Limbah sampah seperti sisa ampas olahan rumah tangga, plastik, logam, hingga air, selalu ada hasil daur ulangnya yang dikenal luas.
Tetapi bagaimana dengan limbah kaca? Padahal, kehidupan keseharian kita tidak jauh dari produk yang menghasilkan limbah kaca.
Ternyata, limbah kaca bisa didaur ulang menjadi produk bernilai jual dan berkelas seperti perhiasan. Itulah yang dilakukan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Ngagel Tama Selatan, Surabaya.
Perhiasan mewah dengan model-model cantik dan bercita rasa seni tinggi itu, juga telah mendunia dengan label 'artistica jewelry.'
Baca Juga: Sony, Canon, Nikon Kembangkan Teknologi Anti AI
Pemilik UMKM artistica jewelry, Sieltje Kurniawan, mengatakan bahwa artistica jewelry menyajikan konsep mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai.
"," kata dia, dikutip dari keterangannya di laman Pertamina, Sabtu (6/1/2024).
Konsep ini sejalan dengan produk di galeri artistica jewelry, yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas.
Saat ini, 90% produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.
Sieltje mengungkap, pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya. Namun, ia dan timnya merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle.
Baca Juga: Kamera Sharp R8s Pro Dinobatkan yang Terbaik Versi Selular Editor’s Choice 2023
"Akhirnya kami mulai memproduksi karya dari limbah plastik, limbah kaca, limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lain, menjadi bros, anting, gelang, kalung," kata Sieltje.
Ia mengungkap, untuk limbah kaca, mereka mendapatkannya dari bekas botol parfum, keramik pecahan piring dan cangkir.
Diakui Sieltje, untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggan, artistica jewelry berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur.
Hal itu dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle, untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.
"Mereka mengerjakan dengan cara tradisional, sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan," lanjutnya.
Baca Juga: Samsung Beri Indikasi Galaxy S24 Ultra Bakal Punya Fitur Zoom Galaxy AI
Baca Juga: Hasil Studi: Rekan Kerja Bisa Goyahkan Gaya Hidup Sehat
Kolaborasi ini, kata Sieltje, bertujuan untuk memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekedar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bisnis yang dijalankan artistica jewelry juga berfokus kepada pengembangan anak muda.
Ikut turut melanjutkan usaha orang tua yang dirintis sejak 2016, Sieltje membuka kolaborasi yang luas bersama pemulung, panti asuhan, menerima magang dari SMK dan Universitas, bekerja sama dengan Diaspora, Disperindag, Dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi. Termasuk memasarkan produknya secara lokal, internasional, dan melalui e-commerce luar negeri.
"Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi," sebutnya.
Baca Juga: Reku Luncurkan Fitur Investment Insight, Begini Fungsinya
Konsep pemanfaatan limbah dan pemberdayaan kelompok UMKM ini, menjadikan artistica jewelry sebagai pemenang ke-3 Pertapreneur Aggregator 2023. Program Pertapreneur merupakan kompetisi proposal bisnis mitra binaan Pertamina, yang berdampak bagi komunitas dan lingkungan.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajar Djoko Santoso, mengatakan bahwa UMKM dengan produk yang berfokus pada isu lingkungan akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global.
Untuk itu, Pertamina memiliki program pembinaan kepada UMKM binaannya, dengan menerapkan program Go Green dalam menjalankan bisnisnya.