Induk usaha merek mewah Louis Vuitton, yakni Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH), menggandeng Alibaba Cloud untuk mengembangkan bisnisnya di Asia.
Rumah mewah asal Prancis Louis Vuitton diketahui telah bermitra dengan Alibaba Cloud sejak 2019. Kerja sama itu dibangun, untuk membentuk kembali ritel mewah online dengan kecerdasan digital dan Artificial Intelligence (AI) di semua tahap perjalanan pelanggan. Serta memberikan ketangkasan dan ketahanan yang lebih besar ke dalam rantai pasokan.
Group IT Director dan Chief Information Officer LVMH, Franck le Moal, mengatakan bahwa kerja sama bisnis dengan Alibaba Cloud bertujuan untuk mendukung operasi Sephora dan DFS.
LVMH menilai, kedua brand tersebut sangat dekat dengan ekosistem China. Jadi, memiliki ekosistem China di wilayah China, kekuatan ekosistem China, serta ekosistem teknologi yang dekat dengan China sangatlah penting.
Ada sejumlah pertimbangan yang mendorong LVMH menggandeng Alibaba Cloud.
Baca Juga: AI Mendisrupsi Sektor Finansial, Kebocoran Data Patut Diwaspadai
"Pertama, kami melihat teknologi sebagai faktor pendukung yang kuat untuk meningkatkan pertukaran, hubungan, dan pelanggan kami. Bagi LVMH Maisons, memiliki keintiman dan interaksi yang kuat dengan pelanggan untuk menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi, sangatlah penting," kata dia, dilansir dari Alizila, Kamis (30/11/2023).
Pihaknya mempercayai, teknologi mampu memberi peluang unik ini. Itu sebabnya LVMH terus berinvestasi di omnichannel.
"LVMH terus berinvestasi dalam virtual reality dan augmented reality. Kami percaya bahwa jenis fitur tersebut merupakan peluang besar bagi Maison dan Grup kami, untuk menciptakan pengalaman pribadi dengan pelanggan kami," terangnya.
Baca Juga: Nasi Kuning Muna Cung, Kuliner Langganan Keluarga Keraton Yogyakarta
Baca Juga: Harga Tiket Bioskop Se-Indonesia Bakal Sama, Masuk ke Pos Khusus Film
Kedua, LVMH mempercayai teknologi seperti platform AI berbasis data dan solusi cloud, merupakan faktor pendukung yang kuat bagi kinerja manufaktur, rantai pasokan, dan pemasaran omnichannel. Selain itu, itu meningkatkan kemampuan departemen internal perusahaan.
"Tak kalah pentingnya, di dunia yang kita jalani saat ini, kami sangat yakin bahwa teknologi adalah sebuah alat yang mampu membantu karyawan mencapai tujuan mereka, dan mengelola kinerja mereka dengan lebih baik," kata dia.
Sementara itu kala ditanya mengapa LVMH memilih Alibaba Cloud yang berbasis di China, karena mereka tahu, China spesifik dalam dunia teknologi. Sehingga mendukung untuk menciptakan ekosistem yang kuat dan unik di China.
LVMH percaya, jika mereka ingin mengembangkan diri di China, maka mereka harus menunjukkan kerja terbaik. Itu alasan perusahaan yakin kalau Alibaba Cloud adalah salah satu yang terbaik di China.
"Saat ini kami memiliki lebih dari 30 Maison yang menggunakan Alibaba Cloud, dan perjalanannya dimulai di China," imbuh Franck.
Baca Juga: Makin Serius Bermusik, Tatjana Saphira Rilis Single Baru 'Menanti'
Kedua perusahaan juga tengah meneliti potensi pemanfaatan Tongyi Qianwen, Large Language Model dari Alibaba dalam penerapan AI generatif.
Franck mengatakan, LVMH juga berinvestasi di platform untuk kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan dinilai akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan di sisi AI.
Kerja sama kedua perusahaan juga bertujuan untuk meningkatkan kelincahan dan ketahanan dalam rantai pasokan LVMH.
LVMH selalu menjadi pelopor, termasuk sebagian besar rumah mode sejak dulu, klaim Franck. Ia menambahkan, LVMH menempatkan fokus yang kuat pada inovasi dan kreativitas.
Perusahaan melihat teknologi sebagai alat yang kuat, untuk meningkatkan pertukaran dan hubungan dengan para pelanggan. Misalnya di LVMH Maisons, penting untuk memiliki keintiman dan interaksi yang kuat dengan pelanggan untuk menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi.