Taylor Swift sangat populer di dunia musik. Dikabarkan, penampilannya selalu mengguncang di tiap lokasi yang ia datangi. Terkini, Gizmodo mencatat, seorang ahli seismologi mengukur getaran yang disebabkan oleh tur Taylor Swift di Seattle, sebagai gempa berkekuatan 2,3 skala Richter.
Meski demikian, media itu menulis kalau kita tidak akan mengetahui apapun tentang Taylor Swift, bila melihat edisi terbaru pengumpulan data 'Year In Search' Google.
"Setiap Desember, perusahaan menerbitkan daftar istilah pencarian terpopuler tiap tahunnya, tak terkecuali tahun ini. Namun ada satu nama yang jelas absen pada edisi 2023," demikian dilaporkan laman yang dikutip Selasa (12/12/2023) itu.
Ratu pop ini tidak termasuk dalam kategori pencarian trending Google mana pun pada 2023, meskipun Majalah Time baru-baru ini menobatkannya sebagai Person of the Year.
Baca Juga: Pegipegi Pamitan: Ini Prosedur Pelayanan untuk yang Sudah Beli Tiket Perjalanan dan Pesan Penginapan
Shakira berada di puncak musisi yang paling banyak dicari secara global, sementara penyanyi 'Try That In a Small Town', Jason Aldean, menempati posisi pertama di Amerika Serikat. Terlebih lagi, di luar daftar resmi, video promosi Google yang merayakan Setahun Pencarian menyebut, Taylor Swift sebagai 'penulis lagu yang paling banyak dicari.'
"Rupanya, penulis lagu tidak dihitung sebagai musisi. Dan mengapa penulis lagu lain tidak masuk dalam 5 besar, seperti kategori lainnya? Yang lebih aneh lagi adalah data Google sendiri menunjukkan Taylor berhasil mengalahkan Shakira dan Aldean," ulas mereka.
Baca Juga: Layanan Streaming Musik Tidal Memberhentikan Lebih dari 10 Persen Stafnya
Anda dapat melihat popularitas berbagai istilah pencarian menggunakan aplikasi Google Trends.
Swift mengalahkan Aldean setiap hari sepanjang tahun pada 2023, kecuali 16 Juli hingga 22 Juli.
Taylor Swift mengungguli Shakira dengan lebih banyak penelusuran sepanjang tahun, selain pada Januari. Kala itu Shakira yang mengambil posisi teratas, bersamaan dengan penyanyi Kolombia itu merilis lagu yang membanting mantan pacarnya Gerard Piqué.
Taylor Swift merupakan penyanyi perempuan yang lagunya selalu menggebrak pendengarnya, baik di jajaran daftar musik bergengsi maupun konser.
Bukan hanya dikenal mencintai penggemarnya, Taylor juga diketahui memiliki jiwa sosial tinggi. Seperti baru-baru ini, penyanyi yang diidolakan para Swifties itu telah mendonasikan $1 juta kepada Dana Tanggap Darurat Tennessee di Community Foundation of Middle Tennessee, USA Today melaporkan pada hari Senin.
Hal ini terjadi setelah badai dahsyat melanda beberapa wilayah di wilayah tersebut, menyebabkan sedikitnya enam orang tewas, termasuk dua anak-anak. WZTV Nashville melaporkan 13 tornado mendarat di Tennessee pada hari Sabtu, mengutip Storm Prediction Center.
Baca Juga: Pewaris Hermes Beri Warisan Kepada Tukang Kebunnya
CEO yayasan komunitas, Hal Cato, membenarkan kontribusi Swift. Donasi membantu warga yang terkena dampak bencana alam dengan bantuan keuangan, makanan, perumahan sementara, pembersihan puing-puing, dan perlindungan hewan.
Selain banyak kematian, CNN melaporkan ada lebih dari 50 orang terluka, bangunan rusak secara struktural, dan pemadaman listrik berdampak pada penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
Laman Gossip Herald juga mengabarkan Taylor Swift bersama Selena Gomez dan Cara Delevingne, terlihat menghadiri pertunjukan komedi standup Ramy Youssef di New York
Acara yang yang diadakan di Brooklyn Academy of Music, merupakan bagian dari tur ‘More Feelings’ Youssef.
Ramy selanjutnya mengumumkan lewat unggahan Instagram, bahwa seluruh pendapatan dari acara komedi tersebut akan disumbangkan secara penuh kepada American Near East Refugee Aid (Anera) untuk membantu upaya bantuan di Gaza.
Anera merupakan sebuah organisasi non-pemerintah (NGO), didirikan setelah Perang Enam Hari tahun 1967 untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan para pengungsi Palestina.
Organisasi ini berinvestasi dalam renovasi sekolah dan pelatihan untuk guru-guru pada tahun-tahun awal di Palestina dan Lebanon.
Saat ini, NGO ini terlibat dalam penyampaian bantuan kemanusiaan di Gaza, di mana hampir 18.000 orang telah kehilangan nyawa mereka selama ofensif Israel yang berat dan berlangsung selama dua bulan.