Riset yang dilakukan oleh firma jasa profesional Ernst & Young (EY) mengungkap, sebanyak 46% dari 250 karyawan di Indonesia berpotensi untuk meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja (resign) dalam satu tahun mendatang.
Baca Juga: LG Hadirkan Antena Transparan untuk Mobil, Terintegrasi Kaca Mobil dan Sunroof
Baca Juga: Moto Unplugged Kini Tersedia di Perangkat Moto Razr 40 Ultra
Menurut riset yang bertajuk EY 2023 Work Reimagined Survey itu, keinginan resign disebabkan karena para karyawan ingin meraih tiga poin berikut:
meningkatkan kesejahteraan,
mendapatkan gaji yang lebih kompetitif, dan
menapaki jenjang karier yang lebih terjamin.
Berdasarkan atas temuan itu, EY selanjutnya menyarankan agar perusahaan menaruh perhatian khusus pada fluktuasi pasar kerja ini.
EY Asean Workforce Advisory Leader, Samir Bedi, menyebut bahwa perusahaan perlu mempertahankan karyawan berbakat, dengan bekerja bersama menciptakan masa depan organisasi yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan. Itu pada akhirnya membangun kepercayaan dan meningkatkan retensi karyawan.
Dalam keterangan yang sama, EY Indonesia Consulting Partner, Lusi Lubis, menjelaskan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk menyeimbangkan kebutuhan bisnis dan employee engagement.
"Berkomunikasi secara transparan mengenai nominal kompensasi dan remunerasi; memastikan karyawan menerima haknya secara adil dan kompetitif; menerapkan kebijakan pemberian benefit non-moneter, seperti fleksibilitas kerja, work-life balance, dan program penghargaan," kata dia, dikutip pada Senin (18/12/2023).
Baca Juga: Wuling x Telkomsel, Hadirkan Connected Car Terintegrasi IoT di BinguoEV
Temuan menarik lainnya dari riset ini adalah:
Hanya 17% karyawan di Indonesia yang bersedia bekerja di kantor,
45% karyawan di Indonesia memilih bekerja dari mana saja atau fully remote,
Perusahaan dan karyawan di Indonesia sama-sama antusias untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) generatif.
"Sebanyak 44 persen karyawan mengaku sudah menggunakan AI generatif, dan 61 persen perusahaan yakin AI generatif bisa meningkatkan produktivitas bisnis," ujar Lusi.
Lebih lanjut ia memaparkan, riset ini melibatkan 17.050 karyawan dan 1.575 perusahaan di 22 negara dan 25 sektor industri secara global. Jumlah tersebut mencakup 250 karyawan dan 50 perusahaan di Indonesia.
Baca Juga: Acer Swift Go 14: Laptop Bertenaga Intel AI Boost
Terkait temuan adanya karyawan yang memiliki perbedaaan minat atas fleksibilitas kerja (ada yang ingin bekerja di kantor dan suka bekerja remote), telah diriset pula oleh EY pada 2021.
Riset ini mendapati, lebih dari separuh (54%) karyawan yang disurvei dari seluruh dunia akan mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka pasca pandemi COVID-19, jika mereka tidak diberikan fleksibilitas di mana dan kapan mereka bekerja.
Temuan berikutnya, sedikitnya 40% karyawan menginginkan fleksibilitas di tempat mereka bekerja. Rata-rata, karyawan ingin bekerja jarak jauh antara dua dan tiga hari setelah pandemi. Ketika pembatasan pandemi dilonggarkan di negara mereka, 22% lebih memilih bekerja penuh waktu di kantor, dengan 33% responden karyawan mengatakan mereka menginginkan minggu kerja yang lebih singkat.
"Sikap terhadap retensi pekerjaan berbeda-beda berdasarkan usia, dengan generasi milenial dua kali lebih mungkin untuk berhenti dibandingkan generasi baby boomer," tulis riset tersebut.
Laporan ini mengeksplorasi sikap dan pengalaman karyawan untuk bekerja selama pandemi dan memasuki kondisi new normal. Survey mengambil pandangan lebih dari 16.000 karyawan di 16 negara dan berbagai industri serta peran pekerjaan.
Baca Juga: Mengenal Aplikasi Jagat, Media Sosial Berbasis Peta untuk Cari Teman Baru
Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa, fleksibilitas dapat bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan. Kerja fleksibel adalah cara baru untuk menarik dan mempertahankan talenta-talenta terbaik.
Pengusaha yang ingin mempertahankan orang-orang terbaik saat ini dan di masa mendatang, perlu menempatkan pekerjaan yang fleksibel sebagai prioritas utama dalam strategi talenta mereka.
Baca Juga: 1 dari 5 Gen Z Pakai AI untuk Memudahkan Komunikasi, Samsung Hadirkan Galaxy AI