Techverse.asia - Casio Computer hari ini mengumumkan tiga jam tangan G-SHOCK baru. Ketiga jam tangan tersebut adalah hasil kolaborasi antara G-SHOCK dengan Charles Darwin Foundation, lembaga non profit yang melestarikan lingkungan hidup di Pulau Galapagos, Ekuador.
Model jam tangan baru ini adalah hasil kolaborasi kedua Casio G-SHOCK dengan Charles Darwin Foundation setelah pertama kali terjalin pada 24 tahun yang lalu.
Jam tangan G-SHOCK yang tahan benturan, yaitu GW-B5600CD menampilkan desain dengan siluet dari makhluk yang hidup di Pulau Galapagos, dan kekayaan alam di habitatnya. Didasarkan pada model Casio GW-B5600, jam tangan ini sudah dilengkapi dengan fitur penerimaan gelombang radio serta pengecasan Tough Solar.
Jam tangan GW-B5600CD itu juga menggunakan bahan resin yang terbuat dari bahan nabati pada komponen bezel serta tali jam tangan. Bahan resin tersebut memanfaatkan sumber organik yang terbarukan.
Tiga jam tangan ini punya komponen face dengan motif desain yang unik: hiu martil dengan latar belakang laut pada seri GW-B5600CD-1A2; kutilang Darwin berlatar dedaunan di hutan Scalesia yang merupakan salah satu habitat burung tersebut pada GW-B5600CD-1A3; dan tentunya hewan kura-kura yang menjadi ikon dari Pulau Galapagos dengan latar batuan karang, salah satu habitatnya, pada GW-B5600CD-9. Siluet itu masing-masing tampil di layar LCD saat backlight menyala.
Baca Juga: Casio Buka Virtual G-SHOCK Store di Metaverse dan Luncurkan Mudmaster
Sementara, logo Charles Darwin Foundation terukir pada bagian case back, dan terdapat kalimat dalam Bahasa Spanyol yang memiliki arti "Saya mendukung konservasi Galapagos" dicetak pada tali jam tangan. Sebagian hasil penjualan produk ini akan dipakai untuk mendukung aktivitas konservasi yang dikerjakan oleh Charles Darwin Foundation.
Sebagai informasi, Charles Darwin Foundation adalah lembaga nirlaba internasional yang melestarikan alam di Pulau Galapagos. Lembaga ini menjalankan banyak kegiatan, seperti meninjau kehidupan serta ekosistem Pulau Galapagos baik di laut maupun darat, dan turut meningkatkan konservasi alam di pulau tersebut.
Didirikan pada tahun 1959, Charles Darwin Foundation untuk Kepulauan Galapagos adalah organisasi nirlaba internasional yang didedikasikan untuk penelitian ilmiah untuk konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati di kepulauan Galapagos.
Misi Charles Darwin Foundation dan stasiun penelitiannya adalah untuk mengatasi ancaman dan tantangan terbesar terhadap aneka makhluk dan tumbuhan di Pulau Galapagos melalui penelitian ilmiah dan tindakan konservasi, guna menjaga salah satu kekayaan alam terpenting di dunia.
Baca Juga: Vivo X100 Series Dipasarkan di China, Bawa Chipset MediaTek Dimensity 9300
Kemudian visinya adalah menjadi lembaga penelitian terkemuka dunia yang berdedikasi pada konservasi keanekaragaman hayati dan sumber daya alam Galapagos, serta berkomitmen membangun masyarakat yang berkelanjutan dan kolaboratif untuk mencapai tujuan tersebut.
Sejak didirikan pada 1959 silam, Charles Darwin Foundation dan stasiun penelitiannya telah berkomitmen terhadap konservasi nusantara, bekerja sama dengan Direktorat Taman Nasional Galapagos untuk melindungi dan melestarikan Galapagos.
Casio Computer adalah perusahaan manufaktur elektronik multinasional Jepang yang berkantor pusat di Shibuya, Tokyo, Jepang. Produknya meliputi kalkulator, ponsel, kamera digital, alat musik elektronik, serta jam tangan analog dan digital. Didirikan pada tahun 1946, dan pada tahun 1957 memperkenalkan kalkulator elektronik kompak pertama.
Itu adalah inovator kamera digital awal, dan selama 1980-an dan 1990-an, perusahaan mengembangkan banyak keyboard elektronik rumahan yang terjangkau untuk musisi bersama dengan memperkenalkan jam tangan digital pertama yang diproduksi secara massal.
Baca Juga: Casio Rilis Jam Tangan Khusus Penyelam, Cuma Diproduksi 700 Unit
Casio didirikan sebagai Kashio Seisakujo pada bulan April 1946 oleh Tadao Kashio (1917–1993), seorang insinyur yang berspesialisasi dalam teknologi fabrikasi. Produk utama Kashio yang pertama adalah pipa yubiwa, cincin jari yang akan menahan rokok, memungkinkan pemakainya untuk menghisap rokok sampai ke ujungnya sementara juga membiarkan tangan pemakainya bebas.
Jepang menjadi miskin segera setelah Perang Dunia II, jadi rokok sangat berharga, dan penemuannya sukses.