Ditolak Belasan Universitas, Stanley Zhong Direkrut Google Sebagai Engineer

Uli Febriarni
Selasa 21 November 2023, 19:16 WIB
Stanley Zhong (Sumber: Z Fellows)

Stanley Zhong (Sumber: Z Fellows)

Stanley Zhong, seorang lulusan Sekolah Menengah Atas di California, yang viral dan hingga kini masih terus dibahas di sejumlah media, usai ditolak belasan universitas.

Kampus yang menolak Stanley Zhong termasuk MIT, CMU, Stanford, UC Berkeley, UC LA, UC San Diego, UC Santa Barbara, UC Davis, California Polytechnic State University, Cornell University, University of Illinois, University of Michigan, Georgia Tech, Cal Tech, University of Wisconsin, dan University of Washington.

Ada dua kampus yang menerima formulir pendaftaran miliknya, yaitu University of Texas (UT) dan University of Maryland.

Baca Juga: Ini Deretan Bukti Huawei dan Xiaomi Siap Tinggalkan Android dan Google

Padahal, Stanley lulus dari Gunn High School di Palo Alto dengan IPK 4,42, awal tahun ini. Melansir Palo Alto Online, Stanley Zhong mendapatkan skor SAT atau Scholastic Assessment Test 1590 dari 1600.

SAT adalah tes standar yang sering digunakan di Amerika Serikat sebagai salah satu faktor penentu dalam proses penerimaan masuk perguruan tinggi. Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan menyelesaikan soal matematika.

"Selanjutnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai insinyur perangkat lunak di Google," ungkap media yang kami akses Selasa (21/11/2023) itu.

Stanley Zhong merupakan pemuda yang telah mendirikan startupnya sendiri yang bernama Rabbit Sign, pada 2020. Startup itu berjalan di Amazon Web Services, yang kemudian membuat studi kasus di perusahaannya.

Seseorang di Amazon ternyata pernah menyarankan dia bekerja di Google, tapi saat itu Stanley menolaknya karena merasa masih sangat muda. Kala itu seseorang dari Google, yang terkesan dengan profilnya di platform pengembangan perangkat lunak Github, juga menghubunginya untuk menanyakan apakah dia tertarik untuk diwawancara.

Laporan The Messenger menyebut, Stanley masih bisa kuliah, tetapi paling cepat pada 2024.

“Saya sangat beruntung mendapat kesempatan ini dan saat ini, saya akan mempertahankannya setidaknya selama satu tahun. Dari sana saya akan berpikir, 'Apakah saya memberikan kontribusi yang baik dan melakukan pekerjaan dengan baik?' Jika itu masalahnya, saya akan tinggal sampai saya merasa tidak enak badan atau saya benar-benar kehilangan banyak hal karena tidak kuliah," kata Stanley Zhong, mengenai perekrutan dirinya oleh Google.

Baca Juga: Elon Musk Akan Ubah Algoritma X, Akun Kecil Bakal Muncul di Beranda For You

Baca Juga: Tips Menggunakan Google Bard untuk Remaja

Ia menambahkan, dalam ilmu komputer, dari sudut pandang pendidikan murni, banyak hal yang diajarkan di perguruan tinggi, juga dapat ditemukan secara online jika kita ingin mempelajarinya.

"Sebagian besar pengetahuan ilmu komputer saya berasal dari mencari sesuatu, membaca artikel, hal-hal seperti itu. Tetapi ada juga aspek sosial dan jaringan di perguruan tinggi," ucapnya.

Ayah Stanley Zhong, Nan Zhong, pernah ditanya mengenai potensi anaknya itu. Menurut Nan Zhong, ia telah melihat Stanley menulis coding sejak ia berusia 10 tahun

"Dan selama itu, dia memberikan saya cukup banyak kejutan, sehingga saya tidak lagi terkejut dia mendapatkan pekerjaan di Google," ujar Nan yang juga bekerja di Google sebagai manajer rekayasa perangkat lunak. Seraya menegaskan bahwa, ia tidak memiliki cara untuk memengaruhi perusahaan untuk menerima putranya.

Baca Juga: Youtube Kini Izinkan Konten Menyusui dan Tarian Non-seksual untuk Dimonetisasi

Sementara itu, mengenai penolakan yang dialami putranya dan spekulasi adanya diskriminasi ras karena Stanley adalah orang Asia, Nan Zhong mengatakan tidak ada cukup data untuk menarik kesimpulan.

Ia menekankan bahwa di California, ras tidak dapat menjadi faktor, karena negara bagian tersebut mengeluarkan undang-undang pada 1990-an, yang melarang penggunaan ras dalam proses penerimaan perguruan tinggi.

Meski demikian, Zhong dan keluarganya sempat menghubungi Asian American Coalition for Education (AACE), sebuah organisasi nirlaba yang mengadvokasi hak pendidikan anak-anak Asia-Amerika. Dia merekrut lebih dari 100 sukarelawan untuk membangun koalisi, menjangkau perguruan tinggi dan anggota parlemen, mengorganisir demonstrasi, serta mempertimbangkan inisiatif pemungutan suara atau bahkan tuntutan hukum.

"Untuk mencoba mendorong transparansi dalam keputusan penerimaan perguruan tinggi,” katanya, dilansir dari ABC7News.

Baca Juga: Gokil! Apple Pekerjaan Peretas untuk Bikin iPhone Tak Bisa Diretas

Nan Zhong kemudian mengaku, dia mendukung praktik perusahaan Google yang mengabaikan persyaratan pendidikan perguruan tinggi untuk perekrutan.

Mengapa hal ini sangat penting? karena banyak orang di media sosial berkomentar, kasus Stanley tampaknya membuktikan bahwa penerimaan di perguruan tinggi elit tidak menentukan kesuksesan.

Kemudian Nan Zhong mengatakan ini:

Kami ingin mengetahui apakah kantor penerimaan perguruan tinggi memang memiliki praktik menolak siswa yang memenuhi syarat berlebihan. Dan apa definisi dari terlalu memenuhi syarat? Dan mengapa mereka melakukan itu?

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive22 Januari 2025, 22:11 WIB

Toyota Hilux Rangga SUV Concept Hasil Karoseri New Armada, Bisa Muat 8 Penumpang

Kendaraan ini menawarkan Pilihan Basis dari 3 Tipe Hilux Rangga.
Toyota Hilux Rangga SUV Concept. (Sumber: Toyota)
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)