Kopi telah lama menjadi minuman yang dihidangkan di tengah keseharian masyarakat Asia Tenggara, dengan sejarah yang dimulai sejak tahun 1600-an. Dilansir Jumat (17/11/2023), Momentum Works menggungkap, Asia Tenggara juga merupakan salah satu produsen kopi terbesar secara global.
Sebagai sebuah bisnis, pada 2023, pasar kopi dan kafe modern di Asia Tenggara diperkirakan bernilai US$3,4 miliar. Indonesia dan Thailand merupakan pasar terbesar, dengan omzet masing-masing sebesar US$947 juta dan US$807 juta.
Nilai tersebut setara dengan 27,70% dari total pasar kopi modern di Asia Tenggara yang mencapai US$3,4 miliar pada 2023. Hal itu utamanya didorong oleh ekspansi dari jaringan usaha kopi lokal.
Setelah Indonesia dan Thailand, ada negara Vietnam yang diperkirakan memiliki nilai pasar kopi modern sebesar US$572 juta. Kemudian, Filipina dengan nilai pasar kopi modern sebesar US$445 juta.
Malaysia berada di urutan berikutnya, dengan nilai pasar kopi modern sebesar US$364. Singapura memiliki nilai pasar kopi modern sebesar US$284 juta.
(Sumber: Momentum Works)
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Usaha Warung Kopi Begitu Banyak dan Terus Bertambah
Baca Juga: Tak Mau Bergantung dengan GPU, Microsoft Mulai Merancang Chip Khusus AI
Momentum Works menganalisis, Indonesia dan Thailand bisa menguasai pasar kafe modern karena mereka tumbuh dengan menawarkan rantai produk kopi lokal. Sedangkan Vietnam, negara itu melihat kehadiran jaringan milik asing yang sangat terbatas. Lalu, bagaimana dengan Singapura?
"Seperti biasa, negara ini menghabiskan sebagian besar pendapatan per kapitanya untuk membeli kopi modern di wilayah tersebut," tulis Momentum Works.
Industri kafe modern terbagi dari dua target konsumen berbeda: mass dan premium.
Konsumen mass membeli kopi dari pemain mass (berdasarkan harga dan brand positioning) karena harganya lebih murah. Dari sisi penawaran produk, mereka lebih condong ke arah kopi instan dan tradisional dengan memfokuskan diri pada keunggulan harga. Sedangkan konsumen premium, memilih untuk beli di kafe premium yang harganya lebih mahal, bisa sampai empat kali lipat dari merek mass.
"Akan tetapi, penawaran produk ini menggunakan biji kopi berkualitas tinggi dan teknik penyiapannya lebih canggih. Biasanya, pemain premium ini cenderung berada di lokasi yang lebih premium, mengutamakan pengalaman pelanggan dan suasana toko," demikian kajian Momentum Works.
Diketahui, ada sejumlah pemain kopi dan kafe modern yang cukup besar di Asia Tenggara, beberapa di antaranya juga menguasai pasar di wilayah ini. Merek-merek itu antara lain Starbucks, Dunkin', Inthanin, Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Cafe Amazon, Highland Coffee.
Baca Juga: Dorong Transformasi Digital di Sektor Properti, Sinar Mas Land Implementasi Teknologi AI
Baca Juga: Pawprints Raih Pendanaan Rp27 Miliar, Tahun Depan Launching Produk Makanan Anjing Insect-Based
Jika dilihat dari jumlahnya, mereka menjadi pemain besar coffee shop modern karena jumlah gerai yang begitu banyak.
Misalnya saja Cafe Amazon punya lebih dari 3.900 gerai. Berikutnya Starbucks memiliki lebih dari 2.000 gerai, Dunkin' sekitar 1.300 gerai, Inthanin ada 1.000 lebih gerai dan Highland Coffee diketahui memiliki lebih dari 700 gerai.
Lantas kenapa dua merek lokal Indonesia -Janji Jiwa dan Kopi Kenangan- bisa menguasai pasar Asia Tenggara? Karena Janji Jiwa punya 900 gerai dan Kopi Kenangan punya 800 gerai.