertanda jadwal eksfoliasimu sudah melewati ambang batas.
"Saat kulit menjadi gatal atau bahkan timbul rasa terbakar ketika menggunakan produk eksfoliasi, berarti skin barrier telah rusak akibat proses eksfoliasi yang dilakukan sebelumnya. Apabila efek yang sama dirasakan saat menggunakan produk skin care lain, lebih baik kurangi frekuensi dari eksfoliasi kamu," demikian dikutip dari laman Klinik Estetika dr.Affandi.
Baca Juga: Sigra Pimpin Penjualan Mobil Daihatsu Kuartal III/2023
Baca Juga: 9 Studio Gim Indonesia Raih Kontrak Penuh Bersama Penerbit Global
Kulit Kering
Kanal kecantikan di laman CNN mengungkap, terlalu banyak melakukan eksfoliasi juga membuat kulit mengalami dehidrasi dan menjadi kering.
Produksi Minyak Meningkat dan Timbul Jerawat
Eksfoliasi berlebihan juga bisa menyebabkan produksi minyak pada kulit meningkat. Pasalnya, tindakan eksfoliasi yang terlalu sering dilakukan bisa membuat kulit kering.
Kulit akan memproduksi lebih banyak minyak lebih banyak, sebagai respon 'menghidrasi' kulit yang terasa kering.
"Tubuh akan memberi sinyal pada kelenjar sebasea untuk memproduksi lebih banyak minyak (sebum) ketika kulit menjadi kering akibat over-exfoliation. Produksi minyak yang berlebihan ini, dapat menumpuk di pori-pori kulit dan menyebabkan munculnya jerawat," tulis Hallo Sehat.